Sad on Me

534 48 2
                                    

"Ahh ga seru nih. Kau curang terus! Bagaimana aku bisa menang"

Cimin lagi lagi mengeluh karna keklahannya bermain arcade bersama Hobie.

Ya, hari ini aku dan teman teman pergi ke sebuah mall belanja sepulang latihan. Kecuali Alden, ia berpamitan tidak ikut karna ada rapat osis. Dan di sinilah kami menghabiskan waktu bersama bermain game di mall yang besar ini. Tapi Momo dan Bin? Mereka asik berbelanja melihat lihat baju. Aku bukan lah tipe orang yang suka belanja seperti mereka, aku lebih memeliluh ikut dengan Cimin dan Hobie ke arena bermain main game akarade yang tidak membosankan.

"Kau saja yang tidak jago main. Dari dulu kau kan selalu kalah dari aku haha"
Hobie mengejek Cimin yang kalaj darinya. Aku hanya terkekeh melihat tinghak mereka

"Biar aku yang mengalahkanmu"
Kini aku maju bertukar posisi dengan Cimin.

Game Akrade kali ini adalah bertarung menggunakan joystick yang sudah ada di mesin game ini. Satu lawan satu, aku bertarung mengalahkan karakter yang Hobie mainkan.

Terjadi pertarungan sengit antara kami (?) sampai keberikan yang kami buat karna saking semangatnya bermain game ini.

"Yeah! Aku menang lagii!"

Ini yang ke empat kalinya aku mengalahkan gamers unggul seperti Hobie.

"Kau lihat itu? Bagaimana bisa dia mwngalahkan ku?"
Hobie melongo karna kemenanganku, dia ini tidak terima kenyataan.

"Aku tidak percaya Ebina menfalahkan seorang Hobie. Sebelumnya kita pernah kalah oleh dia juga kan"
Cimin angkat bicara

"Dan belakangan ini kau selalu bermain game bersama kami. Sejak kapan kau suka bermain game?"

Hobie kembali bertanya, aku masih kegirangan mengambil hadiah yang aku dapat dari game ini.

"Harusnya kau pergi belanja saja sana bersama Momo dan Bin"
Cimin tampak cemburu melihatku mendapat banyak tiket yang bisa kutukarkan untuk mengambil hadiah ku.

"Benar. Biasanya kalau ke mall seperti ini kau paling semangat belanja? Tapi sekarang kau berubah drastis. Malah menolaknya mentah mentah dan jadi gamers seperti kita. Dan juga kau belajar dari mana bisa jadi handal bermain game?"

Hobie menjawab erkataan Cimin. Apa mereka curiga padaku?

"Memangnya mustahil untukku mengalahkan Hobie? Game akrade seperti ini juga semua bisa memenangkannya."

Aku membela diriku enteng

"Bukan itu maksudku. Tapi belakangan ini kau sungguh berbeda dari yang kami kenal. Kau merasakannya?"

Hobie menepuk pundak Cimin, membuatku menatap mereka kosong. Apa mereka mulai benar benar curiga padaku?

"Iya. Ebina yang dulu sangat manja dan kekanakan. Bahkan bermain game seperti ini harusnya kau tidak sudi untuk melakukannya"

Cimin seperti menceritakan kebenaran sifat Ebina yang manja dan sangat feminim tidak sepertiku yang lebih dewasa dan easy going.

"Ey kau terlalu melebih lebihkannya. Aku biasa biasa aja kok"

Aku mengalihkan pandanganku dari mereka yang menatap heran aku sekarang. Sungguh ini membuatku gugup sekali.

"Hey kalian. Apa belum puas bermain gamenya? Ini sudah sore. Ayo pulang"

Momo dan Bin datang kepada kami sambil membawa kantong belanjaan mereka. Membuat Hobie dan Cimin menoleh pada mereka. Mereka datang di saat yang tepat.

..........

Saat kami berjalan pulang keluar dari mall aku melirik jam tangan yang kukenakan.

"Ya ampun. Jam berapa ini?!"
Aku kaget karna tak terasa aku keasikan bermain sampai lupa kalau sekarang adalah jam kerja ku. Hari pertama menjadi pelayan di cafe kemarin.

Never MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang