VII

3.4K 371 22
                                    


"Yoongi, kenapa tidak dimakan makanannya? Tidak enak, ya?" tanya seseorang yang duduk dihadapannya dengan raut wajah khawatir, takut kalau makanan yang ia buat tidak memuaskan.

Yoongi menggeleng. "Tidak. Ini sangat enak. Aku akan menghabiskannya cepat," jawabnya.

"Syukurlah kalau begitu," kata orang itu sambil tersenyum hangat ke arah Yoongi.

Senyum yang sangat manis sebenarnya. Tapi, tidak bagi Yoongi. Senyum itu malah membuatnya takut. Senyum itu yang membuat Yoongi khawatir. Khawatir jika itu adalah salah satu alasan yang membuat seseorang lain terpikat. Seseorang yang sebenarnya sangat tidak ingin Yoongi lepaskan, tapi ia harus.

Ini semua karena ide Henry. Ide gila Henry lebih tepatnya, menurut Yoongi. Bagaimana tidak gila, jika dua orang laki-laki menginap di apartemen salah satu teman wanitanya yang kebetulan tinggal sendirian disana. Dan juga alasan lain yang tidak Yoongi ceritakan pada Henry. Kisah 5 harinya di California. Selain hari ini.

"Ayolah, Yoongi. Kita hanya menumpang dua hari saja disana untuk jadwal penerbangan selanjutnya," ucap Henry memohon.

"Kalau kita disangka yang tidak-tidak bagaimana!? Katamu, dia perempuan dan tinggal sendiri di apartemennya." Yoongi mengotot tidak mau.

"Kita sekarang berada di California, Yoongi. Di Amerika, negara yang bebas," jelas Henry meyakinkan, sedangkan Yoongi hanya memutar kedua bola matanya.

Yoongi tahu ini Amerika. Bahkan jika mereka berdua gay pun, tidak akan jadi masalah disini. Tapi, menurut Yoongi, ini bukan tentang aturan, melainkan sikap seseorang. Attitude. Paham?

"Hanya dia yang bisa kita harapkan selama di sini. Memang kau punya teman lain disini? Kalau kau punya, okelah jika kita menginap di rumah temanmu saja."

'Yang ku tahu hanya pacar nya'

"Kenapa diam? Tidak ada, kan? Ayo kita menginap disana saja. Aku sudah menghubungi dia tadi, dan dia menyetujuinya. Jadi bagaimana?" tanya Henry meyakinkan.

Yoongi menatap Henry pasrah. "Iyaa~"

Henry berjalan mendahului dengan senyum penuh kemenangan. Akhirnya, dia akan bisa lebih dekat dengan nya.

Yoongi bukan orang bodoh. Walaupun dirinya baru sekali ini merasakan cinta, tapi Yoongi sudah seribu kali melihat orang yang sedang jatuh cinta. Yoongi tahu kalau Henry sedang jatuh cinta. Dan Yoongi bisa saja memanfaatkan keadaan itu, karena yang Yoongi inginkan hanya dia. Tapi maaf, Yoongi tidak sejahat itu.

***

Drrt...drrt

"Sepertinya ada telepon masuk yang penting. Ponselmu berdering sejak tadi," kata Henry di sela-sela makannya.

"Oh, aku angkat sebentar," pamitnya yang di angguki oleh Henry dan Yoongi, lalu berjalan keluar meninggalkan mereka berdua di ruang makan.

***

"Berapa lama lagi kita akan sampai ke rumahnya? Jangan jawab 'sebentar lagi kita akan sampai'!" ancam Yoongi sambil terengah-engah. Tangan kanannya menarik tas kopernya, sedangkan tangan yang sebelah kiri mengangkat tas ransel miliknya. Yoongi rasa pundaknya sudah miring sebelah akibat terlalu lama menggendong tas ranselnya yang lumayan berat itu.

"Bersabarlah, Yoongi," ucap Henry dengan tenang, sampai-sampai membuat Yoongi ingin melemparnya ke rumah anoa(?).

Lagian Henry kalo ngomong ga pake mikir. Mereka sudah jalan 5 km dari bandara, dan Henry sedari tadi hanya bilang-

California [Minyoon BTS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang