Akhirnya bel istirahat pun tiba. Aku dengar hari ini ada pertandingan basket.
"Anya ayoo liat tanding basket, gue pengen liat Vio main" kata Reina sambil menarik narik tanganku.
"Duh males ah Rey" kataku. Tibatiba saja...
"Anya dukung gue ya!" seru seseorang. Ya itu, Julian.
"Buat?" tanyaku.
"Basket lah" kata Julian.
"Oh, iyaiya. Nanti gue dukung lo kok" kataku. 'Kok gue jadi beler gini ya. Kan emang dia anak basket'
>>>
Akhirnya aku dan Reina menonton dan menyemangati tim basket sekolah kami. Kalo bukan karna permintaan Julian aku gak akan mau. 'Tapi tumben amat Julian mau ngomong kaya gitu, tapi bodolah'
Permainan pun dimulai, banyak sorakan anak anak. Lebih lagi yang memanggil nama Devon.
"Oke istirahat 5 menit" kata sang wasit sambil meniup Pluit.
Kulihat Julian sedang berjalan ke arah kursi, dan dia melambaikan tangan padaku. 'What? Ada angin apaan pake lambai lambai?'
>>>
Pertandingan pun selesai, Julian menemui ku.
"Makasih ya Nya udah semangatin gue" katanya. Kok dia jadi lembut begini.
"Iya itu mah bukan apa apa dibanding cewe cewe yang heboh itu" kataku sambil menunjuk wanita yang sangat heboh sejak awal pertandingan hingga.
"Oh mereka, biarin aja lah. Bagi gue lebih berarti dukungan lo Nya" katanya. Sempat membuat ku Melting.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan berlalu menuju kelas. 'Kenapa jadi ngefly gini?'
>>>
Bel pulang sekolah berbunyi,
"Rey, lo pulang sama siapa?" tanya ku"Kayanya sih sendiri deh, soalnya mobil dipake abang. Nanti gue pengen cari taksi" jawabnya.
"Bareng gue aja yuk, sekalian makan siang" ajakku, akhirnya dia setuju.
Kami berjalan menyusuri koridor sekolah, dan aku bertemu Vio, Julian, dan juga Devon.
"Eh Anya! Udah mau pulang?" tanya Julian.
"Iya nih" kataku sambil tersenyum tipis padanya.
"Mau gue anterin?" tanyanya, yang cukup membuatku kaget.
"Eh gausah, gue bawa mobil. Lagian abis ini mau makan dulu sama Reina" kataku.
"Oh gitu, yaudah ya atiati naik mobilnya" katanya sambil tersenyum.
Aku hanya membalas dengan senyuman dan berjalan ke arah parkiran. Reina hanya tertawa melihat tingkah Julian yang perhatian padaku.
"Gausah ketawa" kataku memasang wajah judes.
"Gak, lucu aja. Tumben Julain kaya gitu, sumpah dia tuh orangnya cuek abis Nya. Dia suka kali sama lo" katanya
"Ih ngaco, udah ah gue lagi laper. Jangan bikin gue tambah laper" kataku. Akupun melajukan mobilku ke daerah Kemang dan mencari Restourant.
>>>
"Makasih Anyakuu, udah trakir makan siang dan nganterin pulang" kata Reina sambil melambaikan tangannya dari luar mobil.
"Ya Rey, udah ya gue duluan" kataku sambil melambaikan tangan padanya.
Sesampainya dirumah aku langsung duduk di sofa yang ada di kamarku.
Triing!!
Aku segera mengambil iPhone ku."Hallo?"
"Anya, ini gue Julian"
"Oh Julian. Tau dari mana no gue?"
"Dari Reina. Tadi gue minta sama dia"
"Oh gitu, ada apa emangnya?"
"Gapapa sih, gue kangen aja sama lo"
Deg!
"Aduh Julian bercandanya cantik banget!"
"Hahaha! Eh Nya, besok berangkat bareng gue yuk!"
"Tap--"
"Udah gada tapi tapian. Bye!"
Dia langsung menutup telfonnya.>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
-Zevannya-
Novela JuvenilZevannya Stephanie Perdina, gadis berparas cantik yang berusaha beradaptasi dengan lingkungannya.