Ketaatan Mendatangkan Kebahagiaan

1.4K 33 0
                                    

(Akhirnya Aku Pun Bahagia Bersamanya)

Oleh : Abu Nasiim Mukhtar "iben" Rifai La Firlaz

===

Taat beragama adalah pangkal bahagia !

Sikap patuh dan taat yang sempurna di hadapan firman Allah dan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar. Walau seringnya manusia mula-mula meragukan, namun keraguan itu selekasnya mesti dibuang jauh-jauh. Jika Allah dan rasul Nya telah menjatuhkan perintah, apakah masih ada keraguan yang tersisa?

***

Kisah mengharukan dan penuh berkesan ini tentang seorang wanita mulia di masa kenabian. Wanita shalihah itu bernama Fathimah bintu Qais Al Qurasyiyah Al Fihriyyah. Beliau berasal dari nasab dan garis keturunan yang mulia, suku Quraisy. Dikenal memiliki kecantikan dan kecerdasan. Nama Fathimah bintu Qais pun termasuk dalam deretan kaum Muhajirin pertama yang meninggalkan Mekkah demi agama.

Kehidupan di kota Madinah telah berubah cepat dengan kedatangan kaum Muhajirin. Mereka disambut dan diterima dengan penuh gembira dan ceria oleh kaum Anshar. Tidak ada kebencian, tidak ada keterpaksaan. Persaudaran yang tulus di atas pondasi keimanan dan ukhuwwah.

Di sebuah kesempatan, Fathimah bintu Qais ditalak oleh sang suami, Abu Bakar bin Hafsh Al Makhzumi. Talak yang ketiga. Setelah bertanya kepada Rasulullah, Fathimah pun menjalani masa-masa iddah di rumah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta dan terhitung kerabat Fathimah.

Waktu pun terus berjalan.

Selesai sudah masa iddah yang mesti dilalui oleh Fathimah bintu Qais. Lalu datanglah dua pinangan sekaligus dari dua sahabat mulia, Mu'awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm. Kedua pinangan tersebut disampaikan Fathimah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyarankan untuk menolak kedua pinangan tersebut.

Lalu?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam justru mengarahkan Fathimah untuk menikah dengan Usamah bin Zaid. Saat itu, Fathimah tidak suka dengan pilihan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan dengan mengisyaratkan dengan tangan, Fathimah bertanya penuh heran, " Usamah ! Usamah! "

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda,

طَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ

"Taat kepada Allah dan taat kepada rasul Nya lebih baik untuk dirimu"

Subhaanallah! Taat beragama memang benar-benar pangkal bahagia!

Siapakah Usamah bin Zaid? Sehingga mula-mula Fathimah tidak suka dengan pilihan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Biarlah Al Imam Adz Dzahabi (Siyar 'Alam Nubala) yang menceritakannya kepada kita, setelah beliau membawakan hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengajak Al Hasan bin Ali dan Usamah bin Zaid lalu menyatakan, "Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai mereka berdua, maka cintailah mereka"

" Usamah bin Zaid lebih tua sepuluh tahun dibandingkan Al Hasan. Usamah kulitnya sangat hitam, bersifat penyayang, cerdik dan pemberani"

Sebagian pensyarah hadits Fathimah menjelaskann alasan ketidaksukaan Fathimah terhadap pilihan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Alasannya, karena Usamah berkulit hitam dan keturunan budak.

Subhanallah!

"Taat kepada Allah dan taat kepada rasul Nya lebih baik untuk dirimu"

Fathimah pun tunduk dan taat dengan arahan dan nasehat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah itu, kebahagiaan, kegembiraan dan kemuliaan pun didekap erat-erat oleh Fathimah setelah menjadi istri Usamah bin Zaid.

Kumpulan NasehatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang