chapter 19

61 3 1
                                    

Author pov

2 tahun kemudian,

Seorang gadis sedang membantu ibu nya menanam padi di sawah. Sudah dua tahun belakangan ini gadis itu membantu ibu nya bekerja di sawah.

Ya, gadis itu adalah sheryl.

Saat pertama kali menginjakkan kakainya lagi di kampung halaman nya sang ibu sangat terkejut melihat putri satu-satu nya pulang tanpa mengabari nya.

Sang ibu bertanya kepada sheryl mengapa ia pulang tapi tidak mengabari ibu nya dulu. Lalu, sheryl menceritakan semua kejadian selama ia di jakarta minus soal ardo dan pembullyan sheryl di sekolah.

Biarlah itu menjadi rahasia antara ia dan ibu nya.

Selama dua tahun di kampung nya sheryl tidak lagi melanjutkan sekolah nya. Karena ibu nya sudah tak sekuat dulu dalam bekerja. Sehingga, sheryl harus membantu ibu nya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dirinya.

Disisi lain,

Seorang pria dengan badan tegap, tinggi, wajah tampan, dan gayanya yang cool berjalan keluar pintu bandara kedatangan luar negri.

Ya, pria itu baru saja selesai melanjutkan kuliah S1 nya di jerman. Betapa pintar nya pria itu hingga bisa melanjutkan S1 hanya dalam waktu dua tahun.

Dengan diberkahi wajah tampan, kekayaan dan otak yang cerdas tentu saja gadis mana yang tidak akan terpikat dengan nya.

Tapi, pria itu hanya mencintai seorang gadis saat jaman SMA nya. Selama dua tahun ini cinta nya untuk gadis itu tidak pernah berkurang apalagi menghilang melainkan cinta itu semakin besar.

Kalian pasti tau kalau pria itu adalah Adelardo. Atau biasa di panggil ardo.

Ardo membuktikan ucapan nya untuk bisa sukses dan akan mencari gadis masa SMA nya itu.

"Sudah dapat informasi terbaru?"

"Suda pak, menurut pencarian saya gadis itu sekarang berada di kampung halaman nya di daerah jawa tengah"

"Baiklah, kau cari informasi dimana tempat tinggal nya. Lalu, kau awasi terus jangan sampai gadis itu kenapa-napa. Kalau itu sampai terjadi kau berurusan denganku"

"Baik pak"

Setelah sambungan telepon nya terputus. Ardo segera membawa koper nya menuju seorang pria paruh baya yang sudah menjadi supir keluarga ardo selama ini.

"Mari mas, saya bantu bawakan koper nya"

"Terima kasih pak mul"

"Sama-sama mas"

Setelah koper nya di ambil alih ardo kembali berjalan santai menuju mobil nya.

******


"Bu, kita kerumah sakit ya"

"Ndak usah ndok, mending uang nya dipake untuk melunasi hutang kita saja"

"Tapi bu, nanti penyakit ibu semakin parah, sekrang aja ibu sudah beberapa kali batuk-batuk seperti itu hingga muntah darah"

"Ibu gapapa ndok"

"Tapi, sheryl khawatir sama kondisi ibu"

"Kamu gak usah khawatir ya, mending kamu lanjutin lagi aja pekerjaan nya biar kita cepat pulang, soalnya hari sudah semakin sore"

"Baik bu"

Sementara sheryl kembali ke sawah, sang ibu duduk bersandar di sebuah saung sambil memperhatikan putri satu-satu nya.

Ada perasaan sedih dihatinya karena tidak bisa membahagiakan putri nya. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi seperti ini.

Saat tau putri nya diberhentikan karena ketauan bekerja hatinya sangat sakit. Putri tercinta nya rela dikeluarkan demi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di jakarta.

Hati ibu mana yang tidak sedih mengetahui hal itu.

Andai ia tidak sakit seperti ini, pasti ia akan bekerja mati-matian untuk putri nya. Apapun akan ia lakukan agar putri nya selalu bahagia. Tapi, Allah sudah menakdirkan jalan hidupnya dan putri nya seperti ini. Ia hanya bisa menerima jalan yang sudah ditentukan oleh Allah.


-------



Alhamdulillah bisa update lagi....


Makasih buat yang masih setia membaca cerita ini.

Ditunggu vote dan comment nya ya...



our(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang