4- (Revisi)

14.6K 668 16
                                    

Lea pov

Aku merenung di atas balkon kamarku, menatap kedepan dengan pandangan kosong. Entah apa yang sedang aku tatap, akupun tak tahu. Sekelebat-sekelebat kejadian itu kembali mengusik otakku

Apa ini adalah waktu yang tepat untuk melepaskannya?

Kurasa, aku tidak tahan lagi berada di sampingnya. Dulu prinsipku adalah, aku akan tetap bertahan dengannya, sampai kapanpun tak akan menyerah dengan keadaan ini. Walaupun aku tau, berasa di sampingnya sama saja dengan membunuhku secara perlahan

Tapi, aku sudah tidak kuat, bayangan hitam, sisi gelapnya, sikapnya perlahan-lahan semakin menyudutkanku, meremukan semua yang aku punya. Mungkin ini waktu yang tepat, aku tak akan pernah menyesal mengenalnya, malah aku bersyukur Karna dia, aku bisa menjadi perempuan yang tangguh.

Aku tersentak ketika mendapati suara berdering dari handphoneku

Darren calling

Aku menarik napas dan membuang nya asal

"Ya Hallo Ren," kataku, ketika aku berhasil mengangkatnya

"...."

"Baiklah aku akan mengirimkannya, ku mohon, aku ingin surat itu selesai hanya dalam 3 hari kau tau kan apa penyebabnya," lirih ku

"...."

"Terimakasih sampai jumpa," kataku lalu mematikan sambungan telepon dari Daren.

Darren adalah temanku, sahabatku teman dekatku. Dia tau segalanya tentangku, termasuk tentang Ed tentunya. Dia bahkan tau ketika aku berbohong padanya

"H3 Ed," gumamku

Lea pov off

*******

Edward pov on

Aku berjalan gontai menuju lantai bawah setelah membersihkan tubuhku tentunya terlebih dulu. Aku menatap ruangan ini, tunggu, sepertinya ada yang mengganjal

Ahh yaaa

Wanita itu, kemana dia? biasanya dia akan duduk di meja makan untuk menyambutku

Tapi sekarang kemana dia

Masa bodo, aku tak perduli.

Aku berjalan menuju meja makan dan menatap makanan yang dimasak oleh pembantu disini. Makan sendirian itu rasanya tak enak.

Ya Ed, kau harusnya senang jika tidak ada perempuan Itu disini, batin ku

Apa kalian tau

Semalam aku sengaja mengajak wanita murahan itu untuk kemari

Aku juga tau ketika wanitaku itu melihatnya

Percayalah aku tak sejahat yang kalian fikirkan, aku melihat dia dari ujung ekor mataku, aku tau dia kembali menangis. Aku tau itu.

Edward pov off

********

Outhor on

"Nyonya, makanan sudah siap apa kau tak mau turun kebawah," kata seorang wanita paruh baya, bi Lusi, namanya.

Lea yang mendengar seruan itu tak menghiraukan

"Nyonya ku mohon jangan membuat aku khawatir," kata bi Lusi gusar

Mendengar nada khawatir itu membuat Lea membuka suaranya

"Bi aku tidak mau makan dibawah, masuklah dan taruh makanan itu di atas meja," lirihnya, tapi masih dapat terdengar oleh bi Lusi

SWMP|| edward love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang