Yang di mulmed itu taman belakang dan rumahnya Fabian ya..Happy reading guys
Cinta hadir karena perkenalan, bersemi karena perhatian, dan bertahan karena kesetiaan.
Author POV
Di waktu yang sama namun berbeda tempat. Seorang remaja laki - laki sangat frustasi akibat kedua orangtua dan adiknya berusaha meledeknya. Ya dia adalah Bian.
"Yah, tau nggak, Bian masa suka sama anak temen Bunda." Ucap Mamanya
"Beneran Bun? Cantik nggak anaknya?" Ucap Ayah Bian.
"Bunda, Bian tuh nggak suka sama anak temen bunda" ucap Bian dengan nada jengkel
"Masa? Kalo suka mah gapapa kali. Bunda merestui kok. Ayah setuju kan?" Bundanya hanya terkekeh melihat ekspresi anaknya.
"Ayah ikut Bunda juga deh. Kalo kamu suka, juga gapapa" ucap Ayahnya sambil tersenyum kepada istrinya.
Bian hanya bisa mengumpat dalam hati. Sejak kapan kedua orangtuanya seperti ini? Kerja sama? Astaga... Cobaan apa ini, Tuhan?
"BIAN! SEJAK KAPAN LO UDAH PUNYA CEWE? INI CEWE KE BERAPA, HAH?" Teriak adiknya, Bianca Giovanni Pearce.
Anjir.
"Heh, diem lu cebol. Masih kecil juga, tau apa emangnya lo?" Bian mendengus kesal. "Males gue debat sama lo, pasti gue selalu kalah"
"Makanya, jadi abang tuh yang bener. Jangan mikirin pacar mulu" ucap Bianca sambil memeletkan lidahnya.
"Udah - udah, pusing bunda liat kalian berdua ribut. Tapi, bunda setuju kamu sama Stevani loh. Dia cantik, baik, pinter, pokoknya TOP BANGET" ucap Bunda Bian sambil mencoba menahan cekikikan yang ingin keluar dari mulutnya.
"Bun, yah, Bian keatas dulu deh. Bian pusing kalo ruangan berisik" Bian langsung pamit menuju lantai atas. Bian hanya takut ruang keluarganya rusak, hanya karena membicarakan perempuan tersebut.
..........
Brum! Brum!
Bian memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Banyak siswa yang memperhatikan Bian yang ada di parkiran. Bian hanya mendecak sebal melihat siswi - siswi sekolah memperhatikannya. Nggak jelas!
Saat Bian berjalan menuju kelasnya, dia mendengar sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.
"Eh lo tau nggak, ada gosip baru tentang Stevani anak SMA Intel yang biasa dijadiin bahan taruhan cowo - cowo sekolahnya" bisik - bisik sudah mulai terdengar oleh Bian. Bian membiarkan langkahnya terhenti, karena ingin mendengar kelanjutannya.
"Kenapa lagi tuh cewe? Pasti abis putus lagi?" Tanya temannya, masih berbisik. "Gue yakin tuh cewe cuma kecentilan... Lo tau lah cewe jaman sekarang?"
"Tapi katanya sih, cewenya tomboy kok. Masa bisa centil begitu?" Tanya suara sebelumnya, masih berbisik. "Gue bingung sama tuh cewe, Berasa ok banget."
"Cewenya nggak tau malu banget ya?" Cibir yang lain yang masih berbisik.
Bian yang mendengar itu tiba - tiba melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Dasar tukang gosip. Tapi itu beneran? Cewe itu dijadiin bahan taruhan? Bian hanya bisa mengira - ngira semua pertanyaan yang ada di kepala gantengnya.
"BIAN!!!"
Bian terlonjak kaget akibat lengkingan suara tersebut. Tubuhnya mundur beberapa langkah. Aaron berdiri di belakang dengan cengiran khasnya.
"Kutil dasar lu" ucap Bian sambil mengusap dadanya yang hampir terkena serangan jantung mendadak. "Bisa, nggak teriak kayak gitu?"
Aaron tertawa terbahak - bahak karena melihat sahabatnya kaget dan marah. "Sorry, bro... Lo lucu deh, kalo lagi marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stephanie [End]
Teen Fiction#169 in Teen Fiction - 25 Agustus 2016 #140 in Teen Fiction - 28 Agustus 2016 #133 in Teen Fiction - 2 september 2016 [Jangan ada yang copas ini cerita. Gue bikin sendiri dengan hasil pemikiran gue sendiri. Kalo ada yang sama atau gimana pun bentukn...