Pikirkanlah tentang satu vote saja di bab ini:)
-Kau tahu, kepercayaan bukan untuk dipermainkan. Melainkan untuk dipertahankan. Dan kau, telah merusakan kepercayaan diriku kepadamu!-
***
"Mama, papa, Rico," kata Zara saat baru membuka matanya. Zara mencoba untuk duduk seraya memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing.
"Ya tuhan nak, kamu sudah sadar! Syukurlah!" ujar Nandha seraya mencium pipi Zara dan membantu Zara untuk duduk. Zara hanya mengangguk lemas.
"Ma, aku haus!" kata Zara.
"Ya udah nih minum ya," Nandha pun mengambilkan Zara minum dan Zara segera meneguk minuman itu.
"Hati-hati minum nya!" sambung Nandha.
Dua jam kemudian...
Tok..tok...
"Masuk," kata Stevan sambil menggendong Rico. Dan wajah-wajah pare remaja pun terlihat seraya menenteng parcel buah untuk Zara.
"Malam om!" kata Anggi.
Ya, Anggi, Chacha, Candhrika, Kevin, dan Tian berkunjung ke ruang inap Zara. Zara memang dianjurkan untuk dirawat dirumah sakit agar bisa teratur diberikan vitamin dan beristirahat yang cukup.
"Oh! Anggi, Tian, dan..." tanya Stevan kepada remaja-remaja di depannya ini.
"Em.. hai om! Aku Kelvin. Senior sekaligis temen Zara, "kata Kevin memperkenalkan diri.
"Aku Chacha dan ini Candhrika. Kita juga senior sekaligus temen Zara," kata Chacha. Stevan tersenyum hangat saat tahu teman-teman anaknya sangat peduli dengan Zara.
"Wah temen Zara semua senior. Ya udah, ayo silahkan duduk!" ujar Stevan.
"Makasi om," kata mereka serempak.
***
POV Zara
Gila, kepala gue keliyengan. Hehehe...
Gak deng, maksud gue pusing.Tadi sehabis gue bangun dari tidur cantik gue, cande deng! Maksudnya pingsan gue ini, dunia itu terasa berputar-putar.
Setelah gue bangun, gue selalu memikirkan tentang kejadian tadi.
Cih, gue masih belum percaya kalo Tian itu adalah orang yang dulu pernah janji ke gue dan orang yang telah melanggar janji itu juga.
Jujur, gue gak suka sama orang yang gak bisa nepatin janji. Gak sama sekali. Apalagi, udah buat orang itu jadi percaya.Setidaknya, kalo gak bisa jaga kepercayaan orang, jangan sok ngaku-ngaku bisa deh. Muak gue!!
Tapi dari hal ini, gue dapet metik sebuah nasihat buat diri gue sendiri yaitu kalo ada omongan manisnya orang, gak perlu semuanya diiyain. Kalo gampang percaya, itu bakalan buat sakit hati. Dan begitu seterusnya.
Oke lupakan. Gue males ngebahas itu.
Cklek....
Gue mendengar pinti kamar inap gue terbuka.
"Malam om."
Sepertinya itu ada tamu. Siapa?
Tunggu...
Gue kayak kenal ni suara. Suara siapa ya? Anjing? Gak mungkin. Babi? Mungkin.
Tunggu babi?
Berhubungan dengan babi suara itu kayak my babi deh. Oh atau...
Oh my...
Itu suara Anggi.
Aaa..
Gue kangen dia, seharian ini belum ketemu. Yah walaupun tadi pas detik-detik mau pingsan gue lihat dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar And My Ant
Novela Juvenil*** "The hardest part of loving someone is knowing when to let go, and knowing when to say good bye. " -Kelvin- "Sometimes I choose to look happy because I do not want to explain why I am sad to them who even can not understand what I feel." -Zara...