Chapter 5

72 7 0
                                    

Esok harinya pada saat jam istirahat makan siang Matthew menemui Elaine dan Joyce di kantin. Ia memberikan dua buah tiket menonton basket untuk Joyce dan Elaine. Mereka berdua pun menerimanya dengan senang hati.

"Terima kasih."

"Jangan lupa dukung aku, ya!" ujar Matthew sambil berlalu pergi.

"Matthew berlatih dengan bersungguh-sungguh. Pasti tim basket sekolah kita akan menang." Kata Elaine.

"Tentu saja. Dia kan pemain basket terbaik di sekolah ini. Banyak sekali perempuan-perempuan yang menyukainya. Tapi di antara perempuan-perempuan itu, hanya kau lah yang bisa berteman dekat dengannya."

"Mungkin itu hanyalah sebuah kebetulan."

Elaine dan Joyce melanjutkan makan siang mereka. Joyce terus bekata bahwa ia tak sabar menunggu hari esok. Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Bobby datang menghampiri Elaine. Ia mengajak Elaine untuk menonton turnamen basket bersama besok.


"Tidak boleh! Besok ia akan pergi bersamaku!" celetuk Joyce.

"Memangnya kau siapa? Seenaknya saja melarang Elaine." Balas Bobby.

"Aku sahabat Elaine, lalu kau mau apa?"

"Seharusnya jika kau memang sahabat yang baik, kau tidak akan melarangnya seperti itu."

"Sudahlah Bobby, yang dikatakan Joyce memang benar. Aku akan pergi bersamanya besok."

"Oh, begitu ya. Umm... baiklah aku pergi bersama teman-temanku saja. Aku pergi ke kelas dulu ya, bye!"

Bobby pun pergi. Joyce juga pergi karena ia ingin ke toilet. Elaine pun menunggu Joyce di kantin. Namun tak lama kemudian datanglah seorang gadis berambut cokelat dengan pita merah yang menghiasi rambutnya. Gadis itu berkacak pinggang dengan angkuh di depan Elaine.

"Oh, jadi kau gadis yang selama ini didekati oleh Bobby? Sampai-sampai Bobby dengan tega memutuskan hubungannya denganku. Dasar wanita penggoda!" ujar gadis itu.

Elaine berdiri dari kursinya. "Apa yang kau bicarakan, Adrianna?"

"Aku bukan Adrianna. Adrianna itu hanyalah saudara kembarku yang sangat egois. Dan aku adalah Caroline. Aku mantan kekasih Bobby namun aku masih sangat sayang padanya. Jadi jangan coba-coba merebutnya dariku. Jika tidak, kau akan tahu akibatnya!"

"Asal kau tahu saja, aku tidak pernah merebut Bobby darimu."

"Aku tahu kau berbohong. Aku sudah terlalu sering melihat kalian duduk berdua saat istirahat makan siang. Baiklah, aku tidak ingin membuang-buang waktuku disini. Tapi kau harus ingat apa yang telah kukatakan tadi." Gadis itu pergi meninggalkan Elaine.

"Dasar gadis aneh. Lagi pula siapa yang ingin merebut Bobby darinya?" ujar Elaine.

Beberapa saat kemudian Joyce kembali. Mereka pun pergi ke kelas karena sebentar lagi bel masuk akan segera dibunyikan.

Disisi lain Matthew sedang berlatih keras untuk turnamennya besok. Ia berlatih sendirian sementara itu teman satu timnya sedang beristirahat. Tiba-tiba ada tiga anak laki-laki yang menghampiri Matthew. Mereka adalah Jason, Freddy, dan Chuck.

"Memangnya kau yakin akan menang di turnamen ini?" ujar Freddy.

"Tentu saja." Balas Matthew.

"Ya, tentu saja kau berjuang keras untuk memenangkan turnamen itu agar kau tidak dikeluarkan dari sekolah kan? Hahahaha..." tambah Chuck.

"Padahal kau sudah sepantasnya untuk ditendang keluar dari sekolah ini." Jason menyeringai.

"Apakah acara ejek-mengejeknya sudah selesai? Aku tidak mau menambah masalah lagi." Matthew berusaha cuek dengan terus memainkan bola basketnya.

Second HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang