"Nay, kamu kenapa mau aja si diaterin ke sekolah sama Seno?" Tio menarik napas panjang. Menatap Nara dengan wajah sayunya.
Mereka tengah duduk di teras rumah Nara.
"Dia tiba tiba aja dateng kerumah" Nara hanya menunduk bersalah. Ia tidak tahu reaksi apa yang akan ditunjukan Tio saat tahu jika Nara baru saja menonton bersama Seno sampai Maghrib. Mungkin Tio tidak akan segan segan memutuskannya saat itu juga.
"Kamu bisakan nolak?" Tio mengalihkan pandangannya ke depan.
Nara mendongak, "Kata Mamaku gaboleh kaya gitu sama tamu"
Tio mencibir, jujur aja ia gahabis pikir sama Nara yang gak pernah jaga perasaannya, "Kamu bukan anak SD lagi Nay, kamu punya aku. Harusnya kamu lebih jaga perasaanku" Tio mencoba sekuat tenaga buat tidak membentak Nara, pasalnya emosinya hampir sampai ubun ubun saat ini. " Aku gamau tau, pokoknya kamu jangan deket deket lagi sama Seno"
Jauh dari perkiraan Tio, Nara mengangguk, meng-iyakan permintannya.
"Aku bakal jauhin Seno, tapi kok kesannya kamu ngekang aku banget ya" Nara menyenderkan bahunya disandaran kursi.
"Bukannya ngekang Nay" Tio megenggan tangan Nara, "aku cuman gamau kehilangan kamu"
"Kehilangan apa si kak, aku gamungkin juga kali naksir cowok kaya Seno"
"Nantinya, gaada yang tau" Tio menghembuskan napas panjang, "Cinta gak pandang bulu Nay"
**
Nara menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Tio sudah pulang lima menit yang lalu, meninggalkan tanda tanya besar di hati Nara.
Sebenarnya apa hubungan Tio dan Seno
Kenapa Seno mendekatinya saat mengetahui jika Kenara adalah kekasih Satrio?
Terlalu banyak kata kenapa di kepala gadis ini.
Seseorang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk pintu dahulu. Hmm cukup sopan.
"Nay gue nginep ya" Hana menyimpan tas selempang kecilnya disofa begitu saja, ikut merebahkan diri disamping Nara yang masih melamunkan Somethink.
"Anjir gue dikacangin" Gadis dengan celana jeans dan kameja kotak kotak ini menggoyang goyang kan tubuh Nara dengan sedikit berlebihan.
"Aisssh apaansi?" Nara mengaduh.
"Lo kenapa si?" Hana menengkurepkan tubuhnya dengan santai.
"Gapapa" Nara berjalan menuju kamar mandi. Kebelet.
Sedangkan Hana merasa tak nyaman dengan jeans ketat yang dikenakannya. Melangkah menuju lemari besar dihadapannya, mengambil piyama pink dan langsung menggantinya didalam kamar.
"Tadi Hanif sms gue.." Hana berujar saat melihat Nara keluar dari kamar mandi. "Gajelas banget" Hana meraih ponselnya, setelah berganti pakaian tubuhnya lebih terasa leluasa untuk diajak bergerak.
"Sms gimana?" Nara memposisikan tepat disamping Hana, memandang penuh minat.
"Baca aja nih" Hana menyerahkan ponselnya pada Nara yang langsung mmbuka aplikasi pesan.
Kadang seseorang gak tau bakalan jatuh cinta sama siapa. Bahkan orang yang tanpa lo duga bisa aja masuk kedalam hati lo tanpa ngetuk terlebih dahulu.
Ambigu.
Pesan lain membuat Nara lebih terkejut.
Maafin gue yang tanpa ijin udah suka sama lo, bahkan kalo kata Regi temen gue, ini bukan sekedar suka lagi. Mungkin, cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow
RandomKetiga remaja tanggung ini dibingungkan dengan dua pilihan. Meninggalkan atau mempertahankan. Dan Seno memilih untuk meninggalkan, membuat kebijakan agar Tio dan Kenara bisa saling mempertahankan. Tapi dia melewatkan satu hal, jika Kenara sudah memi...