"Nah, kita sudah sampai!" seru Jimin menginterupsi.
Mereka sampai dibalkon sebuah apartemen. Yoongi memandang sekeliling dengan tatapan yang err.. sulit diartikan.
"Ini apartemen siapa? Dan pantai?" tanya Yoongi memandang heran ke arah bawah yang dibalas dengan anggukan semangat dari Jimin.
"Yup, Pantai. Laut. Kita sedang di balkon apartemen tempatku dan ayah ibuku tinggal selama di Amerika" jelas Jimin.
"Bagaimana? Indah bukan? Apalagi dari atas sini. Ini tempat favoritku. Tempat dimana satu tahun ini menjadi tempat curhatanku. Aku sengaja memilih apartemen ini karena berhadapan langsung dengan pantai," lanjutnya.
"Ini indah. Tapi, bukankah sudah ku bilang, aku ingin yang berbeda. Jika pantai seperti ini, mungkin sudah banyak yang mengambil gambar" Yoongi mengerucutkan bibirnya.
Jimin jadi gemas sendiri. Bagaimana bisa manusia pucat pendek seperti Yoongi bisa kelihatan menggemaskan.
Jimin lalu berinisiatif melepaskan kamera yang sedari menggantung dileher putih Yoongi. Yoongi terkejut dan hanya terdiam saat Jimin mencoba mengambilnya. Lalu Yoongi melihat Jimin yang ber-selfi dengan kameranya.
Ckrekckrek!
Jimin tersenyum puas dan mengembalikan kamera itu ke Yoongi. Sementara Yoongi sendiri yang masih blank, menerima saja kameranya.
"Memang pantai sudah banyak yang menggunakannya sebagai objek. Berhubung di California ini juga banyak pantai, yang tentu saja pasti kau tidak tahu" Yoongi melotot kearah Jimin.
Maklum saja Yoongi tidak banyak tahu. Yoongi kesini kan hanya untuk mengikuti kontes foto dan hanya 2 hari untuk jalan-jalan. Mencari di internet pun percuma, ia tidak tahu alamat. Mau bertanyapun, ia terlalu malu.
Pandangan Jimin beralih dari yang memandang kebawah, kini ia menatap lurus ke arah Yoongi. Yoongi yang sedari tadi mencibir Jimin dalam hati, langsung terdiam. Yoongi merutuki dirinya, bagaimana bisa tubuhnya langsung kaku seperti ini.
Tanpa disadari Yoongi, Jimin juga salah tingkah. Ia diam sesaat. Bibirnya mengatup rapat selama matanya bertemu dengan bola mata Yoongi. Jimin berusaha keras mengalihkannya. Dan hasilnya ia menatap ke hidung Yoongi, kemudian ia baru bisa melanjutkan pembicaraannya. Tidak, jangan bibir, itu terlalu berbahaya bagi Jimin.-.
"Ehem.. Walaupun pantai sudah biasa, tapi coba kau lihat dari atas sini. Bukan hanya air laut, pasir pantai, dan apa yang mereka biasa lihat dari bawah. Ini akan berbeda. Percayalah. Apalagi sebentar lagi, kau akan melihat sunset yang luar biasa indah" ucap Jimin.
Mata Yoongi bergerak dari kanan ke kiri meneliti setiap objek yang ada di bawah. Benar juga sih apa yang dikatakan Jimin. Ini akan berbeda karena sudut pandang yang berbeda.
"Jadi, bagaimana? Kalau kau tidak mau sih, kau boleh pakai foto selfi ku yang tadi. Aku jamin kau akan menang" Jimin berucap dengan bangganya.
Yoongi memandang Jimin jengah. "Tidak, terimakasih. Kalau aku memakai fotomu, bisa-bisa aku didiskualifikasi"
"Loh kenapa?"
"Karena aku memakai objek hewan langka yang hampir punah yang bisa foto sendiri"
"Aku memang langka, karena hanya aku yang paling tampan. Tapi aku tidak punah, aku kan bisa menghamili orang dan meneruskan keturunan"
Hell.-. Apa katanya? Tampan? Dan apa-apaan bisa menghamili anak orang? Kyaaa... Mendengar ucapan Jimin, Yoongi yang tadinya ingin memulai memotret, jadi ingin terjun saja kebawah.
"Tetap saja kau hewan"
"Tidak! aku manusia"
"Kan tadi aku bilang hewan bukan manusia"
KAMU SEDANG MEMBACA
California [Minyoon BTS]
ChickLitKisah Jimin dan Suga di California.. ©syuxtrqn