Chapter 18 : Winter

7.7K 663 28
                                    

Christian's POV

Sudah setengah bulan kulalui hidup dibulan November, dingin memang, haha. Beruntunglah musim salju mulai bulan November, karena pasti dibulan Maret nanti, bunga-bunga kembali bersemi dan hawa kembali sejuk seperti biasa. Sudah tanggal 15 dan baru kali ini, dompetku masih agak tebal dari sebelumnya. I guess, hidupku sudah mulai stabil sekarang.

Kemarin, sebuah mujizat terjadi. Yep. Bagaimana? Mandy mendapatkan nilai A+ dalam bahasa inggris dan ia berteriak girang karena itu. Aku turut bahagia untuknya, karena sebagai seorang guru, aku merasa bangga karena aku berhasil memberikan sebuah peningkatan untuk anak-anak yang nilainya kurang, apalagi naiknya sampai A+. It's just a miracle, isn't it?

Hahaha.

Brady sudah menjalani hidupnya kembali, ia benar-benar pria muda yang giras dan waras dalam hidup, ia sudah mulai semangat karena ia sudah move on dari hidupnya. Kini, ia sedang menjadi seorang kekasih seorang lelaki pemilik sebuah studio foto, namanya Jeff. Dia sama-sama hotnya seperti Brady, dan jujur, aku tidak tahu siapa yang akan menjadi top dan menjadi bottom. Quiet weird, huh? And yeah, kami masih berteman sangat baik, ia sering mengajakku makan bersama dengan Mandy dan Jeff entah untuk makan malam atau coffee break.

And, what about me?

Well.. Aku tidak tahu. Terlalu kompleks untuk kujelaskan sekarang setelah semua hal yang terjadi padaku. Aku sering memikirkan Ian, masa lalu dan kehidupan asmara. Well... Jika Shane ingin kembali masuk kehidupku, akan kuberikan kesempatan kedua itu baginya. Namun cukup, tak akan ada kesempatan ketiga untuknya. Obviously, bukan karena aku terpaksa dengannya, namun aku juga ingin membangun apa yang dulu telah hancur kembali.

Ian.. Aku sering memikirkan ia terus. Ian mengalami banyak peningkatan denganku. Tak jarang akhir-akhir ini aku sering ke rumah kawanan untuk mengajarnya, karena ia kesusahan dalam beberapa pelajaran dan bab. Bukannya aku pilih kasih atau melanggar tugasku sebagai guru, but he is my son. Of course I'd love to help him out. Ian sudah mengalami peningkatan setidaknya, dari nilainya yang rata-rata C- bisa menjadi B untuk sekarang, dan aku berharap, ia tidak usah menjadi pintar dan menjadi genius, selagi ia bisa menjadi orang yang baik dan memiliki kemampuan yang kompeten, aku yakin Ian akan berhasil dalam segala hal. Nilaimu tidak menentukan bagaimana masa depanmu.

And winter!!

Adalah satu dari 4 musim yang paling kusukai. I don't know why, kadang aku sering merasa bahwa aku adalah bagian dari salju. Cantik, namun dingin. Dua sisi gelap dari dalam diriku yang selalu Nampak pada orang-orang yang belum pernah kukenal sebelummnya.

Aku merasa segar setelah mandi air panas. Aku tidak tahu mengapa Shane begitu baik sekali membelikanku water heater. Apakah ia tidak tahu bahwa sebenarnya aku masih belum bisa menerimanya dengan sepenuh hati? Memang, masih sangat sulit, tapi aku terlanjut memaafkannya, aku tahu mema aku yang lebih membutuhkan memberi pengampunan daripada ia yang layak mendapatkan pengampunan.

Masih pukul 6 pagi dan aku sudah bersiap-siap seperti ini, I guess jiwa semangatku saat aku masih kecil kembali muncul pada diriku. Tiba-tiba pintu apartemenku diketuk dan aku terkejut seketika. Hari ini aku day off, dan benar-benar tidak ada rencana mau berbuat apa, membuat apa, atau apa.. entahlah, I just feel like today is not my day, at all.

Aku segera menuju ke pintu dan kubuka pintu apartemenku. "How can I he"

"Shane" Sapaku dan Shane tersenyum datar.

"O-oh my god.." Kataku, aku melihat wajahnya tampak memar, ungu, dan banyak lebam.

"What's wrong with you?" Tanyaku.

"Akan kujelaskan.. Please let me in.." Kata Shane dan aku minggir sedikit seraya ia langsung masuk dan menuju ke dekat tvku.

"Ok.. So.. What can I"

The Wolves Heart (MxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang