BAB 7 - MAAF DAN SEJUTA MAAF

353 28 1
                                    

Pernahkah berfikir pentingnya bintang?

-Kata maaf tidak semudah itu untukmu. Maaf belum bisa aku katakan karena menunggu penjelasanmu. Aku menunggumu!-

***

Tian sampai di depan pintu ruangan Zara yang agak terbuka. Dia pun menengok sedikit dan melihat bahwa Zara sedang tertawa bersama Kelvin Sedangkan yang lainnya sedang bermain dan bercanda dengan Nandha dan Rico. Tanpa sadar Tian mengepalkan tangannya, entah kenapa melihat tawa lepas Zara bersama Kevin, ia merasa iri.

'Harusnya gue yang tertawa bersama Zara sekarang, bukan lo Kev!' ujar Tian dalam hati.

"Tunggu apa yang gue pikir tadi? Apa hak gue sampe bisa bareng Zara? Akhh," gumam Tian seraya mengacak rambutnya sendiri.

"Tian sayang! Apa yang kamu lakukan disini? Ayo masuk!"ajak Nandha sambil berjalan mendekati Tian yang sedaritadi berdiri di ambang pintu.

"Ehh? Iya ma! Ini aku baru mau masuk!" Ujar Tian berbohong seraya masuk ke ruangan. Dia pun harus memanggil Nandha seperti dulu. Dan itu sedikit terasa ameh untuk saat ini.

Semua yang ada di ruangan melongo kecuali Steven, Zara, dan Nandha.

"Mama?" seru mereka serempak.

"Kuping gue masih bener kan? Lo ga salah manggil tante Nandha dengan sebutan 'Mama'?" tanya Kelvin tak percaya.

"Iya, tante kok yang nyuruh Tian manggil tante dengan sebutan mama dan untuk om dengan sebutan papa! Emang kenapa? "Tanya Nandha.

"Hemm, emang kenapa dia harus manggil mama dengan sebutan 'mama' ? Harusnyakan cuman aku, papa, sama Rico aja yang manggil mama dengan sebutan itu!" protes Zara memandang mamanya tajam.

Tian hanya menghela nafas lalu duduk di samping Chacha. Sifat Zaranya tetap sama.

"Ya Tuhan Zara! Tian kan memang manggil mama dengan sebutan 'mama' dari kecil. Masa kamu lupa?" jawab Stevan yang mengerti kondisi antara Zara dengam Tian.

"Kecil? Masa? Aku lupa!" jawab Zara dingin dan acuh.

Stevan yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

"Dari kecil?" tanya Candh bingung begitu pun yang lainnya.

"Iya..Mau tante ceritain ceritanya? Mereka dulu hampir aja tante jodohin lo!" Nandha terlihat sangat bersemangat.

"Ya !"ujar Chacha, Candh, Kevin,Anggi, Steven, dan Rico serempak. Sedangkan Tian hanya diam.

"Mama! Apaan sih? Jodoh apaa? Gak!aku gak mau mama cerita hal yang gak penting!" protes Zara dengan menatap mamanya tajam.

"Loh kenapa? Gue gak tau lo kalo kalian temenan lama?" seru Anggi yang seperti sindiran.

"Tuh, Anggi aja gak tau apalagi kita!" seru Kelvin sama protesnya dengan Anggi. Jujur saja, Kelvin sangat cemburu, mengetahui hal ini.

'Ternyata lawan gue lebih kuat! Ah, Tian. Sepertinya princess kecilmu itu sedang ada masalah denganmu! Prince Tian, haha...' seru Kelvin dalam hati seraya memandang Zara. Kelvin tau masa kecil Zara yang dipenuhi dengan bayang-bayang Tian. Sedangkan Zara hanya menatap ke arah Tian yang juga memandang balik.

'Gue gak bisa flasback! Gue belum siap! Dan ogah banget mengingat masa kelam kehidupan kecil gue cuman gara-gara menunggu seseorang yang gak guna seperti elo, kak!'ujar Zara dalam hati lalu memutuskan kontak matanya dengan Tian.

"Apa hak kalian untuk tahu masa lalu gue ha? Dengar ya, gue gak mau masa lalu gue di ketahui orang- orang dan itu hanya masa lalu. Gue gak mau inget kejadian bahkan peristiwa dari masa lalu terutama orang-orang bodoh yang udah nyia-nyiain gue. Cukup gue sama keluarga yang tau. Kalian orang luar, cukup menahan rasa kepo kalian. Sudahlah, itu udah gak penting lagi. Sekarang, gue minta dengan sangat kepada kalian semua, untuk pulang. Karena gue mau istirahat!" bentakZara.

Mereka terkejut dengan bentakan Zara. Terutama Tian yang hatinya kini sedang dicabik oleh rasa sakit. Perkataan Zara itu ditujukan untuk
dirinya.

'Maaf guys gue terpaksa melakukan ini, maaf! Gue gak mau kalian tahu hubungan gue sama dia, ' ucap Zara dalam hati seraya tersenyum miris.

"Anaaaaaa!" bentak Nandha.

"Ma! Udahlah!" ujar Stevan menenangkan istrinya.

"Sekarang kalian pulang dulu ya! Mungkin, besok kalian jeguk Zara lagi. Sekarang kondisinya lagi gak fit jadi butuh istirahat. Maaf yaa!" ujar Stevan.

"Iya om, Zar kita pulang dulu yaa!" kata Anggi kesal lalu meninggalkan ruang inap Zara.

'Dianggap apa sih gue sama Zara ?, Jelas-jelas kita udah temenan lama, tapi masa lalunya aja dia gak mau ceritain ke gue! Ah.. bodo amat! ' dumel Anggi dalam hati.

"Zar, gue pulang dulu yaa! Besok kita kesini lagi! Cepet sehat ya " ucap Kevin. Zara hanya diam.

"Ya udah om, tante, Rico, aku pulang ya!" kata Candh.

"Dadah kakak!" seru Rico sambil melambaikan tangan.

"Iya hati hati ya kalian!" ujar Nandha. Mereka mengangguk lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

"Ma, Tian pulang dulu ya!" seru Tian.  Dia merasa Zaranya perlu menenangkan pikiran dan kondisinya. Mungkin memikirkan hal yang baru saja diketahuinya membuat kondisinya lemah.

"Ya sayang! Hati-hati ya! Titip salam sama papi dan adek - adek kamu," ucap Nandha seraya mengelus kepala Tian lembut.

"Iya ma, pasti! Papi juga harus tau kalau aku bertemu mama dan papa!" Tian lalu menoleh ke Zara dan menghampirinya.

"Ana, cepat sembuh ya! Gue pulang dulu! Maafin gue buat semuanya! " lalu mengecup kening Zara lembut. Zara yang merasakan itu hanya diam walau dia tau hatinya bergetar hebat.

"Gue pulang ya! Good night my little princess!" ujar Tian sekali lagi lalu berbalik menuju pintu.

'Gue kangen elo Ian. Huaa!!' ujar Zara dalam hati sehingga meneteskan air mata namun segera dihapusnya.

"Kakak, gendong!" pinta Rico. Tian tersenyum.

"Sini sayang!" lalu menggendong Rico.

"Kakak pulang dulu ya! Besok kakak janji kesini lagi oke?"tawar Tian.

"Janji? Aku suka main sama kakak!" ujar Rico lalu mengacungkan jari kelingking nya.

"Janji! Kakak besok bakal ngajak kamh main yang lebih seru!" ucap Tian lalu menautkan jari mereka. Rico pun turun dari gendongan Tian. Tian pun pamit dan keluar ruangan.

'Maafin gue kak! Maaf' ujar Zara dalam hatinya yang tercabik cabik.

***

Get Well Soon my Zara. We love you! - author.

My Sugar And My AntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang