Chapter 16

6.9K 746 13
                                    

"Ketika aku mulai berusaha menyadari perasaan ini, ketika itu pula aku tau gadis itu menyukai pria lain."

"Sehun"

______________________________

"Luhan, tunggu sebentar!" cegah EunYoung begitu berhasil meraih salah satu tangan Luhan. Pemuda yang ditariknya seketika menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahnya.

"Ada apa?"

"A-da yang i-ngin kuta-nyakan," ucap EunYoung seraya mengatur irama napasnya yang berantakan karena sejak tadi berlari berusaha menyusul kepergian Luhan.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Luhan sedikit penasaran.

EunYoung mulai menegakkan tubuhnya yang sebelumnya sedikit menunduk karena kelelahan. "Mengenai bekal yang kubuat untuk Sehun beberapa hari yang lalu..." EunYoung menggantung kalimatnya. Ia sengaja tidak langsung melanjutkan ucapannya karena ingin melihat ekspresi yang ditunjukkan Luhan, namun ia sulit mengartikan ekspresi itu.

"Ada apa dengan bekal yang kau buat itu?" tanya Luhan polos.

"Aku sempat menitipkannya padamu sebelum aku memberikannya pada Sehun, bukan?"

Luhan mengangguk pelan, "Lalu?"

EunYoung menelan ludahnya gugup. Ia agak ragu untuk melontarkan pertanyaan berikutnya. Ia takut justru Luhan akan tersinggung dengan ucapannya.

"Sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan?" Luhan mulai terlihat tidak sabar menunggu EunYoung bersuara. Gadis di depannya hanya terdiam cukup lama sambil terus saja menatapnya. "Apa kau berpikir aku telah menaruh sesuatu yang membahayakan ke dalam bekal itu?" tanya Luhan penuh curiga.

EunYoung hanya diam mengamati setiap ekspresi pemuda di depannya, "Apa benar bukan kau?" tanyanya memastikan.

"Kau menuduhku?" Nada suara Luhan mulai meninggi. Raut wajahnya menandakan bahwa ia sangat tidak suka dituduh seperti itu.

EunYoung tidak menjawab. Ia sungguh sulit mengartikan ekspresi itu.

Apa benar bukan Luhan yang telah mencelakakan Sehun? Atau ia terlalu pintar bersandiwara? bimbang EunYoung dalam hati.

"Aku kecewa padamu. Kupikir kau percaya padaku!" lanjut Luhan dengan nada tertahan. Beberapa detik kemudian ia mulai berbalik dan melanjutkan langkahnya menjauh dari EunYoung yang hanya kaku di tempatnya berdiri.

EunYoung dibuat makin frustasi dengan semua keadaan ini.

Bila bukan Luhan, lalu siapa lagi? tanyanya pada diri sendiri sambil mengacak-ngacak pelan rambutnya yang terurai.

"Bila benar bukan Luhan yang melakukannya, lalu menurutmu siapa lagi yang mungkin?" tanya Jessica sambil merapatkan kursi kantin yang ia duduki agar semakin dekat dengan EunYoung.

"Entahlah, yang kutahu tidak ada lagi yang menyentuh bekalku sebelum Sehun, selain dia," jawab EunYoung lemah. Ia tidak bermaksud menuduh Luhan adalah pelakunya, EunYoung hanya ingin membuat dirinya sedikit terlepas dari beban pikiran orang-orang yang terus saja menyudutkannya. Paling tidak, apabila ia berhasil mengetahui siapa pelaku yang tega mencelakai Sehun, EunYoung bisa sedikit bernapas lega.

"Apa Sehun baik-baik saja?" Jessica mencoba mengganti topik pembicaraan.

"Sepertinya tidak terlalu baik. Walaupun ia bersikeras mengatakan dirinya baik-baik saja, tapi aku tau ia sedang berbohong. Kemarin kulihat wajahnya sangat pucat," ucap EunYoung dengan nada khawatir.

Be My lady (Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang