Alice McVee
Aku terdiam cukup lama di ruang UKS. Memikirkan apa yang baru saja terjadi, hening. Rasa sait itu masih ada dan aku tau rasa sakit itu tidak akan pernah pergi. Maddison, Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Apa dugaan ku salah?
Maddison.... Maddi.... Maddi.....
Aku merintih dalam kesunyian, masih sakit. Sangat sakit, entah apa yang merasuki ku, I dont know who am i, i hated, i hated my self, selalu saja begitu. Aku memejamkan mataku. Gelap, sama seperti duniaku. Aku takut namun sepertinya ini yang terbaik. Lebih baik aku tetap berada dikegelapan, because there's no way out from this dark, Kalaupun ada, apakah aku pantas untuk berada didunia yang cerah? I dont know.
Tiba-tiba aku melihat seorang anak kecil didalam kegelapan bersamaku. Siapa dia? Aku menghampiri anak kecil yang berdiri tegap sambil tersenyum padaku dari kejauhan. Aku menghampirinya, anak kecil itu semakin dekat jaraknya padaku. Tunggu, Apakah itu........ Aku?
"Hi Alice." Sapa anak tersebut dengan lembut. Aku membungkuk dan berdiri dengan lututku. Aku bisa melihat cahaya kepolosan dari matanya, aku memeluk gadis kecil yang aku ketahui adalah diriku sendiri. "You must be tired." Ucapnya kali membalas pelukanku.
"But how?" Tanyaku melepaskan pelukan dan menatap mata indah tersebut untuk kesekian kalinya.
Dia tersenyum. "Im always be with you.. Jangan pernah lupakan dirimu Alison."
"Im so sorry, Aku tidak bisa seperti apa yang kau inginkan."
Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak... Jadilah dirimu, Be who you wanna be, Aku disini dan akan selalu disini Alison."
Aku menghapus air mataku dengan kedua mataku. "How's mom and dad?"
Ia tersenyum kembali. "Mereka sangat baik, sekarang mereka sedang mengawasimu dengan khawatir diatas sana."
Aku mengangguk. "Stay with me.. Okay?"
"Always."
Gadis itu menghilang dengan sekejap dan mataku kembali terbuka. Ahhhh, aku kembali. Dengan cepat aku berdiri dan keluar dari UKS, koridor sudah sepi. Apa sudah bell? Aku berjalan dengan cepat kearah kelas, Aku mengintip dari jendela pintu. Maddison duduk disana bersama Luke. Aku mematung disana, kaki ku tak mau melangkah. Tanganku berusaha menggapai gagang pintu namun hatiku menolak.
PERGI DARI SITU!
Hatiku terus berteriak untuk pergi.
Tiba-tiba tanganku ditarik oleh seorang pria dari belakang. Dia menarik dan menuntutku untuk berjalan mengikutinya.
"HEY!!!!" Teriakku memberontak. Tanganku terasa sakit oleh genggamannya. Seluruh tubuhku masih memar. Belum sampai seminggu aku disini, sudah banyak masalah yang menghantui kehidupanku.
"LEPASKAN..."
"Stttt.... Just come with me."
"What are you doing? Lepaskan aku sekarang juga atau kau akan menyesal." Ancamku. Aku menarik tanganku dengan paksa dan menghiraukan rasa sakit dari tubuhku yang mulai lelah. "HORAN LET ME GO!!!!!!"
Dia terhenti dan membalikkan badan, dia menatap ku dari ujung kaki hingga kepala, memerhatikan setiap memar yang yang ada ditubuhku. Dia menarik nafas dengan sangat berat. Ada apa dengannya?
"Bukan ini mauku..." Ucapnya.
Aku terheran, dia menundukkan kepalanya. "Apa?"
"Lupakan... Pergilah.." Ucapnya santai lalu memasukkan tangan ke saku yang ada di celananya. Apa maksud pria ini? Aku terdiam dengan heran sambil memandang Niall. Setelah ku lihat, ternyata postur badan dia cukup tinggi. Aku terlihat seperti bayi dihadapannya. Ia mengangkat sebelah alisnya pada ku. "Kenapa memandangiku? Kau terpesona?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Dark // Niall Horan Fanfiction
RomanceHello... As you see.. cover nya ada foto my hubby Niall so this fanfiction akan menceritakan tentang kisah cinta Alice McVee dan Niall Horan. The love stroy between both of them are kinda complicated, terus drama nya mungkin agak lebay yaahh but i...