Inget vote di bawah sana ya!
-Keromantisan diantara kita tak akan pernah pudar-
***
"Perlombaan menyanyi SMA Kencana Drila. Lomba akan dibedakan menjadi 2 kategori, wanita dan laki-laki. Pemenang pertama setiap kategori akan dijadikan pasangan duet untuk mewakili SMA Kencana Drila dalam mengikuti ajang perlombaan tingkat nasional. Daftarkan dirimu sekarang juga!" Anggi mengeja kata-kata poster yang terdapat di papan pengumuman.
"Wow. Seriusan nih? Sekolah kita ngadain lomba? Gak percaya," Anggi bertanya kepada Zara yang masih fokus membaca pengumuman itu.
'Boleh juga nih. Lumayan ada kesempatan, gak boleh gue sia-siain!' batin Zara seraya terus membaca pengumuman itu.
Ya, Zara sudah bersekolah seperti biasa. Walaupun dia merasa masih sedikit lemah tetapi ia berusaha semaksimal mungkin agar tak ada orang yang curiga dengan kondisinya saat ini. Kadang bersandiwara akan dapat menutupi sesuatu yang sedang terjadi.
"Lo nanya ke siapa Ngi? Gue? Atau ke orang lain?" tanya Zara ke Anggi. Anggi hanya menatap Zara dengan mulut terbuka.
"Lo bego atau apa Zar? Disini cuman ada kita berdua loh! Yaiyalah gue nanya ke elu, masa gue ngomong ama tembok? Astaga. Tembok gak punya mulut Zar," Anggi menatap Zara tanpa berkedip. Zara terkekeh.
"Oh, ke gue. Gue kira ke valak. Siapa tau dia muncul di belakang gue terus ngobrol sama lo. Hehehe..." tawa Zara.
"Njir, jangan bicarain Valak kenapa? Trauma gue. Bayang-bayangnya masih terekam jelas di memori otak. Cukup sekali aja gue nonton sang iblis itu. Ih!" Anggi bergidik ngeri. Ia trauma saat menonton Conjuring 2 bersama Kelvin, Tian dan Zara beberapa hari lalu.
"Hahaha... Nonton Conjuring 2 lagi yuk? Belum bosen gue nontonnya. Ah, jadi kangen Valak! Ups. Btw, bayang-bayang valak aja masih terekam, kalo bayang-bayang mantan gimana? Masih jelas juga? Atau sangat-sangat sangat jelas?" Zara mencoba menakuti Anggi. Anggi terkenal sebagai anak yang penakut.
"Makasi ajakannya, tapi mending buat lo aja deh. Gue mah ogah lah. Nonton sekali aja udah jantungan, apalagi yang kedua kali. Bisa-bisa jantung gue lepas. Ih, ngeri. Eh, ngapain kita ngenang bayang-bayang mantan? Lebih baik kita membayangi bayang-bayang seseorang di masa depan dengan jelas. Mantan mulu!" Anggi lari terbirit-birit ke kelas. Meninggalkan Zara yang terkekeh.
"Najis kata-kata lo woi. Hahaha..." teriak Zara ke Anggi.
"Biarin, setidaknya gue gak senajis elo dan elo lebih najis dari gua!" teriak Anggi balik.
"Punya aja temen kayak gitu," Zara lalu kembali membaca papan pengumuman tadi.
'Gue gak boleh nyia-nyiain kesempatan ini!' batinnya lalu berlari mengejar Anggi.
"Eh onyet, tungguin gue!" teriak Zara.
***
Jreng...jreng...jreng...
Suara senar melantun merdu dari gitar yang dimainkan Zara. Dia sedang bermain gitar di ruang musik seorang diri. Menurutnya, lebih baik sendiri daripada semua rahasia yang dia simpan terbongkar. Ya, itu lebih baik.
"Safe and sound..." suara Zara terdengar. 'Safe and Sound' milik Taylor Swift, kini menjadi lagu pilihan Zara untuk menemani waktu istirahatnya. Setelah lelah bernyanyi, ia mengistirahatkan pita suaranya.
"Fiuh, pas lomba gue nyanyi apa ya? Bingung ae!" Zara meletakkan gitarnya di tempat semula dan berjalan menuju jendela besar yang terpasang tak jauh dari grand piano yang menampilkan pemandangan taman belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar And My Ant
Teen Fiction*** "The hardest part of loving someone is knowing when to let go, and knowing when to say good bye. " -Kelvin- "Sometimes I choose to look happy because I do not want to explain why I am sad to them who even can not understand what I feel." -Zara...