Bab 4

8.2K 776 42
                                    


©Misscel.

Check it...

Ingin sekali Jaejoong menghela napas berkali-kali andai Cavely tidak memperhatikannya. Gadis kecil itu terlihat pandai sekali menilai, ia akan diberondongi pertanyaan lagi jika melakukan hal yang menurut Cavely membingungkan. Jadi Jaejoong hanya duduk di tepi ranjang Cavely dan menatap bocah itu yang tengah mengambil sesuatu dari laci meja nakasnya.

Keningnya tertaut sempurna saat melihat Cavely mengeluarkan sebuah kamera polaroid dari dalam sana. Senyum lima jari juga terukir di bibir Cavely. Tidak mengerti maksud Cavely yang kini memegang kamera, Jaejoong pun bertanya, "Cavie, untuk apa kamera?"

Cavely semakin lebar mengumbar senyum, dengan manja ia menumpukan kedua sikunya ke pangkuan Jaejoong. "Untuk belphoto belsama Mommy, teman-teman Cavie memiliki album photo belsama Mommy meleka dan Daddy, Cavie ingin membuat album photo juga," jawabnya seraya mengotak-atik benda mahal itu seolah mainan yang sangat mampu ia dapatkan berapapun jumlahnya.

Mulut Jaejoong menganga lebar, astaga sekarang ia baru sadar bahwa tidak memiliki kesempatan untuk mundur lagi menjadi ibu dari anak ini. Sialan, ia terjebak, dan pelakunya tentu saja dalam benak Jaejoong adalah Yunho. Pria itu harus bertanggung jawab atas semua ini. Ia akan menuntut Yunho karena pasal berlapis penipuan dan pelecehan.

Emosinya terhadap pria itu menggelegak, namun saat matanya menatap Cavely perasaan itu seolah cepat berganti dengan perasaan iba kepada Cavely. "Jadi Cavie ingin mengambil photo bersama dengan Mommy?" Tanya Jaejoong lagi, ia harus menyingkirkan berbagai hal yang sekarang berkecamuk di benaknya dan fokus pada Cavely.

Dengan antusias Cavely mengangguk, ia kemudian menarik tangan Jaejoong untuk berdiri, "Ayo Mommy kita ambil photo beldua."

Tubuh Jaejoong tertarik begitu saja, ia hanya tersenyum menanggapi keinginan gadis kecil polos nan cantik itu. Pikirannya masih memutar dengan pertanyaan siapa sebenarnya ibu dari anak ini, yang membuatnya mengambil kesimpulan bahwa Yunho calon bossnya di kantor bukanlah seorang bujangan sukses, tetapi pria yang sudah memiliki anak.

Cavely menariknya hingga ke ruang tamu dimana ada Yunho di sana. Pria itu nampak terkejut saat Cavely berteriak memanggilnya dan melemparkan tubuhnya pada Yunho, namun dengan sigap Yunho menangkap tubuh kecil sang anak. Sangat nampak Jaejoong lihat pandangan mata Yunho yang tersirat kasih sayang berlimpah untuk Cavely. Ya, ayah mana yang tidak sayang dengan anak pintar dan secantik Cavely. Ia saja yang baru bertemu gadis kecil itu sudah menumbuhkan rasa sayang dengan cepat.

"Daddy, tolong ambilkan photo Cavie belsama Mommy, Cavie ingin mempellihatkannya pada teman Cavie yang mengatakan Cavie tidak mempunyai ibu, uuh," ujar Cavely seraya memberikan kamera polaroid kepada Yunho.

Segaris senyuman tersungging di bibir Yunho, sejujurnya ia miris sekali mendengar kalimat anaknya yang seperti itu. Benar kata orang tuanya jiwa Cavely kritis. Anaknya membutuhkan sosok ibu yang nyata dan memperhatikannya setiap waktu. Anaknya tidak bisa dengan hanya figure dirinya. Dan sekarang Cavely menganggap Jaejoong adalah ibunya. Ia harus memutar otak mencari cara agar gadis itu bersedia menjadi ibu Cavely. Bagaimana pun juga ia harus menjadikan Jaejoong ibu Cavely.

Jemari tegasnya mengambil kamera polaroid yang ia belikan beberapa bulan lalu untuk sang anak. Cavely segera berlari kepada Jaejoong yang masih berdiri, menarik tangan gadis itu dan membawanya duduk di sofa, lantas anaknya itu naik ke atas pangkuan Jaejoong dan melakukan pose yang begitu menggemaskan dengan dua jari membentuk huruf V. "Daddy ayo photo Cavie, Mommy halus telsenyum ke depan kamela," perintah bibir kecil itu dengan bersemangat.

Kekehan ringan lolos dari bibir Yunho, ia segera mengambil gambar sang anak dan Jaejoong yang syok. "Mommy sedikit senyum, boleh?" Tanyanya pada Jaejoong, dengan sengaja juga ia menekankan pada kalimat Mommy. Menyadarkan Jaejoong bahwa sekarang tengah bersama dengan anaknya yang menganggap dirinya ibu.

CavelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang