BAB 1 BILANG AJA KALO PENGEN PUTUS

249 12 0
                                    

"Nay" Lakilaki bernama lengkap Satrio Bagaskara ini menggenggam erat tangan gadis yang berada dihadapannya. Mengisyaratkan jika semua akan baik baik saja.

"Aku gak nyangka aja sama kamu kak, kamu rela ngehancurin hubungan kita cuman buat bisa menang jadi ketua osis? Kampret banget tau gak" Nara menghapus bulir bulir air mata yang tanpa disadari sudah menetes tanpa dikendali.

"Aku janji, setelah pemilihan ketua osis selesai dan aku menang, kita gak bakalan kaya orang gakenal lagi" Tio menggenggam lebih erat tangan Nara, mengabaikan isakan tangis yang semakin kencang dari mulut gadis ini.

"Bulshit! Bilang aja kalo mau putus" Nara naik pitam. Ia berasa dipermainkan oleh lakilaki ini. Bagaimana bisa ia datang mengunjungi rumahnya hanya untuk menyampaikan ide gila macam ini?

Nay, bisa gak sekitar 1 bulan ini kita break dulu. Untuk memperlancar misi aku buat jadi ketua osis. Aku gabakalan bisa menang dengan status pacar orang. Kamu tau sendiri kalo anak anak cewek disekolah kita pasti bakalan milih Doddy yang statusnya single.

Kampret ni cowok.

"Aku bukannya mau putus sama kamu" Kalo boleh milih Tio lebih milih disuruh bujuk Singa buat mau makan daripada harus yakinin Nara kayak gini. Susah pake banget tau gak.

"Tanggung banget break break segala. Langsung putus aja apa susahnya" Nara bangkit dari duduknya, menghempaskan tangan Tio yang tadi masih bertengger menggenggam tangannya.

"Nay, jangan gitu" Tio ikutan bangkit dan mencoba meraih raih tangan Nara. Kalo udah gini keputusan Nara gabakal bisa diubah. Kalo putus lebih baik kenapa harus break break segala?

"Udah malem, pulang gih" Nara melangkah menaiki tangga untuk menuju kamarnya, meninggalkan Tio yang tengah menjambak rambutnya frustasi. Ia dibingungkan oleh dua pilihan. Menjadi ketua osis untuk membanggakan papanya atau gak jadi ketua osis tapi masih ada Nara disampingnya. Dan mau tak mau Tio memilih opsi pertama. Setelah ia sukses menjadi ketua osis ia berjanji akan memperbaiki hubungannya dengan Nara. Janji.

Tio melangkah menuju keluar rumah dengan langkah gontai, tak menyadari jika diatas sana seorang gadis membekap mulutnya sendiri agar tangisnya tak dapat terdengar oleh lakilaki dibawah sana. Tio mampu menciptakan luka cukup lebar dihatinya. Apa untuk yang satu ini ia harus mengucapkan terima kasih? Terima kasih untuk luka ini sayang.

Tio dengan sikap Terserah-lo-aja-deh

Hampir 1 tahun menjalin hubungan. Satu tahun yang penuh kebahagiaan ternyata harus berhenti karena ambisi lakilaki itu sendiri. Tio satu tingkat diatasnya, ia kelas XI sedangkan Nara kelas X, bertemu pertama kali saat MOPD. Ah sudahlah jangan ingat ingat lakilaki itu lagi. Mual yang ada.

**

"Nay, kemaren gue ketemu Joan di PIM. Dia nanyain lo, apa kabar katanya" Hana melepaskan earphone yang dipake Nara. Anak ini dari pagi kerjaannya dengerin lagu sambil ngelamun. Kenapa kali.

"Kabar buruk gitu" Nara memasang kembali earphonenya, mendengarkan lagu lagu galau koleksinya sambil meratapi nasib hubungannya sama Tio.

"Gaasik lo bi" Hana melangkah menuju meja Pita yang berada tepat diseberang meja mereka. Duduk disamping cewek kacamata item itu.

"Babi maksut lo?" Nara melempar cangkang koaci yang tadi ia makan kearah Hana.

"Yaiyalah, ya keleus Baby. Mit amit" Hana membalas lemparan Nara dengan buku yang tebelnya lumayan. Sialan. Perasaan Nara tadi cuman ngelempar bungkus koaci yang gedenya cuman seuprit deh, kenapa baliknya berlipat lipat begini.

"Bangsat lo say" Nara memicingkan matanya. Menatap tajam kearah Hana.

"Sayton maksut lo?"

"Yaiyalah. Ya keleus Sayang. Mit amit" Nara tetawa didalam hati.

Satu sama coy.

Nara jadi diingetin lagi sama Joan, lakilaki yang pas Nara smp sukses php-in Nara abis abisan. Manggil sayang padahal cuman temen. Ngajak jalan padahal gaada komitmen. Tau tau si Joan sialan itu udah punya pacar diluar sekolah. Bangsat. Nara jadi pengen ketemu Joan. Nabok muka sengaknya. Hmmmm ide bagus, patut di coba.

**


RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang