Last Letter

910 77 1
                                    

Di hari sepagi ini, dengan hawa yang sejuk dan suasana yang hening. Tanpa ada kicau burung di pemakaman ini..
Aku hanya terduduk di sebelah makam Ebina.
Aku mencerna pikiranku agar aku bisa lebih ihklas dengan kepergiannya.

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, aku tak sanggup..

Air mataku tumpah lagi dan lagi mengingat pedihnya nasipku ini Tuhan.

Ebina telah meninggalkanku.

Kini aku tidak memiliki siapa siapa lagi.

Aku sendirian.

.....

Saat aku kembali ke rumahku, aku berniat untuk membuang semua benda benda yang Ebina bawa dari kota agar aku cepat menyudahi penyesalanku ini yang tak bisa berbuat apa apa untuk Ebina.

Aku memungut beberapa buku yang ia bawa dan memasukannya kedalam tas pink yang selalu ia pakai.

"Apa ini?"

Aku menemukan secarik surat yang berada di dalam tas Ebina. Kini aku menemukan diary Ebina yang ada di bagian bawah tasnya.

Aku membaca isi diary miliknya..
Ia menuliskan semua hal yang ia jalani pada keseharian nya di kota, Belajar bernyanyi, Les musik bersama teman temannya, berpesta merayakan ulang tahun temannya, berjalan jalan dengan Alden, dan semua hal tentang Alden ia tulis di diary nya

"Ternyata kau sangat menyukainya ya"
Aku tersenyum saat membayangkan wajah riang Ebina yang tengah menulis diary nya

Aku melihat isi catatan yang berada di halaman belakang diary nya..
Ia menulis tentang kepahitan nasipnya yang sulit untuk ia percayai yaitu saat ia tau kalau ia terkena kanker otak.

Di sana juga tertulis, bahwa dia merindukanku..

Aku mencoba menggigit bibirku erat erat mencoba untuk tidak menangis lagi.

Aku pun segera menaruhnya kembali ke tasnya untuk segera aku buang.

"Ah aku melupakan surat ini"

Saat hendak aku kembali keluar untuk membuangnya..

'Untuk Ebiko Jung, Saudara yang sangat sangat aku sayangi.'

Amplop surat itu bertuliskan.. Untukku?
Aku membuka amplop itu dan membacanya

'Ebiko.. Apa kau masih menangis? Berhenti anak cengeng! Aku sudah tenang di duniaku sekarang..'

"Apa ini?"

'Aku harap kau akan segera mengiklaskan kepergianku ya..'

Aku meremas ujung kertas surat ini.. Bagaimana bisa ia telah menyiapkan hal hal seperti ini?!

'Ebiko.. Aku punya satu permintaan, yah aku tahu walau permintaan ini mungkin belum aku sampaikan dengan jelas saat aku masih hidup kkk'

"Apa?!"
Aku jengkel dan semakin mengutuk diriku sendiri, Ebina telah menyimpan rasa beban yang mendalam saat ia hidup

'Aku ingin kau menggantikan peranku sebagai pelatih musik di seoul, bukankah dulu kita berkeinginan untuk menjadi idola cilik dan bernyanyi di panggung bersama? haha ingatan masa kecilku bagus kan!

Kini giliranmu untuk berlatih di seoul dan mengejar impianmu, aku tahu kau punya suara yang yahh tidak terlalu bagus.. Tapi aku yakin kau bisa! Karna Ebiko adalah kembaran Ebina yang pandai bernyanyi! hahaha ^^

Kau harus pergi ke seoul, tinggal lah di apartemenku, dan di sana kau akan menemukan teman temanku yang akan menjadi teman teman mu juga, kau akan berlatih bernyanyi bersama mereka. Kau tidak perlu khawatir tentang biayaya apartemennya, karna apartemen itu juga jaminan beasiswa ku. Kau hanya perlu belajar tekun! Tapi masalah uang jajam dan makanan sehari hari.. Itu kau cari sendiri ya, kau bisa menabung! Atau kau juga bisa kerja paruh waktu sepertiku. Aku menjadi penyanyi bayaran saat sore di salah satu kafe di sana, jadi dari sanalah aku mendapatkan uang. Kau juga pasti bisa melakukannya!

Oh ya, Aku tidak pernah memberi tahu siapapun, orang orang di kota, teman temanku, guruku, semuanya bahkan Alden. Mereka tidak pernah aku beri tahu kalau aku memiliki saudara kembar yaitu kamu Ebiko. Jadi kau tidak perlu khawatir ketahuan kalau yang kelak belajar di sana adalah kau, bukan aku..

Apa kau paham?

Yakin paham?

Coba baca ulang dulu! -3-

Haha aku tahu kau paham!

Ini adalah permintaan terakhirku Ebiko, jadi tolong kabulkan dan laksanakan kemauanku, aku ingin kau merasakan masa indahmu sebagai remaja di kota, tidak pakai baju kucel dan tidak berdandan sama sekali! -_-

Aku yakin kalau kau hidup di sana kau bisa merawat dirimu dan menikmati hak remaja mu.

Aku tahu ini seperti lolucon, mana mungkin seorang bisa menggantikan hidup orang lain? Hanya karna ia kembarannya. Tidak! Aku tidak bermaksud seperti itu Ebiko.. Aku menyayangimu dan ingin kau hidup dengan bahagia karna hanya ini caraku untuk membalas budi mu.

Jadi, ku mohon.. Pergilah ke seoul dan berpura puralah jadi aku, berperan lah sebagai Ebina yang ceria dan hidup bahagia Ebiko! Aku mohon..

Aku tidak bisa menulis lagi, ini pesan terakhirku untukmu saudaraku.

Aku menyayangimu, sangat! :)

Ebina Jung.'

Aku menitihkan air mataku. Aku..

Apakah aku bisa melaksanakan permintaan terakhirnya?

Never MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang