©Misscelkening Jaejoong tertaut mendengar panggilan yang sangat mengejutkannya, lebih lagi ketika sepasang lengan kecil memeluk kakinya dengan erat. Ia menunduk ke bawah, anak kecil yang membukakannya pintu tadi tersenyum lebar. Amat cantik menurut Jaejoong. Ia pun perlahan melepaskan pelukan sang anak pada kakinya dan menggenggam tangan gadis kecil yang begitu menggemaskan.
"Mommy balu pulang? Cavie sudah menunggu Mommy sejak dali tadi, akhilnya Mommy pulang juga setelah lama tidak menjenguk Cavie. Cavie lindu sekali dengan Mommy," Cavely mengoceh dengan polos, wajahnya tak henti tersenyum manis, kebahagiaannya memuncak melihat sosok perempuan yang ia duga ibunya. Sangat cantik dan mirip dengannya, itu lah yang dipikirkan bocah ini ketika menelusuri wajah Jaejoong seperti sekarang.
Mulut Yunho masih sedikit menganga, ia tidak kenal barang sedikit pun gadis yang ada di ambang pintu apartemennya. Astaga bagaimana ini, Cavely salah orang! Ia tidak dapat berpikir di tengah kesalah pahaman yang terjadi. Jelas ia mengatakan bahwa ibu dari sang anak akan segera tiba. Ia meminta BoA datang sore ini. Tetapi yang sekarang datang bukan BoA.
"Mommy?" Lagi kening Jaejoong tertaut, apa anak ini mengalami gangguan mental, hingga memanggilnya Mommy. Ia bahkan baru pertama kali menginjak apartemen mewah ini. Jaejoong tidak mengerti, ia menatap kepada pria yang tercenung dengan hanya memakai handuk.
Pipi Jaejoong merona seketika menatap sang pria yang terlalu ekstrim untuk ia lihat sekarang. Jaejoong menunduk, kembali matanya bertemu dengan mata cantik besar sang anak.
"Mommy ayo masuk, Cavie ingin belcelita banyak hal sama Mommy, Daddy tidak pelnah mengatakan bahwa Mommy Cavie secantik ini, Cavie senang sekali," lagi bibir mungil itu bersuara sembari menarik tangan Jaejoong cukup bertenaga memasuki ke dalam apartemen.
Kontan saja Jaejoong yang masih syok dan ditambah dengan penampilan si pria topless, yang ada tubuhnya tidak memiliki pertahanan yang kuat. Sehingga dengan mudahnya gadis kecil ini menariknya. Ia bahkan nyaris terjerambab saat ditarik paksa dan melewati sosok pria yang membuatnya malu sekali dengan penampilannya.
Mata Yunho mengerjap-ngerjap saat gadis itu memasuki apartemen. Ia serasa terhipnotis sesaat karena tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan ia hanya menutup pintu, seolah mendukung kesalah pahaman Cavely tentang si gadis.
"Mommy bekelja di lual negeli dimana? Kenapa tidak pelnah menelepon Cavie? Cavie kan sangat lindu dengan Mommy." Bibir Cavely mencebil, wajahnya juga terlihat sedih.
Jaejoong diajak duduk di sofa yang empuk oleh anak ajaib ini. Kemudian gadis yang menyebut dirinya Cavie ini langsung duduk di pangkuannya. Ingin sekali Jaejoong memindahkannya tetapi ia tidak tega saat dengan manja dan terlihat gurat sedih di wajah gadis kecil ini, lalu kedua tangan kecilnya memeluknya dengan erat.
"Mommy jangan pelgi lagi, jangan tinggalkan Cavie lagi," pintanya dan meresapi pelukan dengan sang ibu yang tidak pernah ia lihat selama ini.
Perasaan Jaejoong sebagai wanita serasa tersentuh, tangannya pun terulur mengelus dengan lembut rambut panjang yang tergerai ini. Kebingungan memang lah menjadi-jadi di dalam hatinya, dan pikiran tentang anak ini yang mengalami gangguan mental mendominasi. Mungkin pria yang disebut Daddy oleh sang anak bisa menjelaskannya.
Jaejoong pun menatap menuntut pria yang hanya berdiri menatapnya. Tetapi si pria memberi isyarat untuknya menunggu dan melenggang dari ruang tamu yang besar ini.
Yunho mulai pening kembali dengan sikap Cavely. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa gadis itu bukan ibu Cavely yang ia maksud akan datang. Ia tidak tega merusak raut wajah bahagia sang anak, apa lagi permintaan sang anak yang menyayat hatinya. Astaga, ia yang bukan ayah kandung Cavely saja amat kasihan dan terharu dengan anak itu, kenapa ibu kandungnya benar-benar tega membuangnya.
Tidak ingin berpikir banyak tentang ibu kandung Cavely yang bak ibu tiri Cinderella itu, Yunho lebih baik memikirkan bagaimana menghadapi gadis yang tak dikenalnya. Ia bergegas keluar kamar setelah memakai kaos polo dan celana pendek selutut bahan denim.
Yunho duduk di depan sang gadis dan anaknya. Ia menatap gadis yang terus mengelusi kepala Cavely dengan lembut. Sesekali sang gadis menjawab pertanyaan Cavely yang lebih pantas disebut menuntut.
"Mommy harus mengantalkan dan menunggu Cavie sekolah, ya?"
"Hmm, iya," sahut Jaejoong untuk kesekian kalinya sang anak memintanya. Ia hanya mampu mengiyakan. Toh, dalam pikiran Jaejoong hal ini akan segera berakhir.
"Cavely Sayang, bolehkah Daddy berbicara sebentar dengan Mommy?" Yunho mengangkat suara, ia merasa memang harus berbicara berdua dengan si gadis.
Cavely melepaskan pelukan pada Jaejoong. Menatap Yunho sejenak sebelum mengangguk. "Daddy juga lindu dengan Mommy? Cavie akan masuk ke kamal sebental, tapi Mommy janji tidak boleh pelgi lagi," Cavie mengedipkan matanya polos, mengangkat jari kelingkingnya dan menunggu jaejoong untuk mengaitkannya, pinky promise.
Setelah Jaejoong mengaitkan kelingking mereka, segera bocah itu turun dari pangkuannya dan berlari ke kamar. Cukup pengertian sebagai anak, mungkin saja orang tuanya ingin melepas rindu. Ya, begitu lah yang Cavely pikirkan. Ia sering melihat beberapa temannya diantar dan dijemput orang tua mereka. Biasanya sang ayah yang menjemput akan mencium kening sang ibu. Barangkali ayahnya juga ingin begitu dan terlalu malu jika ia lihat. Cavely tersenyum malu membayangkan sang ayah dan ibunya melakukan itu.
Yunho memastikan sang anak sudah masuk ke kamarnya sebelum mengangkat suara. Ia mengubah posisi duduknya dan mencondong ke depan. Berdeham sedikit kemudian berucap, "Jadi siapa kau?"
Pertanyaan yang amat umum ditanyakan oleh si pria. Jaejoong teringat niat awalnya ke sini. Perasaannya berdebar kencang, gugup. Ia segera merogoh tas yang bertengger di bahunya, mengeluarkan map berwarna merah dan meletakkan di atas meja. Astaga, ia baru sempat berpikir jernih bahwa di depannya ini adalah calon boss.
Benar, calon boss. Ia diminta manager HRD untuk memberikan berkasnya gang terlambat dikumpul kepada sang atasan. Ia diberikan alamat apartemen bossnya, karena jika tidak memberikan data diri ia tidak akan bisa bekerja walau sudah diterima. Itu lah alasan kenapa ia ke sini dan mengalami hal yang luar biasa tidak ia duga .
Setahunya sang boss masihlah seorang bujangan. Tetapi kenapa ada seorang anak kecil yang memanggilnya Daddy? Banyak hal yang tidak dimengerti Jaejoong. Namun ia tidak ingin ambil pusing dengan mencampuri kehidupan orang lain.
Sebelah kening Yunho terangkat, ia mengambil map yang barusan diletakkan si gadis. Membuka dengan segera map itu untuk memuaskan rasa dahaga penasaran yang semakin menumpuk. Setelah ia melihat isinya, mata Yunho mengerjap. Ia tidak berpikir bahwa isinya adalah data diri beserta photocopy ijazah kelulusan. Ia memang tidak memiliki bayangan siapa si gadis yang bernama Kim Jaejoong ini.
Namanya Kim Jaejoong, itu yang tertulis di sini. Jaejoong adalah salah satu pegawai baru yang diterima diperusahaannya. Secara garis besar Yunho mengambil kesimpulan bahwa si gadis asing ingin mengumpulkan data langsung kepadanya. Ia membaca dengan baik profile calon pegawainya.
Pendidikan Jaejoong memang memenuhi syarat untuk menempati jabatan sebagai sekretarisnya. Ya, itu yang ia lihat pada posisi jabatan yang diinginkan Jaejoong. Sedikit berdeham dilakukan Yunho lagi, hanya ingin membangun wibawa pada pembawaannya. "Jadi kau adalah sekretaris baruku mulai esok hari?" Tanya Yunho dengan wajah serius.
"Benar," sahut Jaejoong sekenanya, ia terlalu gugup untuk mencari kata lebih panjang dari pada itu.
Yunho terdiam. Ia memikirkan kata-kata Cavely ketika berbicara dengan Jaejoong tadi. Entah kenapa lagi-lagi pikiran konyolnya mulai muncul. Ia menatap lamat-lamat Jaejoong sebelum mengatakan hal luar biasa yang membuat Jaejoong syok.
"Aku lebih suka kau menjadi Mommy Cavely dibandingkan dengan sekretarisku."
Kontan saja Jaejoong merasa ingin terlonjak ke belakang mendengar itu. Matanya membesar dengan mulut yang membuka. Apa, apa pria di depannya ini tengah melamarnya untuk menjadi ibu dari anak yang bernama Cavely tadi?
.
.
.EYD ga beraturan typi dimana" -bow-.
edisinya pendek" ya, mohon dimaklumi. Sama ga terlalu serius bikin ff, jadi gaje bener ~ .
Qoutes for today.
"Ketika seseorang menghina kamu itu adalah sebuah pujian, bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu. Bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka."
-BJ Habibie-

KAMU SEDANG MEMBACA
Cavely
FanficYunho menemukan seorang bayi di depan pintu apartemennya. Ia 'terpaksa' merawat si bayi, dan menjadi figur ayah untuknya. FF YunJae / GS / DLDR.