6. Lagu Pengiring

9.6K 678 41
                                    

Pandangan pertama awal aku berjumpa.

Seolah-olah hanya impian yg berlalu.

Sungguh tak kusangka dan rasa tak percaya.

Cowok setampan dia datang menghampiriku.

Hampir-hampir aku tak sadar dibuatnya.

Sungguh karena dia,
Aku di depannya,
Memberanikan diri,
Bergaya dan bernyanyi.

Pandangan pertama awal aku berjumpa.

Memang kecantikannya,
Dan kelembutan hatinya,
Membuat aku berani,
Menghadapi dunia.

Entah sihir apa yang membuat tatapan keduanya terasa magnet yang saling menarik ke dasar kedalaman masing-masing. Alunan musik sebagai pengiring sentuhan intens tersebut sudah berubah menjadi lagu dangdut yang menjadi soundtrack salah satu film favorit rakyat Indonesia karena seri-nya sudah beberapa film dengan judul yang sama dan pemain wanitanya masih sama juga sejak awal.

Mobil Rey masih berhenti di tempatnya karena memang sejak masuk dan berniat mengantar gadis di sebelahnya ini, tak kunjung ia lajukan malah saling menyentuh seperti saat ini.

Jemari Sila yang mungil ditangkup lembut oleh jemari Rey. Rasanya hangat dan nyaman, seketika laju jantung keduanya berdetak tak karuan. Rey bersumpah jika waktu berhenti berputar saat ini juga, ia ingin melambatkannya karena sentuhan ini terasa menyengat alirah darahnya. Naluri lelakinya tiba-tiba terbangun dari tidur panjangnya bertahun-tahun lamanya, hanya karena sentuhan kecil berujung genggaman erat.

Tangan kirinya melingkupi penuh telapak tangan Sila serta jemarinya menyela diantara jemari gadis itu seakan celah kosong yang diciptakan Tuhan antara jari jemari Sila adalah untuk jarinya yang menyelip di sana.

Sila menatap manik mata Rey yang juga menatapnya. Sedari tadi suara yang biasanya ingin meledak di hadapan laki-laki ini, sekarang malah terasa kelu.

Ke mana perginya rasa benci yang bercokol sejak insiden memalukan masa lima tahunnya dulu? Diakui Sila jika tatapan itu membuatnya seperti ditarik kuat menuju pusaran air yang kemudian ia dapat menikmati segarnya penuh suka cita.

Sementara bagi Rey, tatapan Sila membuat debaran jantung yang biasanya sangat laju ketika melakukan olahraga, kini lebih dahsyat rasanya. Pusaran manik itu mendorongnya ingin masuk, menyelam dan merasakan sesuatu yang basah. Diliriknya bibir ranum berlapis lipgloss merah jambu yang digunakan Sila. Dimajukan wajahnya perlahan kemudian memejamkan mata.

Didekatkan bibirnya menempel pada bibir Sila. Gadis itu tampak kaget karena tangan dalam genggaman Rey sedikit begerak. Rey segera menenangkan dengan mengeratkan lebih rapat. Bibir Rey mengecup lembut permukaan bibir Sila.

Perlahan ia melumat hati-hati bibir yang sejak dulu menjadi biang masalahnya. Sila hanya diam tak bereaksi karena yang sanggup dilakukannya hanya diam memejamkan mata menikmati sentuhan bibir Rey yang ternyata membuatnya sangat lemas. Nafas hangat keduanya saling menerpa kulit pipi. Rey memiringkan kepalanya saat melumat bibir Sila, merasa gairahnya bersorak girang sambil disko bersama DJ Una.

Hanya dalam kepalanya, karena pada kenyataanya ciuman itu diiringi lagu -Basah- yang terdengar jelas di telinga keduanya. Bahkan semakin menyulut percikan api yang lama padam milik Rey, kini seakan ingin dikobarkan dengan semangat perjuangan dari Jendral Soedirman, Pattimura, Bung Tomo serta rakyat Indonesia yang melawan penjajah dalam merebut tampuk kemerdekaan.

Toktoktok!

Sura ketukan kaca mobil mengembalikan kesadaran Sila yang sempat terbuai. Begitu tersadar, ia langsung mendorong tubuh Rey hingga kepala laki-laki itu terantuk kaca mobil. Melirik sekilas gangguan yang timbul barusan ternyata seorang anak kecil menawarkan koran, membuat Rey sontak mengibaskan telapak tangannya tanda menolak.

"Dasar penjahat bibir!" geram Sila sambil menyeka bibirnya dengan tissue yang memang tersedia di mobil Rey. Rey baru menyadari jika bibir gadis itu sedikit bengkak. Bukankah itu rekor baru baginya yang selama hidup belum pernah mencium gadis manapun, sekarang malah membuat bengkak dalam sekali lahap. Oh, mari beri tepuk kaki pada Rey yang mulai mencium lagi setelah ciuman pertamanya pada seorang gadis kecil membuat wajahnya penuh cakaran maut.

Rey melirik horor pada gadis di sebelahnya yang jiwa singa betina-nya mulai bangun. Kemudian dengan lirih ia berujar, "Maaf."

"Cepetan pulang!" perintah Sila membuat Rey terksiap dan segera melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota dengan kebisuan. Suara radio yang berubah menjadi ocehan penyiar membuat Rey bersyukur. Setidaknya untuk saat ini ia tidak akan terpengaruh dengan musik yang tengah menyala.

Dan jika saja ia memiliki daftar nomor telepon saluran radio tersebut, saat ini juga ia akan menghubunginya dan melarang memainkan musik dari Aura Kasih - Mari Bercinta. Karena ia tidak sanggup membayangkan jiwa primitifnya melesak bangun dan menuruti lirik lagu tersebut. Apalagi sudah tersedia lawan di sampingnya dan tempat nyaman di dalam mobil. Stidaknya ia bisa melakukannya di belakang agar tidak begitu mencolok terlihat dari kaca depan meski dengan gerakan yang sedikit tidak leluasa. Oh satu lagi, keadaan malam yang gelap seperti saat ini juga amat mendukungnya untuk saling mengahangatkan sambil berteriak memanggil nama masing-masing mencapai puncak.

Tidak!

Rey menggeleng kepalanya kuat-kuat agar otak konsletnya tidak semakin parah. Kenapa berdekatan dengan singa di sebelahnya menjadikan dian makhluk dengan berbagai jenis karakter?

_______________

Hate To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang