Naysila Safira.
Akhirnya kita bertemu lagi meski belasan tahun berlalu. Mengingat namanya saja membuat senyumku kembali terbit sejak insiden tadi pagi di taman.
Ah, maksudku bukan sebuah senyum bahagia jika tadi pagi, melainkan senyum terpaksa dan lebih mirip seringai aneh saat bertemu seorang teman lama.
Namun kali ini memang senyum yang amat asli, mengingat memory lama yang berhasil kukorek, menerawang jauh pada usia kami yang menginjak lima tahun waktu itu. Masih kuingat bagaimana malunya dia saat kucium di depan semua teman yang hadir hingga kemudian berubah kekesalannya yang tak berujung padaku.
Saat itu pesta ulang tahunnya yang kelima, usia yang sama denganku. Hanya saja aku lahir beberapa bulan lebih dulu darinya. Acara hampir selesai, beberapa permainan sudah berakhir dan tiba saatnya setiap orang akan maju untuk mengucapkan selamat sebelum berpamitan pulang.
Aku, yang masih memegang hadiah dengan langkah berani maju mendahului semua orang untuk mengucapkan selamat. Sila yang amat cantik dengan balutan gaun berenda bunga serta bando Hello Kitty menghiasi kepala, membuatku dengan tanpa malu menyerahkan kado yang sedari tadi kupegang, berbeda dengan teman lain yang langsung ditumpuk begitu saja pada meja khusus untuk menampung semua kado. Menyerahkan tepat di hadapanya, diterima Sila dengan senyum paling manis yang membuatku kegirangan. Kemudian tanpa memikirkan resiko apapun karena memang usiaku masih lima tahun, kumajukan bibirku mengarah ke pipinya yang menggemaskan. Awalnya dia memang tersenyum malu namun karena riuh suara penonton menyoraki aksi kami, wajahnya berubah cemberut.
Dengan malu-malu tapi mau aku bergegas mundur kembali ke kursi. Suara MC yang menenangkan sorak sorai penonton membuat keriuhan berakhir. Ucapan selamat dari setiap tamu kembali dilkasanakan, dan sepanjang acara terakhir itu nada kesal dari wajah Sila masih terus berlanjut. Sangat menggemaskan melihat tingkahnya yang melirikku tajam sembari menyalami teman-temannya. Disaat semua teman-teman yang lain sudah pergi meninggalkan rumah Sila untuk pulang, aku masih terus memperhatikannya yang sedang tertawa riang karena mendapat ciuman dan hadiah dari sepupunya yang kutahu namanya Mbak Adel.
Kulihat Mama dan Papa sibuk berbincang dengan orang tua Sila. Entah pikiran dari mana aku langsung menghampiri gadis manis yang masih tertawa bersama Mbak Adel, menciumnya lagi di pipi sebelah kanan karena posisinya menyamping dari tempatku berdiri.
Dan kalian tahu reaksi Sila setelah kucium untuk kedua kalinya? Diraihnya pergelangan tanganku kemudian dicubitnya daging yang sedikit menggelambir di lengan bawah dekat ketiak dengan amat keras seakan itulah sasaran empuk untuk cubitan mautnya. Aku menjerit kesakitan sedang sila menjerit kesal.
"Mama! Ley nakaaallllllllll! Teriaknya membuat seluruh anggota keluarga menoleh ke arah kami. Tante Dinda melepas kebrutalan anaknya dibantu Om Denis dan Om Rangga yang memegangi Sila, sedangkan Mama menarikku agar lepas dari cakaran kuku Sila yang diberikannya kemudian karena aku memencet hidungnya berharap dia melepaskan cubitan pada lenganku.
Alih-alih berhasil, tangan satunya mencakar pipiku hingga kurasakan perih. Papa menggendongku pulang dan Mama meminta maaf pada keluarga Tante Dinda. Sesampai di rumah Mama mengobati lukaku yang lebam biru di lengan serta goresan pada pipi. Bukannya di rumah aku dibela, Mama mengomel sepanjang hari dan Papa menjewer telingaku karena sudah membuat malu dengan tindakan mesumku.
Lah Papa, aku ini juga belajar dari Anda. Siapa suruh tiap hari mesra-mesraaan sama Mama di dapur, di sofa, di taman bahkan di kolong kursi juga pernah. Anakmu juga pengen Pa!
Dan sejak saat itu setiap hari Sila mendiamkanku padahal kami satu kelas dan saat berangkat pun kami satu mobil tapi tetap saja dia tidak pernah melihat atau menegur bahkan bercanda seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Love
HumorReyhan tak menyangka jika gadis kecil yang ia berikan boneka Teddy Bear saat ulang tahun dulu telah kembali. Gadis manis yang ia kecup pipi gembulnya saat keduanya masih merasakan tawa riang bersama di Taman Kanak-Kanak itu, berubah. Sila mendapat t...