PART ''MY CEO''

107 5 0
                                    


Setelah kelulusan itu aku putuskan untuk kembali ke kampung halaman kota ungu kalimantan. Dan semenjak itu juga aku tidak melihat davin saat kelulusanku waktu itu, aku berharap bisa melihatnya, dan dia mengucapkan selamat atas kelulusanku. tapi ternyata tidak. Aku tidak melihatnya sama sekali. Hingga saat ini jika di hitung hitung sudah hampir dua tahun lamanya dan bodohnya aku masih memikirkannya.

Kini aku bekerja di suatu perusaan yang berjalan di bidang perkebunan kelapa sawin PT BIM PERSERO. Sudah hampir satu tahun lamanya aku menjadi humas di perusahan ini. Aku fikir bekerja lebih menyenangkan dibanadingkan kuliah karna kita mendapatkan penghasilan. Tapi ternyata aku salah. Untuk mendapatkan penghasilan itu aku harus memeras otak dan tenagaku.

"kak kak" aku mendengar pitu depanku di ketok seseorang pasi alif. Ya aku tidak bekerja sendiri di sini omku juga bekerja di perusahaan ini. Itulah yang membuat mamah mengijikan aku bekerja di sini meskipun tempatnya jauh dari kota. Aku berjalan membuka pintu depan rumah ini jika sedikit saja aku terlambat maka alif akan memukulnya lebih keras.

" ya alif tunggu sebentar " ucapku padannya

"cepat kak' ucapnya tidak sabar meskipun usianya baru mengginjak tiga tahun tapi liahatlah bagaimana tingkahnya. Bahkan om dan tante kewalahan dengan tingkahnya. Sikapnya yang bebas berbeda terbalik dengan kakaknya surya yang lebih pendiam dan tenang.

"kenapa" ucapku saat membuka pintu untuknya. Alif langsung masuk kekamarku.

' kak lagi apa" tanyanya saat melihat leptopku yang ada di atas kasurku.

"lagi ngerjain tugas, alif mau ngapain kesini " tanyaku

"tadi mama bilang, kaka di suruh kerumah suruh makan" ucap alif aku pun menengok jam yang ada di atas nakas tempat tidurku. Sudah jam tujuh malam,Ternyata sudah waktunya makan malam. Sejak pulang tadi aku madi lalu kembali berkutat dengan tugas kantorku.

" ayo kita kerumah alif " ucapku dan membawanya dalam dekapanku

"darimana aja tadi " ucap tante saat aku memasuki rumahnya.

"ada di rumah, merevisi tugas kantor " ucapku

" tumben sepi " lanjutku

" ini masih jam tujuh jam satu jam lagi baru kedai ramai " ucap tante padaku " ayo makan" lanjutnya aku pun menuju meja makan. Disana sudah ada om yang tengah menikmati kopi hitamnya.

"dari mana aja , baru keluar vi " ucapnya

"dirumah om" ucapku

" bagaimana pekerjanmu" ucapnya

" aku harus merefisi beberapa file. Masalah sengketa tanah dengan penduduk setempat benar benar pelik. Mereka menuntut ganti rugi pada perusahaan tapi sampai saat ini dari perusahaan belum ada keputusan. Bahkan yang aku tau CEO perusaan ini tengah balik ke yogja. Karna keadaanya yang kurang baik" ucapku pada om.

" bukankah anak dari pak ALDO SANADA Sudah datang untuk menggantikan, " ucap om

'iya , maka dari itu aku harus merefisi beberapa file untuk rapat besok, dan hasil rapat besok lah, baru kita dapatkan keputusan berapa besar ganti rugi yang akan di berikan peruahaan kepada masyrakat setempat akan kita ketahui" ucapnya

" berapa besar yang mereka ingginka" tannya om

" mereka meminta satu juta lima ratus per meter kubiknya, tapi perusahaan hanya menyanggupi memberikan satu juta permeter kubiknya, dan itulah yang membuat kepalaku rasanya mau pecah. Om tau sedirikan negosiasi dengan masyarakat setempat itu sangat susah. Mereka tidak bisa berbicara dengan kepala dingin. Selalu dengan emosi" ucapku

PLEASE, LOOK AT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang