Days in California (Jimin)

6.2K 553 27
                                    

Park Jimin. Sudah ketara sekali jika ia adalah orang Korea karena marga Park-nya. Dilihat dari fisik saja, orang-orang tahu bahwa ia bukanlah keturunan orang Amerika.

Jimin tinggal di Amerika sudah sejak 1 tahun yang lalu. Tepat di ulang tahunnya yang ke 13 tahun. Orang tuanya membawanya ke negeri Paman Sam ini karena pekerjaan Ayah Jimin yang mengharuskan berpindah-pindah tempat.

Walaupun Jimin sebenarnya tidak suka dengan itu semua, tetapi ia mengambil hikmah. Paling tidak ia mempunyai banyak teman dibeberapa tempat yang pernah ia tinggali dan jadi menguasai beberapa bahasa yang membuatnya selalu dipuji di pelajaran bahasa manapun.

Sekolahnya juga berpindah-pindah. Terkadang Jimin harus repot karena teman-temannya yang bergonta-ganti. Padahal asal ayahnya tahu saja, mencari teman baru yang asik itu tidak mudah. Apalagi harus beberapa kali seperti Jimin. Dan ini sudah ke empat kalinya bagi Jimin.

Beruntung bagi Jimin karena di Amerika ini ia mendapat teman-teman yang sangat baik. Seperti Mark, Kris, Jackson, Vernon, Bobby, dan Rap Monster. Mereka yang membuat Jimin menemukan hobi barunya, yaitu bermain bola basket.

Setiap akhir pekan, hari Sabtu dan Minggu, mereka semua akan saling menghampiri rumah satu sama lain dan berjalan bersama menuju lapangan basket kecil dibelakang sebuah gedung tempat penginapan. Tepat sebelah lapangan itu ada taman kecil tempat mereka biasanya bersantai sehabis bermain basket.

Jimin adalah yang paling muda diantara teman-temannya. Tidak heran jika ia sering kali bersikap manja. Ditambah juga postur tubuhnya yang 'kurang tinggi' dari teman-temannya.-.

"Jimin! Lemparkan bolanya padaku!" Teriak Jackson yang sudah stand by di dekat ring lawan bersedia untuk memasukkan bola dan mencetak skor.

Jackson menyeringai manis tentang bayangan kemenangannya. Tapi memang kenyataan tidak semulus paha Bambam(?) Pacarnya di Thailand. Aigoo, LDR rupanya.

Bagaimana Jackson bisa memasukkan bola kedalam ring sedangkan Jimin yang sedang memegang bola sedang dihadang oleh Kris. Semuanya pun tahu jika Jimin dan Kris memiliki selisih tinggi sekitar 2 meter(?) Ya intinya perbedaan tinggi mereka jauh sekali. Jimin sampai merasa jika tinggi pintu rumahnya di Korea tidak setinggi itu.-. #abaikan

Mark selaku ketua tim dari tim yang beranggotakan Jimin, Jackson, dan Ken hanya menatap datar kearah Jimin yang tengah meloncat-loncat untuk melihat Jackson dibalik tubuh Kris. Ia tahu jika begini, Jimin sudah tidak bisa diharapkan lagi. Mark sudah tahu akan begini jadinya jika satu tim dengan Jimin dan melawan Kris, si naga asal Kanada.

Kris santai saja berdiri dihadapan Jimin. Hanya akan bergeser 3-4cm jika Jimin mencoba untuk melewatinya. Tapi ia tahu itu tidak akan terjadi. Malah bocah 'kurang tinggi' itu melompat-lompat tidak jelas.

Jimin sudah berusaha untuk memperjuangkan timnya. Tapi apa daya jika Kris yang mencoba menghadangnya. Jimin seringkali mengeluh dengan tinggi badannya jika sedang berjalan bersama teman-temannya. Jimin hanya akan bersyukur jika ia sedang dirumah karena ia lebih tinggi dari ibunya.

"Sudahlah, aku lelah" ucap Jimin sambil membungkuk bertumpu pada lututnya.

Semua yang tadinya melihat jerih payah(?) Jimin akhirnya berkumpul dan berjalan meneduh dibawah pohon yang tak jauh dari situ. Sebenarnya mereka prihatin dengan Jimin, tapi mau bagaimana lagi.

Jimin duduk paling ujung kiri dari barisan tak beraturan yang dibuat teman-temannya. Hari ini Ken dan Milo ikut bermain bersama mereka. Vernon sebagai teman kelas yang baik yang mengajaknya. Untungnya tidak ada penolakan dari semuanya. Terutama Bobby dan Rap Monster.

Jimin memandang pemandangan sekitar lalu beralih ke arah teman-temannya yang sibuk mengatur nafas. Mengabsen satu per satu dari Mark, Vernon, Jackson, Kris, Rap Monster, Milo, dan Bobby. Lalu pandangannya beralih lagi ke arah gedung tempat penginapan yang tak jauh dari situ. Ia melihat jendela-jendela yang terbuka. Jimin mengernyit. Biasanya jendela-jendela itu tertutup karena tidak ada yang menempati dan akan dibuka sekitar jam 12 siang untuk pergantian udara.

"Tumben sekali banyak jendela yang terbuka. Kemarin-kemarin sepi sekali" ucapan Jimin mengundang perhatian yang lain.

"Itu para peserta yang akan mengikuti perlombaan fotografi tingkat international" Milo yang tahu sedikit tentang itu menjelaskan.

"Whoaa" gumaman pujian dari mulut masing-masing.

"Dan kudengar ada perwakilan dari China, Thailand, dan Korea. Aku tidak tahu lagi yang lain" tambah Milo.

"Apa yang dari Thailand itu bernama Bambam?" mata Jackson sudah bersinar sangat terang.

"Aku tidak tahu" jawab Milo sambil bergidik melihat reaksi Jackson ketika ia mengatakan Thailand.

"Dasar pasangan layar handphone, terlalu sensitif" Jackson memberikan deathglare spesialnya ke arah Mark yang berpura-pura tidak tahu.

"Korea? Itu negara asalmu kan, Jimin?" tanya Vernon.

"Ya, dan aku baru dengar perwakilan Korea yang mengikuti lomba ini" Jimin tersenyum bangga mendengar perwakilan negara kelahirannya.

"Aku penasaran bagaimana perlombaannya" ucap Kris.

"Andai saja ada yang membutuhkan aku menjadi modelnya, aku pasti siap" ucap Jimin terlalu percaya diri.

"Tidak mungkin. Jika mereka melihat kita dan harus memilih untuk menjadi model, itu pasti aku yang akan dipilih" Kris ikutan percaya diri.

"Kau harus menunggu tubuhmu tumbuh dengan baik Jimin, baru kau akan menjadi model dalam foto mereka" Bobby meledek Jimin yang mengundang tawa dari yang lain.

Ini yang Jimin tidak suka. Jimin tidak suka jika sudah menyangkut tinggi tubuhnya. Padahalkan dia tinggi, dibanding ibunya.

"Sudahlah, aku dan Milo akan membeli es krim disana. Kami haus" pamit Vernon sekalian mengajak Milo.

"Belikan untuk kami juga. Kami juga haus. Untukku cukup 3 saja" ucap Jimin dengan semangat.

"Iya, belikan yang banyak untuk Jimin agar dia bertambah tinggi. Es krim itukan mengandung susu. Dan susu mengandung kalsium. Mungkin saja dia bisa menambah tingginya 1cm" Jimin memutar bola matanya kesal, bukan alasan tinggi badannya, Jimin hanya suka pada es krim.

"Terserahlah" Jimin pasrah.

Terkadang Jimin heran kenapa ia yang selalu di bully? Kenapa lagi-lagi tentang tinggi badannya? Kenapa juga ia harus 'kurang tinggi'? Kenapa Kris tinggi sekali? Kenapa Bobby mempunyai gigi kelinci? *trusapahubungannya.-.

Tidak sampai 30 menit Vernon dan Milo sudah kembali dengan plastik yang berisi beberapa es krim ditangan mereka. Mata Jimin berbinar melihat es krim yang mulai dibagikan. Dan akhirnya dia mendapatkan es krim nya walaupun kebagian terakhir.

"Kenapa hanya satu? Kan tadi aku bilang 3" protes Jimin.

"Kalau tadi kau menitip uang, kita bahkan akan membelikannya 5 untukmu" ucap Vernon acuh tak acuh.

"Dasar pelit"

"Biar"

♥♥♥♥♥♥♥

Annyeong

Mian bagiannya Jimin sedikit bighit ㅠㅠ
Maaf juga baru kambek, ini juga setelah mengalami masa-masa sulit hikseuu. Kuota abis, lagi sibuk UAS apalagi ngejar materi setelah begadang liat MAMA 2015 di Indos*iar.

Kemarin Sabtu emang sempet nerusin, tapi pas mau nglanjutin ilang semua. Yaampun kenapa hidup begitu berat kayak Shindong(?) Mian oppaa:"
Ini aja bikin lagi, dan beginilah hasilnya gaje banget-..-

DAN SEJAK KAPAN FF INI JADI KAYAK FF HUMOR??? KENAPAAA??

Vote & comment주세요♡♡

California [Minyoon BTS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang