Chapter 4: Disaster

4.9K 346 7
                                    


✨🎭✨

         SAKURA masih terdiam dengan tanda tanya besar di kepalanya, sampai ketika darah yang masih mengucur di kedua hidung mereka akhirnya membuat ia sadar dan segera mengalihkan pandangan ke belakang. Darah, keringat dan air mata jadi bercampur di wajah Sakura saat ini.

“Sial, kenapa di saat-saat seperti ini dia muncul?”

Sasuke sendiri ingin lari karena terlalu malu. Sungguh banyak kejadian aneh hari ini, tadi dia menangis, sekarang mimisan, dan entah kenapa gadis di depannya juga memiliki reaksi yang sama. Sebenarnya apa yang terjadi? Ia berusaha menutupi hidungnya dengan tangan, kemudian ia melihat Sakura menyodorkan tisu padanya.

“Pakailah, kau tidak ingin bajumu kotor, kan?”

Sasuke berjalan mendekat, tak mengatakan apa pun. Namun, lagi-lagi ia dibuat bingung oleh Sakura yang tidak ingin melihatnya. Sakura sendiri masih sibuk mengelap hidungnya dan juga air matanya memakai tisu. Saat melihat keadaan gadis itu, Sasuke menyadari bahwa dari tadi kaki Sakura tidak bergerak karena lukanya terbuka.

“Kakimu kenapa?”

Sakura menggeleng, “Bukan masalah besar,”

Keras kepala.

Tanpa pikir panjang Sasuke langsung menyenggol pelan kakinya mengenakan sepatu, dan bener saja Sakura langsung memekik dan juga meringis setelahnya. Ia menyeringai, kemudian melihat kaki gadis itu yang tidak bergerak setelah ia senggol, Sasuke menyimpulkan bahwa kaki gadis itu kram.

“Maaf.”

Eh? Apa-AKH!”

Sasuke tiba-tiba meluruskan kaki Sakura tanpa gadis itu minta, membuat Sakura reflek memejamkan matanya. Hingga ketika ia perlahan membuka mata tersebut, ia langsung terkejut dan berdiri menjauh dari apa yang ia lihat. Bahwa sekarang, di depannya ada tubuh dirinya yang tengah duduk dengan pandangan yang sama terkejutnya.

“Tunggu- apa yang-”

“B-bagaimana bisa?”

Sasuke sendiri bingung kenapa ia melihat dirinya juga. Saat ia merasakan nyeri di kakinya, ia mulai meringis dan melihat ke bawah, di mana justru ia melihat dirinya memakai rok dan memiliki kaki yang ramping nan mulus.

“Tubuh kita, tertukar!”

***

Ino langsung merasa cemas saat Sakura tak juga kembali dari taman belakang sekolah. Pasalnya guru sudah masuk dari tadi di kelas mereka. Apakah gadis itu baik-baik saja? Atau justru ia lupa?

“Ada yang tahu di mana Haruno Sakura?” tanya Genma.

Ino mengangkat tangannya, “Toilet, Pak.”

Kemudian mata biru Ino menatap mata cokelat Tenten yang juga merasakan kecemasan yang sama dengannya. Karena tadi Tenten sendiri melihat anak kelas sebelah yang diganggu sudah kembali ke kelasnya.

“Semoga dia baik-baik saja.” ucapnya tanpa bersuara.

Sementara di kelas yang lumayan jauh dari kelas Sakura, terdapat geng Koboys yang sekarang juga heran karena pemimpin mereka tidak kembali ke kelas sejak tragedi menangis saat menonton tadi.

“Kemana si Uchiha cengeng itu?”

“Jangan-jangan karena terlalu malu, dia jadi tidak ingin menampakkan diri,”

Naruto terkekeh, “Tidak mungkin, pasti dia akan kembali, tunggu saja~”

Padahal mereka berdua yang baru saja dibicarakan justru sedang heboh-hebohnya. Jiwa Sasuke berada di tubuh Sakura, begitupula sebaliknya. Dan yang lebih menyebalkannya lagi, mereka mimisan secara bersamaan dan tak berhenti-henti.

N o r o iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang