chapter 6

942 22 2
                                    

"Kau yakin dia baik-baik saja?" Aku bertanya khawatir.

Adrial menyeret tubuh lunglai Archard. Kedua tangannya menjepit kerah kaus polo Archard. Ia mengerang sebelum menjawab, "iya, tentu saja. Kurasa aku pernah melakukan suatu hal yang seperti ini sebelumnya."

Itu tidak terdengar meyakinkan.

"Kau rasa?" Ujarku dengan tidak yakin. "Mungkin ia akan sadar beberapa menit lagi." Kata Adrial yang mencoba menenangkanku. Tidak berhasil. "Kau akan membawanya kemana?" Tubuh Archard diseret seperti kantong sampah yang tidak berguna. "Aku akan mengikatnya bersama Meredith." Adrial berhenti untuk mengatur napas. "Well, kurasa dia dapat mengatur rencana untuk kabur jika diikat bersama Meredith. Maksudku, mereka dapat bekerja sama."

Aku menaikkan alis. "Jadi?"

"Apakah.." Adrial menyibakkan rambutnya ke belakang dengan gaya tidak sabaran. "Kau memiliki kamar lain?"

Aku berpikir sejenak. "Ada ruang bawang tanah yang kosong." Pada akhirnya, aku menjawab.

"Sempurna." Adrial tersenyum murung. "Aku tidak menyangka tuan otot ini akan pingsan dalam sekali tinju." Sambungnya. Mata biru lautnya berkilat ke arahku. Dan, entah setan apa yang merasukiku, aku tergelak kemudian tertawa.

Aku merasa sangat kejam sekarang. Menertawakan orang malang yang sedang tidak sadarkan diri.

"Aku merasa buruk." Kataku tiba-tiba. Adrial menarik tubuh Archard dengan susah payah. Kurasa Archard lebih berat daripada Adrial. "Mengapa?" Tanya Adrial.

"Sungguh, aku tidak tahu dia selemah itu. Saat dia masuk tadi, kupikir ia akan langsung membunuhku." Aku menunduk dan berteriak di depan muka Archard yang pelipisnya dihiasi memar. "Lihat siapa yang 'tersingkirkan' dari perang sekarang, tuan otot."

Adrial menatapku dengan mulut yang setengah terbuka karena takjub. Oke, sifatku tadi memang bukan sifat seorang wanita yang anggun tapi biarlah. Aku sedang dalan suasana hati senang. "Wow. Aku tidak menyangka kau mempunyai sisi liar." Ucapan Adrial sedikit mengejutkanku. Aku nyengir seperti orang bodoh dan berkata, "semua orang punya sisi liar."

Adrial menggeleng-gelengkan kepalanya sebentar. "Dimana ruang bawah tanahnya?"

"Ikuti aku."

***

Aku mencoba bernapas di udara yang pengap. Ruang bawah tanah yang lumayan luas ini tidak pernah dimasuki oleh seorang pun.

Kami harus menarik tubuh Archard yang hampir seberat kuda nil itu melewati tangga. Tentu, aku hanya mengangkat kakinya dengan sedikit tidak rela.

Adrial mendengus melihat sorot tidak suka ku. "Rainalisse, pegang kakinya yang benar atau kau akan menjatuhkannya dan dia akan mengalami gegar otak." Aku memutar bola mataku. "Iya. Maaf, ketua."

Selama kami memindahkan tubuh Archard, aku terus menerus menahan tawaku. Sepertinya aku sudah mulai gila. Bukannya Archard yang mengalami gegar otak tetapi aku. Kami berhasil menenteng Archard ke bawah tanah. Lantai bawah tanah yang keras dan dingin sedikit mengejutkan syarafku. Mengingat aku tidak menggunakan alas kaki.

"Baiklah, letakkan dia dengan perlahan." Ucap Adrial. Tanganku secara tidak sengaja tergelincir di celana Archard sehingga aku menjatuhkan kakinya dengan suara keras. Adrial kehilangan keseimbangan pada tubuh bagian atasnya sehingga ia juga menjatuhkan Archard. Kepala terlebih dahulu. Ouch, itu pasti akan terasa saat pria malang ini bangun.

Adrial menyipitkan matanya dengan sedikit sebal ke arahku. Aku hanya dapat mengeluarkan senyum bersalah terbaikku. "Itu tidak disengaja." Itulah pembelaanku.

MadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang