Chapter 6: First Act

4.1K 317 28
                                    


✨🎭✨


          SEKARANG di sini lah Sasuke berada, di sebuah ruangan asing milik klub drama yang tidak pernah ia tahu, bersama dengan sosok kakak kelas yang pernah mengajaknya bertengkar karena kalah terkenal dari adik-adik kelas. Akasuna no Sasori, si tampan nan imut berambut merah.

“Jadi, Sakura, kau ingin memberikan ide apa untuk penampilan selanjutnya?”

Sasuke tadi sempat membaca kertas yang berada di saku rok gadis itu tentang jadwal yang dilakukannya, dan kebetulan untuk membalas dendam akibat perbuatan gadis itu ialah dengan mengerjainya. Sudah pasti Sakura menyukai wajah Sasori, lihat saja, akan ia buat dirinya terlihat memalukan di depan orang yang disukai.

“Aku sebenarnya lupa temanya apa, bisa kau ceritakan ulang? Kakak?”

Sasuke menatap Sasori dengan tatapan sensual dan nada-nada genit di panggilannya. Walau sebenarnya ia juga jijik, tetapi semoga itu berdampak pada Sasori.

“Kau yang memberi temanya tetapi kau juga yang lupa, dasar.”

Tapi sepertinya jangan-jangan Sakura sudah terbiasa memperlakukan para laki-laki seperti itu? Kemudian Sasori memberikan sebuah kertas dan ketika membacanya, Sasuke mengangguk-angguk. Ternyata gadis itu pintar dalam hal seperti ini.

“Ah, aku baru ingat, bagaimana jika kita tambahkan peran untuk melakukan penyegaran? Seperti mengundang seseorang dari luar klub drama, berhubung ini pementasan terakhir bersama kelas 3,”

“Kau serius? Memangnya siapa yang ingin kau tambahkan perannya?”

Sasuke menyeringai, “Uchiha Sasuke sebagai peran pemuda paling tampan di cerita ini.”

Sasori tertegun mendengarnya, bahkan ia juga tertawa canggung, “Kau serius? Apa anak sombong itu akan menerimanya? Lagipula bukannya kau membenci orang-orang seperti dia?”

Pemuda bermarga Uchiha itu mendengus pelan, sudah ia duga Sasori masih membencinya. Ketika ia ingin membalas perkataan laki-laki itu dengan mengatakan seolah-olah Sakura ini memujinya. Tiba-tiba saja ia melihat lutut yang waktu itu pernah terluka kembali berdarah.

Sakura, jangan-jangan?

Sasuke langsung berdiri dan mengambil tas milik gadis itu, “Kak, aku lupa sesuatu, lain waktu akan kita bicarakan lagi, permisi.”

“Oi, ada apa, Sakura?”

Sasuke berlari tanpa menanggapi panggilan Sasori, karena saat ini pikirannya tengah terfokuskan oleh Sakura. Ketika melihat luka itu semakin parah, ia yakin bahwa gadis itu sekarang kembali jatuh atau mengalami suatu hal yang membahayakan.

***

Sasuke terus berlari di koridor sekolah yang mulai sepi, tapi ia tak juga menemukan gadis itu, ingin menghubunginya juga tetapi ponsel gadis itu terkunci. Sial, sangat sial.

“Ayo, Sasuke berpikir, jika dalam keadaan seprti ini, biasanya dia berada di mana ...”

Kemudian ia mengingat tempat untuk mengasingkan diri paling terbaik, yaitu taman belakang sekolah. Ia berlari walau kakinya terasa sakit karena tubuh lemah yang dimiliki gadis ini. Dan benar saja, ia bisa melihat tubuhnya yang tengah duduk dengan menyedihkan di bawah pohon sambil menunduk.

“Sakura!”

“Sakit, Sasuke ... sakit ...”

Sasuke mendadak panik dan langsung mendekatinya, kemudian ia menarik celananya untuk melihat luka tersebut, “Apa yang kau lakukan? Kenapa bisa-”

N o r o iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang