©MisscelKebosanan sangat nampak terlihat pada wajah Yunho. Sudah nyaris 1 jam lebih ia berada di butik kedua, Jaejoong belum selesai juga memilih gaun pengantin yang akan dikenakan saat resepsi nanti. Ia jenuh menunggu gadis itu ke luar masuk ruang ganti dan mencoba. Kenapa tidak se-simple dirinya saja? Ia bahkan tidak sampai memakan waktu 10 menit memilih tuksedo.
Dibandingkan menemani Jaejoong, Yunho lebih memilik di kantor dan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang tertunda. Gadis itu menunjukkan sikap tidak ada tanda-tanda selesai memilih gaun terbaiknya. Astaga, mereka bahkan menikah tanpa cinta tetapi Jaejoong membuat persepsi setiap orang mereka adalah pasangan bahagia dan serasi. Di butik pertama, ia dikatakan begitu cocok dengan Jaejoong. Yunho nyaris ingin muntah karena itu.
Tetapi tentu saja sikap berlebihan dan tidak sopan itu tidak ia lakukan. Bisa-bisa ia dinilai tidak jantan. Itu sama saja membunuh karakternya dengan kejam. Bagi Yunho, dirinya adalah pria yang humble dan gentleman. Menunjukkan sikap itu pada setiap makhluk yang bernama perempuan suatu kewajiban, terkecuali Jaejoong. Ia tidak harus membuat gadis menyebalkan dalam pandangannya itu tertarik dan terkagum padanya.
Baru saja Yunho ingin mengambil ponselnya dan berpikir menelepon anak tercintanya, Jaejoong mengejutkannya dengan sebuah pertanyaan yang mengejutkan.
"Bagaimana menurutmu? Bagus tidak?" Jaejoong di depan Yunho dengan memakai gaun pengantin panjang yang cantik sekali. Di atas kepalanya terdapat tiara yang sama cantiknya dengan gaun dikenakannya.
Kening Yunho bertaut sempurna melihat gadis yang tengah tersenyum kepadanya. Jaejoong terlihat memukau dan cantik sekali, tubuhnya yang proporsional membuat Yunho nyaris mengerang. Gadis itu juga manis dan begitu memancarkan kesan elegan. Matanya nyaris tidak berkedip memperhatikan Jaejoong yang entah kenapa membuatnya merasakan sengatan listrik.
"Nona Jaejoong sangat cocok sekali dengan gaun yang ini, Tuan? Apa anda menyukai pilihannya?" Pertanyaan dari karyawan butik bagaikan angin lalu untuk Yunho. Begitu hebatnya ia terpesona pada sosok Jaejoong yang bagaikan memikat hatinya dengan senyum mengembang sempurna di bibirnya.
"Luar biasa," hanya itu komentar yang mampu ia ucapkan sebagai kalimat yang mewakili seluruh yang ia nilai pada Jaejoong.
"Coba lihat wajahmu, Yunho. Kau terlihat begitu mesum dan jatuh cinta padaku," Jaejoong menjulurkan lidahnya, ia merasa menang karena mampu membuat Yunho terpesona padanya. Memang itu niatnya. Ia ingin membuat pria itu tidak berkutik, bertekuk lutut dan ia akan menertawakan Yunho karena semua itu. Jahat memang tapi ia hanya berpikir demikian untuk memberi pelajaran pada Yunho yang menyeretnya dalam pernikahan tidak diinginkan ini.
Mendengar perkataan Jaejoong yang cukup menohok, Yunho tersentak. Ia berdeham dan menatap ke arah lain. Sial sekali, kenapa ia bisa berpikir bahwa Jaejoong luar biasa dan terpesona? Otaknya tidak beres. Bukan, bukan hanya otaknya saja, melainkan seluruh tubuhnya yang serasa bereaksi lain melihat Jaejoong tadi.
"Kenapa kau bertanya padaku jika kau menyukainya, hmm? Ambil saja, dan kita bisa segera beristirahat setelah ini," Yunho mengeluarkan dompetnya dari saku celana. Sedikitpun ia tidak berniat untuk melirik kepada Jaejoong walau ia ingin sekali.
"Bilang saja kau mengakui bahwa aku cantik sekali, iya kan?" Jaejoong memutar bola mata, kelakuan Yunho mudah terbaca olehnya. Jujur saja ia merasa puas.
"Kau bukan typeku! Cavely jauh lebih cantik dari padamu," sahut Yunho, benar-benar Jaejoong menyebalkan sekali. Gadis itu harus ia beri pelajaran nanti.
"Oh ya? Tapi Cavely kan anakku? Jika Cavely cantik, berarti aku juga cantik, Daddy sayang," ujar Jaejoong seraya terkikik geli melihat ekspresi Yunho yang membesarkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cavely
Fiksi PenggemarYunho menemukan seorang bayi di depan pintu apartemennya. Ia 'terpaksa' merawat si bayi, dan menjadi figur ayah untuknya. FF YunJae / GS / DLDR.