Yoongi menutup pintu kamar hotel dan langsung terduduk di tepi ranjangnya. Ia mengusap wajahnya kasar. Pikiran dan hatinya sedang kacau.
Sudah dari lama sebenarnya Yoongi menyadari perasaannya kepada Jimin. Sejak ia mengenal seseorang dengan cara yang berbeda. Penggemar rahasia. Yoongi menaikkan sudut bibirnya untuk tersenyum simpul ketika mengingatnya.
Yoongi menyadarinya sudah dari lama, tapi Yoongi baru mengakui perasaannya sekarang. Memang benar menurut buku yang sering Yoongi baca, kita baru akan benar-benar mengerti arti keberadaan seseorang, jika kita baru merasakan kehilangan.
Dua jam lagi, Yoongi harus berangkat ke bandara. Ia harus berangkat 1 jam sebelumnya agar tidak ketinggalan pesawat. Dan itu artinya, sisa 1 jam lagi Yoongi berada di sini. Setelah itu, ia kembali ke negara asalnya dan meninggalkan semuanya.
Entah kenapa, ini sangat berbeda ketika dirinya akan berangkat ke Amerika. Arti 'meninggalkan semuanya' itu sangat berbeda. Seperti bukan hanya Amerika yang akan ia tinggalkan, tapi Korea, sahabat, teman, dan orang tuanya. Yoongi merasa perjalanan ini akan sangat terasa jauh. Dan ia merasa akan beristirahat panjang dalam perjalanannya.
***
Jimin, Luna, dan Henry masih berada di cafe. Mereka masih berada dalam obrolan hangat. Bukan. Bukan mereka bertiga. Lebih tepatnya Luna dan Henry. Jimin sedari tadi hanya diam pura-pura memperhatikan Luna dan Henry yang mengobrol. Hanya untuk menghormati saja, karena Jimin tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
Beberapa yang Jimin dengar hanya pameran di beberapa negara, tempat dengan pemandangan bagus di negara luar, dan lain-lain. Jimin yang anak rumahan bisa apa. Walaupun rumahnya sering berpindah-pindah, tapi Jimin jarang keluar rumah hanya untuk mengunjungi tempat-tempat, apalagi tempat wisata. Seperti di Amerika ini, dia hanya keluar jika ingin bermain basket dan diajak orang tuanya pergi. Dan juga sekali kemarin bersama Yoongi, hihihi.
Henry melirik jam tangannya, kemudian menatap Luna dan Jimin bergantian. "Luna, Jimin, sebaiknya aku kembali sekarang. "
"Kenapa gugup sekali?" tanya Luna.
"Jadwal penerbanganku hari ini. Mungkin sekitar 1 jam lagi aku dan temanku akan berangkat," jelas Henry.
"Kau tidak bilang mau pulang ke China secepat ini. Tidak mau liburan dulu disini?" tawar Luna.
"Tidak. Aku mau ke Korea Selatan. Andai saja aku bisa tinggal sebentar lagi disini, tapi sayangnya tidak. Aku ke sana sekalian teman sekamarku."
"Oh, si siapa itu namanya? Aku lupa." Luna berpikir sebentar berusaha mengingatnya kembali.
"Ya, pokoknya dia lah. Aku harus segera pergi kalau tidak mau ketinggalan pesawat. Aku duluan, Luna, Jimin," pamit Henry.
Henry bangkit dari duduknya. Siap-siap ingin beranjak. Tapi sebelumnya, ia mengatakan sesuatu pada Jimin, "Oy Jimin, senang berkenalan denganmu. Kau orang yang banyak diam."
"Senang berkenalan denganmu juga," balas Jimin disertai senyumannya.
"Hati-hati di jalan," ucap Luna disertai anggukan Jimin.
"Dah Luna, Jimin," pamit Henry yang dibalas dengan lambaian tangan dari Luna dan Jimin.
"Dia pasti ke Korea karena ada konser bersama teman-teman satu grupnya," kata Luna setelah Henry pergi.
"Grup apa memang?" tanya Jimin penasaran.
"Kudengar, dia bergabung ke salah satu boy group di Korea Selatan. Walaupun dia masuk ke sub unit, bukan yang inti. Tapi kan tetap saja dia seorang idola. Iya tidak, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
California [Minyoon BTS]
ChickLitKisah Jimin dan Suga di California.. ©syuxtrqn