My Life And My Sister

2.8K 117 2
                                    

Charcter :
Ebiko Jung & Ebina Jung (Eunha G-FRIEND)
Alden Kim (V BTS)
• Other cast

Genere :
Family
Sad
Romance

Author :
Ananda Aulia

Cover and all pict :
Ananda Aulia

OOT :
Hai! Ini cerita pertama yang saya share di Wattpad, baru belajar jadi masih newbie dan butuh banyak saran dari pembaca dan senior (?)
Maaf kalau ada bahasa yang kurang di mengerti dan typo bertebaran :3
Moga suka dengan ceritanya, Enjoy!

Namaku Ebiko, aku adalah seorang gadis biasa yang tinggal di desa kecil yang sangat jauh dari kota. Aku hidup dalam kemiskinan.

Pakaianku kusam, sederhana, rambutku lurus hitam pekat tanpa pernah mengenakan kosmetik seperti gadis lain. Kini umurku menginjak 18 tahun. Sudah hampir setahun ini aku bekerja menjadi kasir di toko kecil di desa ku, bukan supermarket. Hanya menjual makanan siap saji.

Aku tinggal sendiri dirumah tua ini, ya orang tua ku.. Mereka sudah meninggal saat aku berusia 10 tahun, sejak saat itu aku dan Ebina hidup sebatang kara, berkerja setiap hari untuk kebutuhan hidupku dan Ebina.

Oh ya Ebina adalah kembaranku, ia terlahir kembar denganku tapi aku bingung kenapa aku tidak punya sedikit pun bakat Ebina.

Ebina sangat cantik, ia pandai bernyanyi, semenjak masuk SMA ia sudah di kenal banyak orang, Ebina dari kecil memang sering ikut kompetisi antar kota, ia pernah dikirim ke Seoul untuk mengikuti kompetisi musik.

Saat tahun kedua SMA kami. Ia mendapat beasiswa karna bakat bernyanyi nya itu, Ebina di sekolahkan di sekolah seni ternama di korea yang tepatnya ada di ibu kota seoul.

Ya hanya dia, ia bersekolah dan mulai kehidupannya di seoul tanpa aku, tadinya ia sempat menolak untuk bersekolah di sana, tapi aku membujuknya

"kapan lagi kau bisa mewujudkan impianmu menjadi penyanyi?"

Itulah kata kata yang sangat aku ingat untuknya. Sekali pun aku tidak bisa bernyanyi, tapi aku bangga melihat saudaraku, Ebina ia bisa meraih impiannya dan itu kebahagiaan lebih untukku juga. Dan kini mungkin ia sedang mengikuti banyak audisi untuk menjadi penyanyi di seoul.

Sudah hampir 2 tahun aku tidak pernah bertemu dengannya, kami hanya berkomunikasi lewat telpon, tentu saja ia menggunakan handpone dan aku menggunakan telpon yang berada di depan toko sebelah rumahku, haha ya telpon yang memakai koin. Terkadang ia juga mengirim surat untukku, ia sering menyisipkan beberapa foto nya dengan teman temannya di sana, ia hidup dengan bahagia di sana.

Malam ini aku berjaga kasir seperti biasa, datang jam 4 sore dan pulang jam 11 malam, toko ini memang buka saat sore sampai tengah malam saja.

Saat toko sepi seperti ini, kadang aku mengambil waktuku untuk keluar dan menelpon Ebina, ia tidak pernah tidur saat jam seperti ini kkk

"Hallo?"

"ini aku"

"Ebikooo ya tuhan aku menunggu telpon dari mu dari tadi, apakah toko nya sudah sepi?"

"haha iya, kau mau cerita apa? tidak seperti biasanya kau menunggu telpon ku"
Senyumku mulai mengambang di pipi tembemku ini, ya aku sangat merindukan suaranya

"kau tau, alden mengajak ku makan siang bersama tadiii"
Ucapnya semangat

"benarkah? woah itu satu langkah yang bagus"
Aku turut senang mendengar suara cerianya

"hmm kami menghabiskan waktu bersama dari sore sampaii malam"

"woah benarkah?"

"iyaa! aku sampai capek jalan jalan bersamanya, tapi ia mengantarku pulang tadi aahh senangnya"

"hmm sepertinya ada yang mau jadian"
Aku tersenyum jahil

"semoga sajaa!"

aku menoleh ke belakangku, sepertinya ada pelanggan yang hendak masuk ke toko

"haha, ebina. aku harus kembali bekerja, kau tidur ya maaf tidak bisa lama lama menelpon"

"iya baiklah. kau juga segera pulang dan tidur kalau sudah berkerja ya!"

"okee"

Disanalah percakapan kami berakhir hari ini.

"huhh lelah sekali!"
Aku merebahkan badanku ke kasur lipat di lantai rumahku yang kecil

"Ebina pasti sangat senang bisa semakin dekat dengan Alden"

Pikiranku melayang memikirkan kebahagiaan saudaraku, ia menyukai seorang lelaki yang berlatih musik di tempat yang sama bersamanya, namanya Alden Kim. Menurut cerita Ebina, Alden adalah pria yang tampan, lucu, dan humoris. Sepertinya Alden akan cocok dengan Ebina yang polos haha
Tanpa sadar aku memejamkan mataku dan tertidur pulas.

Sudah dua minggu berlalu, aku menjalankan hidupku yang membosankan ini seperti biasa
Tapi dua minggu ini aku tidak pernah mendapat kabar dari Ebina. Aku selalu menelponnya tapi ia tidak pernah menjawab, aku mencoba mengirimkan pesan lewat pos, tapi ia tidak membalasnya juga.

Aku sangat khawatir dan merindukan cerita cerita darinya. Ebina tidak pernah seperti ini, ia pasti menghubungiku apa pun yang terjadi.

Pagi sekali aku sudah bangun dan beranjak ke tukang pos untuk mengirim surat lagi untuk Ebina. Tapi saat aku menuruni tangga untuk ke kantor pos aku melibat Ebina..

Ya. Ini dia. Ini bukan mimpi! ia menggendong tas dan membawa bungkusan. Aku menatapnya dengan senyuman terharu karna merindukannya, sama hal nya denganku, ia tersenyum hendak menitihkan air mata dari sana di sebrang jalan ini.

Tapi..
Ia..
Terlihat lemah dan..
Pucat sekali?

Never MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang