Hai, biasakan vote dulu ya. Satu vote sangat bermanfaat untuk cerita ku ya^^.
Biar baper, dengerin lagu Rizky Febian ya^^, kesempurnaan cinta.
Cinta hanyalah sebuah kata, hingga kamu hadir dan mengartikannya menjadi nyata.
Author POV
Sejak kejadian beberapa hari lalu, Bian memutuskan untuk menjalin hubungan pertemanan dengan Stevani dari awal lagi. Tidak seperti dulu yang datar dan memberikan jawaban seadanya, kini mulai terbuka dan bercerita tentang kehidupannya. Perubahan tersebut membuat Stevani bingung dan merasa nyaman dengan Bian yang sekarang. Bahkan, Selama Stevani di Istanbul Bianlah yang menemaninya pergi ke tempat yang ingin ia kunjungi.Dan tanpa sadar, Bian menyukai perempuan itu. Bian menyukai Stevani dengan segala sifat yang membuat dirinya tersenyum, khawatir, nyaman dalam satu waktu sekaligus. Walaupun Bian tidak terlalu percaya dengan hal yang akhir - akhir ini terjadi dengan dirinya. Tapi dia meyakinkan sedikit demi sedikit dengan perasaan tersebut. Dalam hati, Bian tidak menyangka kalau dia akan menyukai gadis dengan segala tingkah aneh.
Sore ini, Bian menyiapkan suatu kejutan untuk cewek itu. Kejutan itu sengaja ia berikan sebelum kepulangan mereka ke tanah air serta untuk ucapan terimakasih atas bantuannya. Memang, menurut Bian hadiah ini tidak sebanding dengan kehadiran cewek itu di hidupnya.
Setelah membawa hadiah yang akan di berikan kepada Stevani. Bian berjalan menuju lantai paling atas dari sebuah gedung yang sudah tidak terpakai.
Gedung tua ini adalah gedung yang ditemukan oleh Bian di dekat ramainya kota Istanbul. Untuk pertama kalinya, dia mengajak Stevani untuk melihat pemandangan kota Istanbul dari atas gedung tua ini. Tanpa Bian ketahui, cewek itu sangat menyukai tempat ini dan berencana mengunjunginya lagi.
Baru saja tangannya ingin mendorong pintu gedung tua itu, Bian melihat Stevani yang menikmati hembusan angin sore sambil merentangkan kedua tangannya.
Embus angin sore juga menerpa tubuh Bian ketika dia berjalan mendekati Stevani. Dia perlahan berjalan menuju Stevani dengan sebuah kejutan di tangannya.
Stevani sama sekali tidak menyadari kehadiran Bian. Dia perlahan membuka kedua matanya ketika dia merasakan hembusan angin sore. Cewek itu merentangkan kedua tangannya dan menikmati embus angin yang menerpa seluruh tubuhnya.
Saat Stevani sedang menikmati hembusan angin sore, tiba-tiba saja ada yang menutup kedua matanya dengan sebuah tangan. Ditariknya tangan tersebut untuk melihat siapa yang menutup kedua matanya.
"Hai, Stev." Suara berat terdengar dari belakang. Stevani memutar tubuhnya setelah berhasil melepaskan tangan yang menutup kedua matanya untuk memastikan suara tersebut. Ketika melihat cowok yang hampir tiga bulan selalu bersamanya membawakan sesuatu yang membuat Stevani membulatkan mulutnya. Lagi-lagi cowok itu membuat Stevani terkejut.
Dia melangkah mendekati Stevani yang masih terlihat shock dan tersenyum tipis serta menatap Stevani dengan tatapan sendu. "Ini buat lo, Stev. Thanks, buat bantuan Olimpiade Sains Internasional, ya?"
Stevani membungkam mulutnya. Dia tidak percaya, seorang Bian dengan muka datar dan kaku bisa memberikan sebuah bouquet bunga coklat besar kepada dirinya. Dia memang selalu sering mendapatkan bunga dari teman ataupun mantan pacarnya (taruhan). Tapi, saat cowok itu yang memberikannya ada sensasi aneh yang akhir-akhir ini Stevani rasakan saat berdekatan dengan Bian. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Semua itu selalu terjadi saat berdekatan dengan Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stephanie [End]
Teen Fiction#169 in Teen Fiction - 25 Agustus 2016 #140 in Teen Fiction - 28 Agustus 2016 #133 in Teen Fiction - 2 september 2016 [Jangan ada yang copas ini cerita. Gue bikin sendiri dengan hasil pemikiran gue sendiri. Kalo ada yang sama atau gimana pun bentukn...