Rey tak bisa menyembunyikan rasa malunya lagi begitu Rangga memergokinya dalam keadaan rambut acak-acakan, dasi serta kemeja yang sudah lepas beberapa kancing bagian atas.
Memandang lurus meski senyum dikulum dari bibir Rangga sangat kentara, ia melirik sekilas melalui ekor matanya. Sungguh ia benar-benar bingung dengan jawaban apa yang nanti akan ia berikan pada orang tua gadis pembawa masalah jika ditanya hal yang terjadi di dalam mobil.
Kami bertengkar, Om.
Sila menarik dasi sampai saya hampir mati tercekik.
Maaf, saya tadi menarik hidung dan pipi anak Anda.
Saya hanya membela diri karena anak Anda terlalu beringas.
Argggghh!
Rey mengerang dalam batinnya sembari otaknya memikirkan jawaban yang hendak diberikan pada Rangga, yang saat ini terlihat mengobrol dengan Sila di luar mobil. Setelah kedatangan Rangga, dan Sila yang berteriak kesal, anak itu keluar kemudian berbincang dengan papanya, entah apa yang mereka bicarakan Rey tak ingin tahu. Melalui spion mobil ia melirik Sila tengah merajuk pada Papanya.
Singa betina bisa merajuk juga?
Rey tertawa dalam hati melihat kelakuan gadis aneh bernama Sila. Tadi ia tampak sangat anggun saat pesta berlangsung, kemudian berubah menjadi singa datang bulan dan sekarang, merajuk manja dengan menggelayut pada lengan Papanya.
Sialan!
Kenapa wajahnya sangat manis saat merajuk seperti itu. Rey merasa otaknya sedang dalam masalah karena baru saja mengatakan gadis jelmaan macan, kembaran singa itu terlihat sangat ... manis.
Diketuk-ketukkan kepalanya pada kemudi berharap otaknya yang konslet segera memperbaiki secara otomatis.
*******
"Aku pulang bareng mobil Papa ya?" rajuk Sila pada Papanya yang memergoki dirinya tengah bertarung dengan pria menyebalkan.
"Papa baru sampai, Sayang. Lagian ada Rey yang antar kamu. Papa sama Mama masih mau jalan dulu sebelum pulang." Rangga menolak gangguan yang merusak rencana kencannya dengan Dinda jika ia mengizinkan anaknya menumpang di mobil.
"Tapi Rey merasa terganggu kalau aku ikut mobilnya," alasan Sila mencoba mengiba pada papanya. Dan Rangga tetap menggeleng. Lagipula Rangga melihat aksi kedua teman lama yang kembali bertemu itu masih saja saling bermusuhan. Mereka terlihat mulai mengulang kisah lama yang sangat menarik.
Insiden masa lalu tersebut sangat diingat oleh Rangga karena baru pertama kalinya ia melihat anak gadis yang terlihat ceria dan menggemaskan tiba-tiba berubah karena tingkah usil Rey yang menciumnya tiba-tiba.
Rangga tahu jika Rey sangat menyesal dan berusaha meminta maaf berkali-kali pada anaknya yang tidak ditanggapi, malah menyetujui tinggal di Jogja dengan salah satu alasan menghindari bertemu dengan Rey.
Lalu, saat ini keduanya sudah sama-sama dewasa dan aura permusuhan itu masih saja terlihat. Sebenarnya, jika kedua anak tersebut dapat berteman baik, akan sangat cocok. Rey yang begitu ambisius, gila kerja, disiplin dan berotak bisnis disandingkan dengan jiwa sosial Sila yang patut diacungi jempol, pekerja keras, penuh semangat dan dedikasi serta pembawaanya yang sangat riang.
Sudah tentu akan menjadi kombinasi yang luar biasa. Karena itulah Rangga melibatkan anaknya langsung dalam perusahaan sengaja sebagai sekretaris tanpa diketahui oleh semua karyawan jika hubungan keduanya adalah orang tua dan anak.
"Ada apa sih, Sayang?" Dinda yang merasa suaminya tak kunjung kembali ke dalam mobil menyusulnya.
"Ma, masak aku nggak boleh ikut pulang mobil Papa." Sila mencoba mencari dukungan dari Mamanya.
"Memangnya mana Rey? Tadi bukannya kamu berangkat sama dia?" Dinda mengedarkan pandangannya mencari mobil Rey sambil berseru, "Rey!"
Sila cemberut karena ulah kedua orang tuanya yang malah mengumpankannya pada pria menyebalkan di sana.
Rey turun dari mobil dan menghampiri keluarga tersebut, "Iya, Tante."
"Maaf Rey kalau Sila merepotkan. Tapi, apa kami bisa minta tolong untuk mengantarnya sampai rumah? Karena kami baru saja sampai belum sempat masuk ke dalam," jelas Dinda yang memang ia dan suaminya baru datang padahal hari mulai malam sedangkan ia belum masuk untuk mengucapkan selamat pada tuan rumah.
"Tapi Ma, Pa, aku nggak keberatan kalau ikut masuk lagi dan nunggu kalian selesai." Sila begitu bersikeras ingin menghindari berduaan dengan Rey. Jika bukan karena paksaan Papanya untuk menghadiri undangan tersebut dengan dalih agar lebih mengenal siapa saja kolega bisnis perusahaan, tentu Sila sudah menolak habis-habisan. Apalagi harus datang berdua dengan laki-laki perebut ciuman pertamanya tersebut, oh ... cabut saja nyawanya sekarang.
"Baik Om, Tante. Ayo Sil, kita pulang." Dengan sigap Rey menggenggam jemari tangan Sila dengan lembut. Sila yang shock tangannya disentuh hanya melongo sambil mengangguk patuh mengikuti langkah Rey menuju mobil.
Rangga dan Dinda tersenyum ramah pada Rey yang berpamitan padanya. Begitu mobil Rey melaju, kedua orang tersebut bergegas menuju pesta.
Di dalam mobil, kedua orang tersebut saling diam dengan pikiran absurd yang menggelayuti kepala masing-masing.
Rey merasakan getaran halus kulit tangan Sila yang sempat digenggamnya, begitu menimbulkan rasa lembut yang merasuki indra perabanya.
Tak jauh berbeda dengan Sila yang merasakan sengatan listrik tiba-tiba saat tangannya digenggam oleh pria mesum di sampingnya. Aliran listrik yang menyengat hingga saraf peraba namun juga hangat bercampur nyaman membuai perasaannya. Sentuhan yang berefek pada kata ketagihan dari keduanya.
Dengan gerakan bersamaan kedua telunjuk dua orang tersebut terangkat maju memencet tombol radio. Secara bersamaan jari telunjuk tersebut menuju arah yang sama, tombol On.
Begitu kulit telunjuk mereka bersentuhan bertepatan dengan lagu Desire yang mengalun, membuat kedua pasang mata mereka saling bertatapan.
Telunjuk keduanya tak lagi saling bersentuhan saja melainkan jemari keduanya saling bertautan. Jemari tangan kiri Rey membelai lembut jemari tangan kanan Sila masih dengan saling menatap.
Tatapan yang diikuti naluri karena dorongan suasana temaram.
--------------------------------------Bab selanjutnya bisa langsung cek ke http://Dreame.com dan ketik judul Cassava VS Cheese atau namaku Icha Rizfia
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Love
HumorReyhan tak menyangka jika gadis kecil yang ia berikan boneka Teddy Bear saat ulang tahun dulu telah kembali. Gadis manis yang ia kecup pipi gembulnya saat keduanya masih merasakan tawa riang bersama di Taman Kanak-Kanak itu, berubah. Sila mendapat t...