Chapter 16 : Unwanted Meeting

8.3K 654 12
                                    

HAYOH AWAS YA, JANGAN NAKAL :D

Vote dulu,

VOTE VOTE VOTE VOTE

terus kalau udah baca atau ditengah-tengah nemu part yang 'catch' banget, tolong dikomentarin ya!!

COMMENT COMMENT COMMENT COMMENT :D !!

Thanks guys!!

~

( Picture of Brady's wolf form )

Christian's POV

Halloween memang masih sangat lama. Aku cemberut karena aku tidak begitu menikmati acara setelah ada masalah kecil dengan Mandy karena percakapan kami yang sebelumnya. Apakah salah bagiku untuk menginginkan kebenaran? Apakah salah ketika aku berbuat salah dan mencari tahu apakah kesalahanku itu? Aku bingung mengapa Brady tiba-tiba menjadi seperti ini. Aku merasa ada sesuatu yang benar-benar rancu sekarang.

Masih pukul 8, dan aku sebenarnya berencana untuk pulang pukul 9, karena Ian juga pulang pukul 9. Aku tidak bisa sampai malam, karena aku juga lelah. Sudah seharian aku bekerja, dan aku butuh istirahatku pula. Tapi entah dengan kepala sekolah, apakah ia akan terus berada disekolah. Aku tidak tahu dengan Alden, terakhir kali, aku melihatnya yang sedang mabuk dengan Ms.Beldwoon berciuman didalam ruang BK, and I think it was quiet funny.

Aku lelah mengenakan softlensku, sehingga kucuci tangan, lalu melepas softlensku didalam kamar mandi, membersihkannya sebelum memasukkannya kembali ke casenya. Aku rasa aku juga sudah merasa cukup, kuhapus juga make upku dengan kapas dan air bersih. Kadang, make up benar-benar menjadi pain in the ass ketika kau lupa menghapusnya sebelum tidur.

Oh course, it's not that really dangerous, tapi bayangkan betapa wajahmu akan tampak mengerikan ketika bangun dipagi hari dengan make up yang luntur karena keringat. You'll absolutely look like a clown.

Kulihat diriku yang ada didepan kaca kamar mandi. Aku bingung sambil menatap diriku sendiri. Sebenarnya, apakah tujuanku hidup selama ini?

Menjadi seorang kakak yang baik?

Menjadi seorang pelacur?

Menjadi seorang yang terjebak dalam kesendirian?

Menjadi orang yang selalu khawatir akan hidupnya?

Menjadi orang yang bahagia akan hidupnya?

Menjadi seorang guru?

Menjadi seorang yang dicampakkan oleh makhluk aneh?

Kugelengkan kepalaku selagi tersenyum sedih kepada diriku. Entahlah, apa nasih hidup dan masa depanku ini benar-benar aneh. Setiap kali aku memikirkan akan diriku, aku kembali terpikir aku masih berusia 18 tahun. I was so young, so energetic, and so cherish. Tapi sekarang? Aku merasa dari semua yang kumiliki dimasa lalu, aku hanya menyimpannya 50%, sementara itu 50% nya lagi sudah rusak karena 10 tahun hidupku ini.

Kubenarkan sedikit bajuku, biarpun aku sudah melepas make up dan softlens, setidaknya aku masih tampak keren. Hahaha.

Ya sudah, kusampingkan semua pikiranku, dan kini jam sudah menunjukkan pukul 08.45 PM. Lumayan lama juga ya aku berpikir akan diriku didalam kamar mandi sekolah.

"Mr.White!!!" Panggil suara anak laki-laki yang amat kukenal. Ian. My son.

"Hey Ian!!" Sapaku sambil berbalik dan ia tersenyum lucu. Wow, keranjang permennya sudah sangat penuh.

"Trick or treeeaaat!!" Soraknya senang dan aku tersenyum bahagia sambil tertawa. Kukeluarkan sebuah permen mint yang kumiliki. Inilah permen terakhir yang kupunya untuk Halloween, karena yang lainnya sudah habis kuberikan untuk anak-anak SMA perempuan. Tak ada satupun anak laki-laki yang meminta dariku selain beberapa anak SD dari awal yang kutakuti dengan softlens dimataku, dan Ian, putraku sendiri.

The Wolves Heart (MxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang