New friend!

852 71 1
                                    

Pagi sekali aku sudah terbangun di kasur baruku yang empuk ini. Jujur saja, semalaman aku sulit untuk tidur. Aku mencemaskan jadwal hari ini. Aku harus masuk pelatihan Music Club dimana Ebina belajar untuk mengembangkan bakatnya dan sumber beasiswanya selama ini.

"Aku harus berpenampilan dengan pantas"

Aku mandi dan karna saking gugupnya aki terburu burunya dan langsung memakai baju seadanya dengan jacket biruku, memakai rok mini 'lagi'
Aku belum terbiasa dengan memakai rok tapi aku harus belajar mengenakan apa pun dengan pantas.

Aku tidak sarapan dan langsung mengambil handpone ku di kasur dan menyiapkan beberapa buku musik yang mungkin akan kupelajari hari ini, aku tidak tahu jadwalnya jadi aku langsung memasukan dalam ransel pink 'ku'

Aku bergegas keluar dan memakai sepatu, hendak mengunci pintu, aku mendengar derap langkah dari tangga. Ada yang menghampiriku.

"Kau sudah bangun? Biasanya kau selalu kesiangan"

Aku menoleh singkat padanya, ternyata itu Alden.
Aku segera mengunci apartemenku dan menghampirinya

"Padahal aku belum menghubungimu tapi kau sudah datang"
Ucapku sedikit tersipu padanya.Hari ini ia tampan sekali. Posturnya yang tinggi dan sangat berbeda denganku yang pendek, itu membuatku mengerti kenapa Ebina bisa menyukai Alden.

"Tidak apa apa, ayo"
Ia berjalan duluan di depanku, aku pun menyusulnya dengan lari kecil
Kami pun turun menuju lantai bawah, aku mengikutinya ternyata kami ke parkiran. Ia membawa kendaraan.
Ia membawa motor, oh tidak. Aku akan berboncengan dengannya?

"Ayo naik"
Alden yang sudah siap mengendarai motornya menunggu aku duduk di belakangnya

"A-apa tidak apa apa kalau tidak memakai helm?"
Tanyaku gugup

"Kau ini, Gedung Music Club tidak terlalu jauh dari sini dan tidak melewati lampu merah. Ayolah, kau ini seperti asing sekali. Cepat naik"

Aku pun mengikuti perintahnya, naik motor sport merah bersamanya, memegang ujung bajunya. Ia menoleh sedikit melihat tingkah ku, ia menyeringai tersenyum kecil padaku dan Alden pun menancapkan gasnya menuju gedung Music Club.

Di perjalana aku terus memikirkan harus bagaimana aku saat bertemu dengan teman Ebina. Aku sedikit mengingat info tentang tempat pelatihan itu juga, Music Club itu tempat berlatih anak anak berpotensi tinggi dalam hal bernyanyi dan sebagainya, tidak hanya penyanyi tapi juga dancer, seperti pelatihan Dance untuk siap mengikuti banyak acara di tv, perlombaan, atau audisi untuk agensi agensi ternama di korea.

Kami pun sampai hanya dalam waktu 15 menit, Alden tidak ngebut tapi memang jaraknya dekat.

Aku dan Alden memasuki koridor gedung, Dan kami masuk ke kelas yang sudah 'biasa' untuk 'mereka'

Aku melihat seisi ruangan dengan decak kagum dalam hatiku, baru kali ini aku memasuki gedung pelatihan ternama di seoul.

"Hey! itu mereka!"
Seketika aku menoleh pada salah satu gadis berambut pirang yang menunjuk ke arahku dan Alden.

Alden dan aku pun menghampiri murid tadi yang sedang bercengkrama dengan beberapa murid lain.

"Ebina sudah kembali? Huftt Bin kira saking betahnya di desa Ebina tidak mau kembali ke sini. Bin sudah mengirim ratusan sms pada Ebina kan"
Ucap gadis formal berambut pendek yang ternyata terus mengirim sms ke hp Ebina saat itu, namanya Bin.

Aku hanya tersenyum simpul pada merak, jujur saja aku tidak mengenal satu pun di antara 5 murid yang sedang menatapku sekarang kecuali Alden.

"Ya, apa kau membawa oleh oleh? Aku sudah menitipkan sesuatu padamu kan"
Sahut pria bertubuh agak kurus hampir setinggi Alden ini menegurku.

Never MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang