Yoongi berjalan keluar dari halaman rumah Jimin. Samar-samar ia mendengar teriakan ibu Jimin. Yoongi hanya tersenyum sambil terus berjalan. Rasanya bahagia namun juga menyesakkan bersamaan.
Yoongi tidak peduli bagaimana dengan foto lombanya. Mungkin ia akan sungguh-sungguh menggunakan foto Jimin. Entahlah, ia sedang tidak bisa berpikir jernih.
Sebelumnya, Yoongi bukanlah orang yang seperti ini. Yoongi pasti akan bersungguh-sungguh jika mengikuti lomba. Memikirkan segalanya dengan baik dan menjadi juara. Tapi sekarang kenapa ia malah pasrah seperti ini. Katanya cinta menjadikan seseorang lebih baik. Tapi nyatanya Yoongi tidak.
'Cih, aku jatuh cinta?'
***
Suara pintu terbuka terdengar dari arah ruang TV dimana Jimin sedang beristirahat dengan ibunya yang disampingnya. Pekerjaan mereka sudah selesai sejak satu setengah jam yang lalu. Ternyata yang datang adalah sang ayah.
"Dad!!" teriak Jimin menyambut ayahnya.
"Oh Jimin, terimakasih sudah membuat telingaku berolahraga lagi malam ini," ucap ayah Jimin penuh hikmat.
"Sama-sama. Senang bisa membantu," balas Jimin sambil menjabat tangan ayahnya dengan wajah ceria 6969%nya.
"Kalian berdua sedang apa, sih. Tumben ayah pulang jam segini?" tanya ibu Jimin menengahi.
"Tadi habis mengantar seseorang," jawab ayah Jimin.
Bukannya mendapat pujian karena sikap manusiawinya, malahan si ayah merasakan hembusan nafas api yang bersumber dari arah kirinya, tepatnya dari kedua lubang hidung sekseh milik istrinya.
Pikir saja, seorang laki-laki yang pulang bekerja sampai hampir larut malam dan pulang terlambat ke rumahnya dengan alasan mengantar pulang seseorang. Sebenarnya alasan yang biasa saja memang. Tapi entah kenapa terasa berbeda ketika sampai ditelinga sang istri.
Takut ada salah paham dan menjadi sebab khusus Perang Dunia III, si suami menjelaskan panjang lebar. Kenapa tidak pakai tinggi? Karena Jimin saja tidak termasuk, bagaimana orang tuanya(?) canda✌
"Tadi, ayah melihat seorang bocah di ujung jalan depan. Ayah pikir dia kebingungan. Jadi, Ayah hampiri saja dia. Dan ternyata benar, dia kebingungan tidak tahu jalan pulang. Sebagai seseorang yang baik, tampan, sopan, santun, dan ramah, maka ayah antarkan dia pulang dengan selamat dan tidak ada lecet sedikitpun."
Jimin dan ibunya hanya menatap datar. Bapak sama anak sama aja overnya-..-
***
Yoongi akhirnya sampai di hotel penginapannya. Suasananya sudah sedikit sepi karena ini sudah hampir pukul sepuluh malam. Ia naik ke lantai 9 menggunakan lift yang untungnya tidak usah pakai mengantri karena sepi.
Sampailah Yoongi di depan kamarnya dan Henry. Pintunya ia buka sepelan mungkin agar tidak mengganggu Henry yang mungkin saja sudah tidur didalam. Yoongi kan tidak mau jadi pengganggu. Gapapa kali Yoong, asal jangan di hubungan orang aja asdfghjkl,-
Akhirnya Yoongi berhasil masuk kedalam kamar. Membuka dan menutup pintu itu tanpa decitan suara. Henry tidak akan bangun, pikirnya.
"Kau sudah dapat fotomu untuk dinilai juri nanti?"
Asdfghjkl_- Yoongi berbalik menghadap ke arah kasur. Mukanya menatap datar ke arah Henry. Sedangkan Henry malah balas menatap Yoongi dengan tatapan 'Apa?'. Ternyata Henry masih duduk bersandar dipinggir kasur dengan tenang.
'Terkutuk kau,' batin Yoongi.
"Kupikir kau sudah tidur," kata Yoongi sambil melepas kemeja luarnya dan menaruhnya di tempat cucian kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
California [Minyoon BTS]
Chick-LitKisah Jimin dan Suga di California.. ©syuxtrqn