Chapter 7

68 5 0
                                    

Malam semakin larut dan pesta pun selesai. Satu per satu teman Matthew mulai pulang ke rumahnya. Elaine pu begitu, ia membangunkan Joyce dan mengajaknya pulang bersama. Dengan terkantuk-kantuk Joyce masuk kedalam mobilnya. Elaine merasa khawatir jika Joyce mengemudi dengan keadaan mengantuk, jadi ia mnawarkan diri untuk menyetir mobil. Joyce pun setuju dan ia melanjutkan tidurnya di kursi belakang.

"Bye semuanya, kami pulang dulu." Pamit Elaine.

"Ya, hati-hati di jalan."

Sesampainya di rumah Elaine langsung berbaring di tempat tidurnya. Rupanya pesta tadi sangat membuatnya lelah. Beberapa saat kemudian ia pun tertidur.

Pagi harinya saat ia terbangun, Elaine menyadari bahwa tak ada seorangpun dirumahnya. Hanya ada dirinya seorang. Ia bingung kemana orang tua dan saudaranya pergi. Elaine mencari-cari mereka di seluruh ruangan rumah namun tetap saja ia tak menemukannya. Tapi pada saat ia ke dapur, ia menemukan sebuah catatan yang tertempel di pintu kulkas. Elaine tahu bahwa yang menulis catatan itu adalah ibunya. Elaine pun mulai membaca catatan itu.

Elaine sayang, hari ini ibu, ayah, beserta Ray pergi ke rumah paman George. Ibu sudah mencoba membangunkanmu tapi kau tertidur sangat pulas sekali. Mungkin kami akan kembali ke rumah nanti sore.

"Ya sudahlah. Mau bagaimana lagi?" Elaine pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi ia memakan sarapan yang sudah tersedia di atas meja makan. Ia menyantap sarapannya sambil menonton kartun kesukaannya yaitu Spongebob Squarepants. Namun tiba-tiba ia mendengar suara mobil yang memasuki halaman rumahnya. Elaine berpikir mungkin saja itu orang tuanya yang kembali pulang. Ia pun bangkit dari kursi dan membukakan pintu untuk mereka. Tapi itu ternyata bukan orang tuanya melankan Matthew yang telah menjemputnya. Elaine baru ingat bahwa ia telah berjanji untuk pergi jalan-jalan dengan Matthew.

"Kau sudah siap?" tanya Matthew.

"Mm... belum! Sebentar lagi."

Elaine kembali ke ruang makan dan membereskan piringnya. Bagaimana bisa ia lupa dengan janjinya semalam?

Ia merapikan bajunya dan juga menyisiri rambutnya yang berwarna pirang kecokelatan. Setelah dirasa cukup Elaine pun segera menghampiri Matthew yang telah menunggu di teras rumahnya.

"Maaf aku membuatmu menunggu." Kata Elaine.

"Ya, tidak apa-apa. Kau sangat cantik, Elaine." Puji Matthew.

"Terima kasih." Elaine tersipu malu.

Mereka berdua masuk kedalam mobil. Matthew mulai menyalakan mesin mobilnya dan membawa Elaine ke tempat yang ia inginkan. Elaine tidak tahu kemana Matthew akan membawanya pergi tapi ia berpikir mungkin saja tempatnya itu sangat jauh karena sedari tadi mereka belum sampai ke tempat tujuan mereka.

"Kemana kita akan pergi?" tanya Elaine.

"Ke suatu tempat yang indah. Aku yakin kau pasti suka." Balas Matthew.

"T-tapi, ini kan jalan menuju hutan, kau akan membawaku kemana, Matthew?" Elaine mulai khawatir.

Matthew hanya tersenyum sambil tetap fokus menyetir.

"Matthew, kau membuatku takut."

"Takut? Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu kok. Kita hampir sampai."

Mereka telah sampai di pinggir tebing yang tidak terlalu dalam. Mereka berdua pun keluar dari mobil. Elaine terpukau dengan pemandangan alam yang disaksikannya. Kini ia dan Matthew berdiri di pinggir sebuah tebing yang didepannya terdapat sebuah hutan yang luas. Disebelah kiri mereka terdapat sebuah sungai yang airnya sangat bening.

Second HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang