Actually who 2

622 82 0
                                    

Malam ini di rumah Namjoon sangat sepi. Namjoon hanya duduk di balkon kamarnya sambil melamunkan kejadian bersama Seokjin yang masih menjadi Yoongi menurut sepengetahuannya. Tiba-tiba terlintas dalam pikira Namjoon untuk menelpon Yoongi. Dengan cepat Namjoon berlari mengambil handphone-nya di dalam kamar.

"Yobeoseyo.."ujar suara berat Namjoon ketika teleponnya diangkat oleh Yoongi.

"Yobeoseyo.. Ada apa kau menelponku Namjoon?"tanya Yoongi di sebelah sana.

"Kenapa kau tidak menemuiku di kantin tadi? Kau bahkan hanya membuatku semakin penasaran dengan wajah cantik"jawab Namjoon lagi dengan memberikan pertanyaan kepada Yoongi.

"Aku tadi menunggumu di kantin Namjoon. Kau bahkan tidak datang ke kantin sama sekali. Aku menunggu di meja paling pojok. Karena aku tidak melihat tanda-tanda keberadaanmu,aku pergi dan balik lagi pada jam istirahat. Namun kau malah hanya bergabung dengan teman-temanmu . Apakah kau melupakannya?"timbal Yoongi yang membuat Namjoon sedikit kaget.

"Lalu yeoja yang tadi pagi bertemu denganku di loker itu siapa? Dia adalah Yoongikan?"pekik Namjoon dalam hati setelah merasakan reaksi dari Yoongi yang ternyata menunggunya di kantin.

"Namjoon??"panggil Yoongi yang membuat Namjoon tersadar dari lamunannya tentang kejadian bersama yeoja yang ia sukai tadi pagi di loker sekolah.

"Ya. Apakah kau marah padaku?"ujar Namjoon yang sedikit lari dari petanyaan yang diajukan Yoongi kepadanya. "Aku tidak akan mungkin marah kepada Namja yang tampan sepertimu. Mungkin aku hanya sedikit kecewa karena tidak bertemu denganmu."sahut Yoongi yang membuat senyuman Namjoon mekar di wajah tampannya.

Percakapan terjadi kembali seperti kemarin malam. Mereka saling menggombali satu sama lain.

Di rumah Seokjin..

Seokjin hanya tiduran diatas sofa sambil menonton film kesukaannya dengan tangannya yang memeluk boneka mario bross kesayangannya. Tiba-tiba saja seseorang mengambil remote TV dan mengganti channel-nya itu dengan siaran bola. Mata Seokjin seketika membulat sempurna dan dia segera duduk melihat siapa yang berani mengganti film kesukaannya.

"Hei, oppa. Aku sangat tidak menyukai perilakumu yang seperti itu."ujar Seokjin dengan nada yang merengek setelah dia melihat orang yang melakukan itu adalah kakaknya,Jimin.

Jimin terkekeh kecil melihat adiknya yang marah dengan sikapnya. Dia duduk tepat di samping Seokjin. "Kau harus tau kalau pertandingan ini sangat penting untukku. Dan semua laki-laki pasti menyukai ini. Kecuali kau memiliki kakak yang jadi-jadian."sahut Jimin yang membuat Seokjin memanyunkan bibirnya.

"Hei Jinnie,sikapmu itu membuatku merasa mempunyai adik yang sangat manis.."goda Jimin yang membuat Seokjin memukulinya dengan bantal yang ada dibelakangnya.

Tiba-tiba Jimin teringat dengan perkataan Namjoon kepadanya tadi pagi saat melihat Seokjin yang berjalan bersamanya.

"Seokjin, apakah kau mengenal Namjoon?"tanya Jimin yang membuat Seokjin menatapnya tajam. "Semua orang mengenalnya. Kenapa? Bukankah kau sekelas dengannya?" jawab Seokjin yang mulai menikmati pertandingan bola yang diputar oleh kakaknya.

"Apakah kau mempunyai hubungan dengannya?"tanyanya lagi yang membuat Seokjin menatapnya tajam lagi dengan waktu yang lebih lama. Seokjin pun tertawa sangat keras saat melihat wajah kakaknya yang sangat serius dan pertanyaannya yang membuatnya merasa sangat lucu.

"Hei kenapa kau tertawa seperti itu huh?"tanya Jimin yang melihat tingkah adiknya yang sangat aneh.

Seokjin menghentikan tawanya dan menatap Jimin dalam. "Aku saja tidak pernah berbicara dengannya. Dan sekarang kau bertanya apakah aku mempunyai hubungan dengannya? Huh,pertanyaanmu sangat aneh Oppa. Memangnya ada apa? Apakah ini berhubungan dengan Namjoon yang tadi pagi memanggilku Yoongi?"jawab Seokjin yang membuat Jimin semakin serius ingin bertanya kepadanya. Sekarang wajah Seokjin dan Yoongi sama-sama serius.

"Kenapa dia memanggilmu Yoongi? Wajahmu dan Yoongi tidak memiliki persamaan sama sekali. Mungkin hanya sama di bagian rambut saja.."komentar Jimin membuat Seokjin memalingkan pandangannya. "Entahlah. Aku tidak suka membicarakan tentang orang itu.. Biarkan saja dia."ujar Seokjin lagi.

"Tapi dia sempat mengatakan padaku bahwa kau sangat manis. Jujurlah Jinnie, kau mempunyai hubungan dengannya?"paksa Jimin yang membuat Seokjin mengernyitkan keningnya. "Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Ah,biarkan sja dia Oppa. Dia mengatakan aku manis. Ya,memang aku manis. Dan kau harus mengakui hal itu.."ujar Seokjin yang kemudian pergi meninggalkan Jimin yang masih merasakan kebingungan kepada adiknya itu.

Pagi hari di sekolah..

Jimi dan Seokjin berangkat bersama-sama kembali. Setibanya mereka di gerbang sekolah, ternyata mereka datang bersamaan dengan Namjoon. Namjoon menuruni mobil sport berwarna merah miliknya dengan mengenakan kacamatanya. Dia membuka kacamatanya itu dan melihat Jimin dan Seokjin. Seokjin yang awalnya tidak mengetahui keberadaan Namjoon,kini menoleh kearahnya. Seokjin hanya menatapnya dengan wajah datar dan menggandeng tangan Jimin. Jimin hanya membiarkan Seokjin menggandeng tangannya itu. Namjoon mengikuti Jimin dan Seokjin dengan perasaan yang sedikit penasaran.

Seokjin dan Jimin pun berpisah. Jimin menaiki tangga. Sedangkan Seokjin melanjutkan langkahnya menyusuri koridor sekolah yang cukup panjang untuk sampai di kelasnya. Tiba-tiba seseorang menarik tangannya. Dengan cepat Seokjin menoleh ke belakang melihat orang itu dan..



Loving Me or My Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang