DAVIAN POV
Sejak tadi pandanganku terus saja tertuju pada seorang gadis. Alexa viandra budiyono. Gadis yang sangat aku benci bagai mana tidak dia terus saja mengikutiku, terus saja mengangu hidupku dengan pandangan penuh harap aku membalas cintanya. Berbagai cara telah aku lakukan suapaya dia menjauh dari ku, dari tidak menanggapinya bahkan dengan cara kasar sekalipu. Tapi itu semua tidak ada pengaruhnya dia terus saja mengikutiku, meskipun kini tidak separah dulu tapi aku tau selama ini dia masih saja memperhatikanku dari jauh. Aku benar benar lelah dengan semua sikapnya. Mukin dengan cara halus bisa membuatnya pergi menjauh dariku.
' kau sendiri " ucapku pada viandra yang sedari asik dengan buku di tangannya.
"ya" ucapnya tanpa melepas pandangannya dari buku yang ada di tagannya.
" apakah selalu seperti ini, kau tak pernah menatap wajah orang yang tengah mengajakmu berbicara" ucapku
"ah maaf aku tidak bermak,,, da,,davin"ucapnya gugup aku pun tertawa melihatnya.
"davin,,, sejak kapan kau disini" ucapnya
'' sejak tadi, " ucapku
' benarkah " ucapnya lalu menutup buku yang dia pegang dan memasukannya kedalam tas.
" kau sendiri" tanyaku lagi
"ya" ucapnya dan melihat sekeliling
"kemana teman mu" ucapku dan menarik kursiku agar lebih dekat dengannya.
''ah dia sudah pulang duluan, bersama kekasihnya" ucapnya
"lalu kau" ucapku
"aku,,, aku sedang menunggu hujan redah"ucapnya lalu tersenyum padaku
" kau tidak membawa kendaraan" tanyaku
" tidak, lagi pula kos ku dekat dari sini, " ucapnya sedikit gugup karna sejak tadi aku terus saja menatapnya.
" ahh aku rasa hujan sudah seidikit reda, lebih baik aku pulang sebelum hujan kembali deras " ucapnya dan beranjak pergi. Tapi segra ku cegah.
" bukankah kau bilang tadi tidak membawa kendaraan "ucapku
' ah. Ya tapi aku membawa ini " ucapnya menunjukan payung yang ada di tangannya.
"lebih baik kau pulang bersama ku" ucapku
' ah tidak usah aku tidak ingin merepotkanmu, lebih baik aku pulang sendiri" ucapnya
"aku tidak merasa di repotkan, lagi pula kos kita satu arah" ucapku aku lihat hanya diam.
" apa lagi yang kau tunggu, ayo bukankah kau katakan kau ingin pulang tadi" ucapku. Aku liat dia berjalan kearahku. Dan masuk kedalam mobil yang aku bawa. Selama perjalannan tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya. Aku tau dia begitu gugup berada di dekatku. terbukti sejak tadi dia terus saja meremas jari jari tangannya.
" ada apa denganmu, apakah kau sakit " ucapku dan mengngam tantannya. Viandra tersentak atas perlakuanku menngengam tangannya.
"ti,,,ti..tidak aku baik baik saja "ucapnya gugup.
"benarkah, lalu kenapa wanjah mu berkeringat seperti ini " ucapku dan kini tanganku dengan bebas mengusap peluh yang ada dipipinya.
"ahh,,, aku tidak apa apa sungguh" ucapnya dan memperbaiki posisi duduknya.
"ahh baiklah" ucap lalu kembali fokus pada jalan. Sesekali aku tersenyum melihatnya. Ternyata mengodanya seperti ini sedikit menarik ucapku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, LOOK AT ME
Romancemencintaimu adalah suatu kesalahan terbesar yang penah aku lakukan. akan tetapi melupakan mu adalah hal tersulit untukku. karana sebesar apapun aku membencimu rasa cintaku lebih besar padamu. -viandra- membuatmu mencintiaku dan menghancurkan persaan...