Eight

11K 701 112
                                    


Hallo guys.
Thanks ya, untuk 2k yang baca, semoga makin banyak yang baca, followers, vote, and comment.
Biasakan sebelum membaca Vote ya^^.

Satu voment sangat bermanfaat bagi penulis pemula seperti gue.

Oiya check mulmed ya, ada baju yang digunakan Bian dan Stevani.

Happy reading guys :-*

Author POV

Suasana bandara pagi ini sangatlah ramai. Stevani hanya bisa bertanya - tanya dalam hati, kenapa semua orang pergi berlibur? Sedangkan dia, hanya pergi untuk sebuah permintaan konyol. Menurut Stevani sendiri, Turki merupakan salah satu dari banyak negara yang dijadikan tempat untuk honeymoon atau tempat liburan keluarga. Sedangkan dia? Hanya untuk mengikuti perlombaan dan permintaan konyol dari Bian.

Bahkan Stevani sendiri menarik kopernya dengan ogah-ogahan yang layaknya tidak rela untuk meninggalkan negara tercinta. Ia sudah memesan tiket pesawat dua hari sebelumnya. Ia juga sudah memberitahukan kepada keluarganya tentang permintaan konyol tersebut. Menurut keluarganya, permintaan tersebut sangat berharga dan jangan di sia - siakan.

"Jaga diri lo baik - baik ya, dek. Kalo ada cowok ganteng bilang gue, ya? Atau cewe cantik deh, dek." Ucap abangnya Stevani, bang Bryan.

"Iya, tenang aja. Nanti gue kasih tau ke lo, kok." Ucap Stevani dengan raut wajah kesal, yang membuat semuanya tertawa.

Bang Zach terkekeh geli akibat tingkah laku para adiknya. "Jaga diri lo ya, dek. Kalo ada masalah, you can tell me. I love you, adek gue yang cantik." Kata Zach sambil mengacak rambut Stevani dengan senyuman khasnya.

Stevani langsung menyingkirkan tangan Zach dan memeluknya. "Gue bakal jaga diri dan makasih atas perhatiannya, bang. I love you too, abang gue yang ganteng."

Setelah mengucapkan salam perpisahan dengan Zach, Stevani langsung berlari kearah Bryan dan memeluknya. "Walaupun lu cerewet dan suka tebar pesona, gue pasti bakal kangen banget sama lo, bang. I love you, abang gue yang kece badai."

"Gue juga bakal kangen sama lo, dek. Jaga diri baik - baik, dek. *Je t' adore, adek gue yang imut." Balas Bryan dengan nada lembut dan mencubit kedua pipi chubby Stevani.

Stevani menyingkirkan kedua tangan Bryan yang berada di pipinya. "Ya ampun, jangan dicubit dong pipi gue. Nanti kalo makin mirip bakpao gimana?"

"Nggak usah khawatir" Ucap Bryan dan Zach secara bersamaan. "Lo cantik apa adanya, okey?" Lanjut mereka berdua dan mencium kedua pipi Stevani secara bersamaan.

Stevani terkekeh geli akibat tingkah kedua abangnya yang selalu membuat dirinya merasa dilindungi. Jika saja abang pertamanya saat ini ada, mungkin mereka akan mencium pipi adik kesayangannya secara bergantian. Untuk saat ini, Mungkin semua orang akan berpikir bahwa mereka bertiga tidak memiliki hubungan kekeluargaan. Melainkan, mereka akan dilihat sebagai sahabat ataupun pasangan yang sedang selalu membuat lingkungan sekitarnya iri.

"Thanks, abang gue yang selalu ngeselin. Coba ada bang Austin, mungkin lebih seru dan dramatis." balas Stevani sambil terkekeh geli. Mereka memang sangat lucu bukan?

"Cepetan, Zahra. Pesawatnya udah mau take off." Teriak Bian yang mengalihkan perhatian Ketiga orang tersebut dan orang tua mereka. Sambil menarik pergelangan tangan Stevani, Bian mengucapkan salam terakhir sebelum mereka berdua benar - benar jauh. Stevani hanya mendengus kesal akibat ulah Bian.

"Bye, mam and dad." Teriak keduanya secara bersamaan.

"Jaga adek gue baik - baik ya. Jangan lupa, ketemu cewe yang kriteria penilaian sama kayak gue, kasih tau!" Teriak Bryan kepada Stevani dan Bian yang membuat semua orang disekitarnya menengok.

Stephanie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang