Kembali menekan pojok kiri bawah sebelum membaca:)
-Aku tau, memafkan bukanlah persoalan yang mudah. Tapi, aku mohon. Tolong maafkan aku-
Mulmed: Zara and Tian
***
Setelah tangis Zara mereda, masih dalam posisi berpelukan mereka saling diam.
"Ana," panggil Tian memecahkan keheningan. Zara tidak menjawab.
"Ana."
Zara tetap tidak membalas tetapi melepaskan pelukan mereka dan duduk di tempat duduk yang dilihatnya dalam kegelapan.
Sebenarnya Zara sedang menyembunyikan pusing yang mendera di kepalanya oleh karena itu dia memilih untuk tidak menjawab panggilan Tian. Jikalau dia sedang baik-baik saja saat ini mungkin ia sudah memarahi Tian.
"Za..." belum selesai Tian berbicara, ada seseorang yang menggedor pintu perpustakaan.
"Zara sayang apa kamu ada di dalam? Zara jawab," panggil seseorang di balik pintu itu. Zara yang mengenal suara itu langsung berlari ke arah pintu dengan tergopoh-gopoh.
"Iya papa, aku di sini. Tolong bukain pintunya! Zara takut!" seraya menahan pusing yang mendera kepala, ia mencoba menggedor-gedorkan pintu secara perlahan.
"Iya sayang, papa bakalan nolongin kamu!" ujar Stevan.
'Papa? Itu berarti ini om Stev!" Ujar Tian dalam hati .
Cklek..
Pintu yang tadi nya tertutup kini sudah terbuka. Stevan langsung memeluk anaknya. Sedangkan Zara merasakan pusing di kepala nya semakin menjadi jadi.
"Ya Tuhan nak, kamu gak apa apa kan?" tanya Stevan merasa khawatir.
"Enggak pah," ujar Zara menjawab seadanya.
"Om Stev," ujar Tian.
Stevan yang mendengar ada suara lain yang memanggilnya, membuatnya menoleh ke asal suara. Hal yang sama seperti Zara tadi dirasakan Stevan saat ini. Ya terkejut.
" Kamu?" ujar Stevan sambil menunjuk Tian yang sesang mendekatinya.
"Christian Gilbert Sutavo, engkaukah itu?" sambungnya memastikan.
"Iya om, ini Tian," Stevan yang mendengar itu pun langsung memeluk Tian terharu.
"Ya Tuhan, kamu sekarang udah besar nak! " Ya, Stevan hanya mengingat wajah prince anaknya ini saat kecil yang begitu tampan dan sekarang siapa yang menyangka akan tambah tampan. Oke lupakan ini seperti homo guys, lanjut.
"Iya dong om! Masa aku jadi anak-anak terus!" ujar Tian sedangkan Stevan terkekeh.
Anggi yang ikut datang bersama Stevan tadi, hanya bingung melihat kejadian itu.
"Zara kamu inget dia kan? Prince kamu dulu! Inget gak?" Stevan mencoba bertanya ke Zara yang sedari tadi hanya memandang mereka diam karena sedang menahan sakit.
"Prince aku? Kapan? Emang aku punya prince dulu? Aku gak inget !" ujar Zara acuh seraya mendekati Anggi yang tak jauh darinya.
Stevan pun mengalihkan pandangannya ke arah Tian dan mereka melakukan komunikasi lewat mata
'Dia kenapa Tian?'
Yang ditanya hanya menjawab.
'Panjang cerita nya om!'
Stevan yang mengerti pun langsung menganggukkan kepala.
"Ya udah nanti aja ceritanya! Sekarang ayo kita pulang!" ajak Stevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar And My Ant
Teen Fiction*** "The hardest part of loving someone is knowing when to let go, and knowing when to say good bye. " -Kelvin- "Sometimes I choose to look happy because I do not want to explain why I am sad to them who even can not understand what I feel." -Zara...