chapter 14

75 6 0
                                    

Adelardo pov

Setelah bel pulang berbunyi aku dan ketiga sahabat ku segera keluar dari kelas untuk pulang menuju rumah kami masing-masing.

Hari ini aku tidak ada jadwal ekskul atau kelas tambahan jadi aku memutuskan untuk segera pulang kerumah.

"Do, lo langsung balik atau mau pergi bareng kita?" Tanya aldric.

"Gw langsung balik aja"

"Ok kalo gitu kita pergi dulu ya bro" aldric, william, stevan, dan alex langsung pergi menuju parkiran.

Sebelum pulang aku berniat menaruh beberapa buku ku di loker yang sudah disediakan sekolah.

Koridor menuju loker sudah sepi. Mungkin, siswa lain sudah pulang karena tidak ada ekskul lagi. Pikir ku.

Tapi sebelum sampai loker aku berpapasan dengan emily. kenapa emily masih di sekolah dan kenapa dia jalan sambil senyum gitu. Tanya ku dalam hati.

"Hai ardo, kamu mau ketemu aku ya?" Tanya nya.

Dalam hati aku bergidik ngeri dengan dandanan dan cara bicara nya. Seperti wanita m*r*h*a*.

Tanpa menjawab pertanyaan nya. Aku langsung berjalan melewati nya. Malas meladeni perempuan seperti itu. Kenapa itu cewek gak pernah berhenti ngikutin aku sih...


Author pov

setelah menaruh buku nya di loker. Ardo berniat menuju parkiran untuk segera pulang. Namun, langkah nya terhenti saat melewati gudang sekolah.

Ardo mendengar suara teriakan seorang perempuan. Ardo berjalan menuju gudang untuk melihat siapa yang berteriak tadi.

Suara nya perlahan menghilang. Mungkin hanya alusinasi ku saja. Batin ardo. Tapi, saat dia ingin beranjak dari sana. Suara teriakan itu terdengar lagi.

Apa jangan-jangan di gudang itu ada orang ya. batin ardo. Tanpa pikir panjang ardo segera mendekati gudang. Saat ia ingin membuka pintu gudang. Ternyata pintu itu terkunci dari luar.

Ardo berusaha memutar kenop pintu gudang. Namun, hasilnya nihil. Teriakan itu masih terdengar. Namun, suara nya makin lama makin melemah. Karena khawatir dan bingung. Ardo segera mendobrak pintu gudang sekuat tenaga.


Saat pintu gudang berhasil terbuka. Ia menemukan seorang perempuan sedang terduduk di dekat pintu gudang. Saat ia mendekati gadis itu. Ardo dapat melihat wajah nya dan ternyata gadis itu adalah sheryl.


Ardo berniat menanyakan perihal sheryl bisa terkunci di gudang. Namun, saat ia baru mau bertanya sheryl sudah tidak sadar kan diri. Karena takut terjadi sesuatu ardo segera menggendong sheryl untuk dibawa keluar dari gudang menuju mobil nya.


Setelah menaruh sheryl di kursi sampi pengemudi. Ardo segera masuk ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil. Sebelum menjalankan mobil nya. Ardo berfikir akan membawa gadis itu kemana. Kalau kerumah gadis itu dia takut di kira berbuat yang tidak-tidak oleh tetangga sekitar rumah sheryl.


Setelah lama berfikir ardo akhirnya memutuskan membawa sheryl pulang kerumah nya. Mungkin, ia bisa meminta ibu nya atau pembantu nya merawat sheryl. Entah mengapa ardo merasa sangat khawatir saat menemukan sheryl terkunci di gudang apalagi dalam kondisi tidak sadarkan diri.


Tapi, ia segera menepis perasaan yang menurut nya tidak mungkin terjadi pada dirinya. Ia tidak mau merasakan perasaan itu lagi setelah kejadian masa lalu nya. Baginya, perasaan itu hanya akan membuat nya menjadi sakit hati dan lemah.


Ia sudah bertekat takkan merasakan perasaan itu lagi setelah hati nya disakiti oleh gadis masa lalu nya. Setelah gadis masa lalu nya itu pergi meninggalkan nya. Ia takkan mau jatuh ke lubang yang sama. Yaitu, merasakan jatuh cinta.


Karena tak ingin pikiran nya mengingat kejadian itu lagi. Ardo langsung menancapkan gas nya menuju rumah nya. Sampai sekarang ia masih mencintai gadis masa lalu nya.

Sesekali ardo melirik sheryl yang masih tak sadarkan diri di kursi penumpang. Sheryl, gadis polos, baik, pintar, dan dewasa. Ardo tidak tau apakah ia bisa untuk tidak jatuh cinta kepada gadis itu. Yang jelas untuk sekarang ia masih ingin fokus pada study nya.


Setelah sampai dirumah. Ardo segera membopong sheryl untuk dibawa ke kamar nya. Setelah membaringkan sheryl di kasur nya. Ardo segera turun kebawa dan meminta pembantu nya untuk merawat sheryl.



Sheryl pov


Aku mengerjapkan mata ku sambil menyesuaikan dengan cahaya lampu ruangan ini. Setelah mataku sudah berhasil terbuka sempurna. Aku mengerutkan dahiku pertanda bingung dan aneh.


ruangan apa ini dan dimana aku. Batin ku.



Belum hilang kekagetan ku. Tiba-tiba pintu ruangan ini terbuka dan muncul seorang wanita dengan pakaian seperti pembantu.


"Hmm, boleh aku tau dimana aku sekarang dan kenapa aku bisa disini?" Tanya ku pada wanita ini.


"Nonan berada di kamar tuan ardo dan tadi tuan ardo membawa nona kerumah dalam kondisi tidak sadarkan diri" jelas wanita yang umur nya sekitar 30 an.


"Ardo? Maksudnya adelardo?" Tanyaku memastikan.

"Iya nona" jawab nya.


Aku ingat saat sebelum aku pingsan ada seseorang yang mendobrak pintu gudang. Berati yang mendobrak pintu gudang dan membawa ku kesini itu ardo cowok paling dingin se-sekolah.


"Nona, ini saya bawakan makanan dan teh hangat silahkan dimakan dulu karena tadi tuan ardo meminta saya untuk merawat nona sampai tuan selesai dengan urusan nya" jelas nya.

"Terima kasih nanti aku makan"

Setelah itu pelayan tadi keluat dari kamar ardo. Berhubung perut ku sudah berontak minta diisi. Tanpa pikir panjang lagi langsung saja aku makan hidangan yang sudah di antarkan tadi.


Selesai makan aku beranjak dari kasur berniat untuk ke balkon. Semoga saja ardo gak marah kalau aku ke balkon kamar nya.


Kubuka pintu yang menghubungkan kamar ini dengan balkon. Saat pintu sudah terbuka. Aku langsung merasakan hembusan angin. Sejuk dan nyaman.


Ternyata pemandangan dari sini cukup indah. Sebenarnya ini di daerah mana ya. Tanya ku dalam hati. Saat aku sedang merasakan nyaman nya hembusan angin. Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah....




****


Kira-kira siapa ya yang masuk ke Kamar ardo. Apakah ardo? Atau yang orang lain.


Kalau mau tau kelanjutan nya jangan lupa vote dan comment.


Maaf kalau part ini gaje atau ngebosenin.

Maklum aku belum berpengalaman.

Makasih untuk yang bersedia baca dan vomment.



our(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang