Sheryl pov
Aku berjalan mengikuti guru bk yang akan membawa ku ke ruang kepala sekolah.
aku takut kalau apa yang aku khawatirkan selama ini menjadi kenyataan. Aku tak siap bila itu semua terjadi.
Sepanjang perjalanan menuju ruang kepala sekolah semua siswa memandang ku dengan tatapan mencemooh.
Author pov
Setelah sheryl pergi bersama guru bk, ardo langsung datang ke tempat para siswa berkumpul di depan mading. Saat ardo sampai disana, banyak murid perempuan memandang ardo dengan tatapan memuja.
Namun, ardo tidak memperdulikan tatapan para siswi perempuan itu. Pandangan ardo tertuju pada seorang siswi yang menjadi provokator masalah ini.
"Ardo baby, aku cariin kamu daritadi tapi gak ketemu-temu" ujar emily sambil bergelanyut manja di lengan ardo.
Tapi, ardo segera menepis tangan emily dan mendorong perempuan itu sampai emily mundur beberapa langkah.
"Denger semua, sampai terjadi sesuatu yang lebih parah dari ini kalian semua berhadapan sama gw, terutama lo" jelas ardo penuh penekanan sambil menatap tajam kearah seluruh siswa terutama emily.
Setelah itu, ardo dan sahabat nya segera pergi darisana tanpa memperdulikan tatapan bingung dan takut para siswa disana.
Sheryl pov
Aku telah sampai diruang kepala sekolah. Dia berdiri di depan kepala sekolah yang hanya dibatasi sebuah meja dan kursi.
Sesaat kemudian, sang kepala sekolah berdiri dan memperhatikan ku dengan seksama. Aku yang diperhatikan seperti itu seketika menjadi ketakutan.
Aku takut melihat tatapan sang kepala sekolah.
"Ehmm, begini sheryl kau pasti sudah tau peraturan sekolah ini bahwa setiap murid disekolah ini dilarang bekerja sebelum mereka lulus dari sini, dan karena kamu sudah melakukan pelanggaran yang sangat berat saya dan ketua yayasan sepakat untuk mencabut beasiswa mu".
Penjelasan panjang dari kepala sekolah membuat lututku lemas seketika. Tubuhku serasa mati rasa. Tak bisa digerakkan.
kekhawatiran yang selama ini aku pendam akhirnya terjadi juga. Aku tak tau setelah ini harus bagaimana.
"Tapi pak, saya tidak mampu untuk membayar biaya sekolah ini" ucapku dengan terbata.
"Saya mengerti, tapi maaf saya tidak bisa membantu mu"
Ya allah apa yang harus kulakukan...
Author pov
Sheryl melangkah gontai menuju kelas nya. Ia sudah memutuskan bahwa ia akan berhenti sekolah dan memilih untuk kembali ke kampung nya.
Mungkin, ia memang tak pantas untuk berada di sekolah ini.
Saat ia sampai di kelas suasana kelas yang tadinya ramai langsung sunyi. Semua mata memandang kearahnya.
Sheryl tidak memperdulikan tatapan para siswa itu. Ia segara berjalan menuju kursi nya dan merapikan semua peralatannya.
Sepasang mata memandangnya dengan intens. Tapi, orang yang ditatap seperti tidak merasakan tatapan mata dari pria itu.
Setelah semua barangnya telah rapih. Sheryl segara beranjak untuk meninggalkan kelas dengan membawa tasnya.
Di kelas itu semua mata memandangnya. Ada yang menatap dengan pandangan mencemooh, dan ada yang menatap dengan pandangan iba.
Sepasang mata seorang pria menatap nya dengan sangat intens.
Sheryl pov
Keputusan ku sudah bulat aku akan meninggalkan sekolah dan kota ini. Sedikit rasa benci menyusup di hati ku. Aku kira kota ini akan merubah kehidupan ku. Tapi, justru kota ini memperparah kondisi ku.
Lebih baik, aku kembali ke kampung dan membantu ibu mencari uang.
Tapi, aku seperti merasa kehilangan. Ya, jujur aku sudah menyukai ardo. Tapi, aku tidak mungkin bisa bersama nya. Dia terlalu jauh untuk aku gapai.
Aku telah sampai di rumah kontrakan ku. Aku akan segera pergi dari kota ini pagi hari esok. Aku akan memulai kehidupan ku lagi di kampung halaman ku.
Kegiatan ku merapihkan barang-barang ku terhenti saat terdengar suara ketukan pintu.
Aku beranjak untuk membuka kan pintu.
Tiba-tiba tubuhku mematung saat melihat siapa yang tadi mengetuk pintu.
"Ar..do" ucapku terbata.
Tiba-tiba ardo langsung memeluk tubuhku. Tapi, dengan perlakuan nya ini membuat tubuhku menegang seketika.
Author pov
Ardo tak tau apa yang sedang dirasakan nya. Tapi, satu yang dia tau dia tak ingin kehilangan gadis yang ada dipelukan nya saat ini.
"Ardo, lepasin pelukan kamu" ucap sheryl.
"Gak, aku gak akan lepasin pelukan ku sebelum kamu janji gak akan pergi kemana pun"
"Ardo lepas sekarang juga atau aku pergi sekarang juga" ucap sheryl tegas.
Sebenarnya sheryl merasa nyaman dengan pelukan ardo. Tapi, ia sadar kalau ia dan ardo bukan apa-apa.
Ardo melepas pelukan nya dan menatap sheryl dengan mata tajam nya.
"Ardo aku minta kamu pulang sekarang juga dan jangan kembali lagi"
"Apa maksud kamu?"
"Kamu tanya maksud aku, kamu ngapain menemui ku dan langsung memelukku?"
"A..ku ak..u" ardo bingung harus menjawab apa.
"Hah, tenyata semua orang kaya sama aja, bisa nya cuman mempermainkan perasaan orang miskin"
"Sekarang mending kamu pergi dari sini karena kamu bukan siapa-siapa ku. Aku nyesel pergi ke kota ini dan aku nyesel pernah kenal kamu dan anak-anak di sekolah itu"
Meskipun sheryl berkata itu. Namun, hatinya tidak. Ia hanya ingin membuat ardo pergi menjauhi nya karena ia tak ingin terlalu banyak berharap.
"Sheryl, denger aku gak mau kamu pergi dan aku sayang sama kamu"
Pengakuan ardo membuat sheryl senang. Namun, ia sudah membulatkan tekad bahwa ia akan pergi dari hidup ardo dan melupakan semua yang pernah terjadi di kota ini.
****
Hai readers...
Alhamdulillah selesai juga part ini.
Oh ya, mungkin tinggal 5 chapter lagi cerita ini akan selesai.
Aku tau cerita ini absurd banget tapi, aku berharap kalian masih berkenan untuk memberikan vote dan komen nya.
Oh ya, sebenernya aku udah bikin dua cerita sebelum ini tapi, di akun wattpad yang berbeda.
Judulnya:
Aisyah love story
Berakhir bahagia
Mohon dibaca ya...
Mungkin aku gak bisa lanjutin cerita ku itu tapi aku berharap kalian tetap berkenan untuk membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
our(s)
Teen FictionBerawal dari seorang perempuan desa yang ceroboh,lugu,tapi memiliki hati yang baik. Dia juga memiliki otak yang cerdas.namun gadis itu memiliki sisi lain yang tidak akan dibayangkan orang lain. -sheryl adisa sugiantoro seorang pria yang tampan,pinta...