Bagian 5

11.8K 593 20
                                    

JEGEEERRR! 

Ini dia satu lagi keteledoran Martin dan Deni. Mereka sama sekali nggak mikirin apa 'pekerjaan' Deni. Masa iya harus bilang Deni mahasiswa tingkat dua? Bisa-bisa Mrs. Shinaya langsung melamar Martin sekarang juga. Untuk yang satu ini Deni betul-betul mati kutu. Dia memandang Martin minta pertolongan.

"Garage.." jawab Martin setelah berpikir cepat. "He has a garage. He likes to modify cars. So he has a modifying garage for cars."

"Yes.. I love modifying cars. That's why I decided to make a garage." dengan sigap Deni menimpali Martin.

Mrs. Shinaya awalnya terlihat ragu. Tapi lagi-lagi percaya karena Deni cukup meyakinkan ngoceh soal mobil.

"A prospective business." komentarnya.

Deni tersenyum lega.

"Maybe next time I can come and modify my car in your garage."

Deni nyengir lagi.

"Yes, but your car must be sedan, while my garage more focused in jeeps." elak Deni halus.

Mrs. Shinaya seperti biasa mengangguk-angguk.

"Maybe you know someone who could modify sedans?"

"If my friend is qualified, I'll introduce him to you."

Si nenek tua tersenyum senang. Sementara Martin bernapas lega. Fyuuuhh... untung Deni bisa diandalkan. Wanita keriput ini kayaknya mulai percaya seratus persen.

"By the way, Martin..."

Martin menatap Mrs. Shinaya sambil pasang senyum garing.

"Yes.."

"Please come by my office on Monday. I would like to discus about the sponsorship event in your café. Would it be okay?"

Yes! Kayaknya sukses berat nih!

"On what time, Mrs. Shinaya?"

"Eleven a.m., would be fine?"

Martin mengangguk mantap.

"Very well, I'll be there. But if was otherwise preoccupied, David could..."

Mrs. Shinaya menggeleng.

"I want you to come. After all, you're the one who's having dinner to make a deal with me today. So I want this to become your project."

Martin mengangkat bahu.

"Okay."

Apa salahnya.. toh misi sudah berhasil. Mrs. Shinaya sudah menyaksikan sendiri 'pacar' Martin. Jadi... sekarang pure bisnis, kan?

******

"Hahaha.. bisnis bengkel! Pas banget deh kamu cari idenya!" Deni ngakak.

"Kamu juga oke banget nimpalinnya! Sukses kita, Den!" Martin cekikikan geli.

Lalu mendadak mereka berpandangan kaget. Kenapa masih ngomong pakai aku-kamu?!

"Kok kamu masih aku-kamu? Kan udahan..." kata Martin sambil melirik Deni.

Deni balas melirik Martin.

"Kamu juga..."

"Kamu juga..." kata Martin lalu cekikikan geli karena sadar dia juga melakukan hal yang sama.

"Oh iya ya.."

"Ya udah.. aku-kamu aja deh. Kayaknya selama ini gue-elo nggak sopan ya? kamu kan kakaknya Sazi." usul Deni.

Cinta Yang Tidak SemestinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang