"Penghianat"

21 2 0
                                    

Seul Bi duduk diam di daecheong sambil memperhatikan Hoon Jin yang terus mengganggu Sang Ryung yang sedang beristirahat setelah melatih. Sang Ryung mengayunkan pedang bambunya dengan liar setiap kali Hoon Jin berusaha mendekat dan dibalas dengan tawa puas Hoon Jin.

Seul Bi sama sekali tidak mengerti Hoon Jin. Padahal baru kemarin dia ditemukan tertimbun di tengah salju. Hoon Jin hari ini terlihat sangat energik dan tidak pernah berhenti mengekori Sang Ryung. Apa yang membuatnya tertarik pada Sang Ryung sangat mudah ditebak. Rambut pirang milik Sang Ryung.

"Ayolah, biarkan aku mengusapnya sekali saja"

"Tidak akan !"

Seul Bi terkikik. Jarang-jarang ia melihat Sang Ryung bersuara keras seperti itu. Sang Ryung tidak pernah berteriak marah, yang ia lakukan hanya mengernyitkan alis dan menatap tajam. Sang Ryung kali ini memasang wajah sangat masam dan berteriak-teriak kesal ke arah Hoon Jin.

Akhirnya Seul Bi mengerti alasan Sang Ryung selalu membawa dua macam pedang saat melatih. Pedang perak-nya digunakan untuk praktik asli dan pedang bambunya digunakan untuk menghukum anak yang nakal. Meski Seul Bi menyebutnya hukuman, Sang Ryung hanya akan menyikut pinggang anak yang nakal itu dengan ujung pedang bambunya atau menjatuhkan pedang anak itu dengan memukul tangannya.

Hoon Jin terus berjalan mengekori Sang Ryung yang bahkan sudah berjalan memutari kolam dan halaman. Tangan kiri Sang Ryung terus memegangi gat miliknya agar tidak mudah lepas kalau-kalau tangan jail Hoon Jin berhasil meraihnya. Seul Bi kembali terkikik. Kalau dilihat-lihat lagi, mungkin usia Hoon Jin sepantaran dengannya dan Sang Ryung.

Sang Ryung menghentikan langkahnya karena kesal tidak juga berhenti diikuti dan mengacungkan pedang bambunya ke arah Hoon Jin. Hoon Jin tertawa lagi.

"Mau berlatih denganku ? Begini-begini aku juga bisa main pedang"

Sang Ryung mengernyitkan dahinya lagi.

Hoon Jin beranjak mendekati murid didik Sang Ryung yang sedang duduk beristirahat dan meminjam pedangnya. Anak itu seusia Jeong Il jadi pedang yang dipakainya adalah pedang asli, berbeda dengan anak-anak yang masih berusia 10 tahun ke bawah yang menggunakan pedang bambu.

Sang Ryung mengernyitkan dahinya lebih dalam.

"Bagaimana kalau berlatih menggunakan yang asli ? Itu bisa jadi pembelajaran yang baik"

"Apa kau yakin sudah pulih sepenuhnya ?"

"Jangan remehkan aku" Hoon Jin tertawa. Tawanya yang cerah dan senyumnya yang hangat membuatnya cukup populer di antara anak-anak.

Hye Soon noonim tidak mempermasahkan apakah Hoon Jin ingin tetap tinggal atau pergi tapi mengingat Hoon Jin yang mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai tempat untuk pulang, Hye Soon noonim pun mengizinkannya tinggal.

Kalau Hoon Jin memang akan tetap tinggal disini, sepertinya ia bisa menjadi guru seni pedang yang baik menemani Sang Ryung dan Jeong Ah eonni.

Sang Ryung meletakkan pedang bambunya di sisi kanannya dan menarik keluar pedangnya dari sarungnya. Suara pedangnya yang membelah angin membawa respon yang besar dari anak-anak yang kini menjadi penonton. Mereka mulai ramai mendiskusikan siapa yang akan menang

"Apa Sang Ryung hyung yang akan menang lagi ?"

"Aku penasaran dengan kemampuan Hoon Jin hyung"

"Kalau Hoon Jin hyung menang pasti hebat sekali"

"Aku mendukung Sang Ryung hyung !"

"Aku Hoon Jin hyung !"

Anak-anak laki-laki yang tadinya sedang beristirahat setelah berlatih mulai memasang dukungan pada pilihan mereka masing-masing dan kembali diam begitu Sang Ryung dan Hoon Jin mengambil kuda-kuda. Seul Bi pun menatap penuh perhatian. Siapa yang akan menang ?

Nabi "Butterfly"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang