A-apa? Berpencar? Apa kau yakin?"
"Ya, aku akan memberi taumu bila aku telah menemukan kunci itu. Kita akan segera keluar dari tempat ini ."
"Apa? Kau bilang, kau yang akan lebih dulu menemukan kunci itu? Tidak akan! Aku yang akan lebih dulu menemukannya."
"Cih, berhenti bermimpi! Lihat saja, sebentar lagi kau akan menangis karena kalah!" cibir Sehun lalu kembali melangkah menuju tangga untuk naik ke lantai dua.
EunYoung menatap kesal kepergian pemuda itu. Beberapa detik kemudian perasaan takut kembali menghinggapinya. Ia kini telah benar- benar sendiri. "Apa ia benar-benar tega membiarkanku sendiri?"
Dengan sisa-sisa keberaniannya, EunYoung perlahan melangkah memasuki sebuah ruang kelas yang paling dekat dengannya. Dari papan nama di pintu tersebut, EunYoung tau bahwa kelas itu adalah ruang kelas sastra.
EunYoung mulai melakukan usahanya mencari kunci itu di setiap meja di kelas itu. Langkahnya perlahan dan hati-hati. Kerja jantungnya yang semakin cepat masih sulit ia kendalikan. Sekuat tenaga ia berusaha untuk bersikap berani.
BRAAKK!!
Suara bantingan pintu terdengar nyaring di belakang Eunyoung. EunYoung menoleh cepat dan segera mengarahkan senternya ke pintu kelas. Tertutup. Deg! Riana benar-benar takut saat ini.
"Siapa itu?" tanyanya memberanikan diri. Kakinya yang kaku ia paksakan berjalan mendekati pintu. "Sehun, kau kah itu? Kumohon jangan coba menakut-nakutiku,"
Tidak ada jawaban hingga EunYoung telah berdiri di balik pintu itu. Tangannya melayang meraih handle pintu dan mencoba membukanya.
Terbuka, pintu itu tidak terkunci. Untuk beberapa detik, EunYoung dapat menghembuskan napas lega. Namun sedetik kemudian ia kembali dibuat ketakutan saat mendengar alunan permainan piano yang merdu dari ujung lorong.
Bulu kuduk Eunyoung mendadak berdiri. Tubuhnya lemas saking takutnya. "Bagaimana ini?" tanyanya panik. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. "Sehun, kau dimana? Bisakah kita mencari kunci itu bersama- sama?" Eunyoung kembali berjuang menuntun langkahnya untuk berjalan mendekati suara alunan piano itu. "Sehun, kumohon berhentilah bermain- main. Aku ingin segera keluar dari tempat ini!" rengek Eunyoung hampir menangis. Langkahnya terhenti begitu alunan suara piano sudah tidak terdengar, berganti dengan suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Eunyoung menutup kedua matanya rapat-rapat sambil menyandarkan tubuhnya di tembok lorong hingga merosot. Senternya masih digenggamnya erat, namun ia tidak berani menggerakan tangannya untuk memastikan pemilik langkah-langkah berat itu.
Beberapa saat kemudian terdengar pintu-pintu kelas di sepanjang lorong itu tertutup nyaring bergantian. Suara hentakan jendela-jendela kelas yang terbuka dan tertutup bergantian pun semakin membuat Eunyoung ketakutan. Ia bahkan hampir pingsan di tempat. Air matanya mengalir, ia hanya berharap sosok gadis yang diceritakan Taehyung tadi tidak menampakkan diri di hadapannya atau ia akan benar-benar pingsan di tempat.
"Aaarrggkkh!! Kumohon jangan ganggu aku. Aku hanya mencari sebuah kunci, setelah itu aku pasti akan segera pergi dari tempat ini." EunYoung memohon sambil menangis. Matanya masih ia pejamkan rapat- rapat.~~~~~~~~•••~~~~~~~
Sehun menahan tawanya ketika mendengar suara EunYoung memohon- mohon entah pada siapa. Ia cukup puas karena telah menakut-nakuti gadis itu sejauh ini. Bantingan pintu, alunan suara piano serta langkah- langkah kaki yang berat, semua itu adalah ulahnya untuk mengerjai Eunyoung
Setelah puas memberi Eunyoung pelajaran, ia segera berlalu pergi dari tempat itu untuk melanjutkan usahanya mencari kunci yang dimaksud. Ia kembali melangkah menaiki anak-anak tangga menuju ke lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My lady (Sehun)
RandomCerita ini bukan aku yg bkin aku Boleh ngeshere aja cuma mau nyeritain lgi tapi pemerannya aku ganti pake artis EXO. _________________________________ Seorang gadis Biasa yang harus rela menjadi pembantu selama 1 bulan karna telah menipu laki-laki...