Chapter 10: Pounding

3.9K 323 44
                                    

Note: Yang vote dan komen disayang Sasuke, ayo vote 200 bisa! Silakan membaca uwu~

✨🎭✨

        SASUKE sudah bisa terima jika paginya yang biasa tenang mulai dari kemarin akan selalu sibuk akibat latihan drama. Tetapi nyatanya ada yang lebih membuatnya kesal, yaitu ketika ia harus mengalami pagi yang suram karena tiba-tiba bencana baru saja datang akibat perbuatan Sakura semalam.

“Ah, Sasuke kau sudah bangun, lihatlah, terlalu banyak, bukan? Kau pasti senang melihatnya~”

“Aku tidak menyangka kau menyukai kue,”

“Apa kau bercita-cita menjadi chef? Ketahuilah kau sangat imut kemarin.”

Pagi ini, seorang Uchiha Sasuke, yang biasa diketahui tidak menyukai makanan manis, tiba-tiba didatangi oleh berpuluh-puluh kotak kue dengan rasa dan bentuk bervariasi. Ia pun menghela napasnya pelan, menatap ke arah orang tuanya dan tersenyum.

“Tolong katakan pada setiap orang yang mengirimnya untuk berhenti, dan tolong kirimkan kue sisanya untuk para anak panti asuhan, aku permisi.”

Dengan tidak menghilangkan sikap bijaksananya, Sasuke pergi sambil membawa beberapa kue di kantung plastiknya yang besar. Sementara Mikoto di belakangnya tersenyum haru dan sedikit mengelap air mata di ujung matanya.

“Ternyata anakku memang sudah besar, Sasuke kita sudah besar.”

Sementara Itachi merasa ada yang aneh sekarang. Sepertinya ada yang berbeda dari Sasuke. Sasuke yang semalam seperti bukan Sasuke pada biasanya dan Itachi merasa bahwa Sasuke yang biasa memang seperti ini. Apakah dia memang mabuk? Itachi harap jawabannya adalah iya. Karena kalau tidak, ia tidak tahu harus bagaimana nantinya.

***

Sakura sebagai sekretaris tentunya datang lebih awal dan ia juga tidak lupa untuk mengirimi pesan kepada mereka semua yang bersangkutan. Tidak lupa dengan Sasuke sebagai pemeran utama tertampan seperti yang dikatakan pemuda itu sendiri.

“Kak Sakura, aku salah mewarnai bagian ini, bagaimana?”

Sakura menoleh dan tersenyum, “Kau menimpanya dengan warna kuning saja, maka nanti warnanya menjadi oren, bukan begitu?”

“Ah, Kakak benar!”

Sasori menatap Sakura dengan tenang, sepertinya untuk urusan properti jika Sakura handalkan selalu aman seperti biasanya. Padahal sebenarnya gadis itu juga mahir berakting, tetapi karena suatu alasan ia memilih untuk menjadi bagian pembuat naskah dan hal yang berada di belakang panggung.

“Saku-”

Baru saja ia ingin mendekatinya seperti biasa, tetapi aura gelap di belakangnya tiba-tiba muncul. Saat ia menoleh untuk melihatnya, di belakang sana ada Uchiha Sasuke dengan kantong plastik besarnya, berjalan mendekat seraya menyebarkan aura kebencian di mana pun. Bahkan juga ikut membuat siapa pun yang berada di sampingnya pergi menjauh karena takut.

Nyatanya laki-laki itu mendekati Sakura untuk langsung berdiri tepat di belakangnya. Sayangnya gadis itu tidak sadar dan tetap mengeluarkan senyumnya yang justru terlihat bodoh.

“Sakura.”

“Ah, Sasuke kau sudah- astaga! Kau mengangetkanku!”

Sakura menatap Sasuke yang diselimuti oleh aura kegelapan. Dan sebelum ia melanjutkan ucapannya, kerah kemejanya lebih dulu ditarik Sasuke untuk keluar dari klub teater.

Eh! Kau mau membawaku ke mana?”

“Diam.”

Sasori dan yang lain menatap mereka dengan heran, tetapi tidak ada satu pun yang berusaha menyelamatkan Sakura karena tidak mengerti dengan permasalahannya. Sampai akhirnya Sasori meminta penjelasan dari Ino, tetapi gadis itu juga menggeleng tak tahu.

N o r o iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang