Part 3

42.4K 1.1K 30
                                    

Dafa POV

Ya Allah jantungku berdetak gak jelas gini hanya dengan mengingat senyumnya pagi tadi. Ya Allah apakah dia memang tulang rusuk yang telah Engkau siapkan untuk hamba ? Ya Allah mengapa tidak dari kemarin hamba Engkau pertemukan dengan dia ya Allah. Mungkin saja sekarang yang sedang berdampingan dengan hamba sebagai istri hamba adalah dia.

Nggak tahu ini otak dapat wangsit dari mana. Tiba tiba terlintas sebuah ide cemerlang untuk mendapatkan Dinda. Sebuah skenario untuk mendapatkan Dinda tapi kayaknya aku butuh bantuan Icha deh.

"Ichaaaa,,,,, !!! " Teriakku tepat di telinga kirinya.

"Dafaaaa !!!! Aku gk budeg !! Kenapa ?? " Jawabnya dengan garang

"Kamu harus mau nolongin aku supaya aku bisa deket sama Dinda." Ucapku dengan senyum licik dan alis kanan terangkt ke atas. Haha ekspresi khas yang selalu ku tunjukkan setiap ingin memanfaatkan sahabat unyu munyuk ku ini.

"Kenapa aku jadi kena ? "

"Karena seorang Delisa Restuningtyas adalah sahabat Redafa Putra Wicaksono yang terbaik." Ucapku sambil tersenyum lebar menskak Icha.

"Apa maumulah fa." Jawabnya ketus dan lansung beranjak pergi meninggalkanku sendiri yang bahagia banget karna berhasil membujuk Icha agar mau membantuku.

"Makasiiiiiih istriiku sayaaaang. Kamu emang istri yang baik." Teriakku saat melihat ia telah ada di depan pintu kamar. Hehehe aku suka sekali menggodanya seperti ini. Tapi nggak tahu kenapa tuh anak kayaknya agak sedih sehabis dari Berlin. Hmmm apa ntar tanya aja ya ? Sekalian aku pengen cerita ke dia tentang skenario tadi.

"̮ˆ⌣ˆ♥ˆ⌣ˆ"̮

Icha POV

Ya Allah bila dapat hamba akan meneteskan air mata saking terharunya. Kini di hadapan hamba telah berdiri seorang lelaki yang telah menyunting hati hamba sejak awal kami mengenal. Dan kini ia berdiri mengimami hamba dalam ibadah bersujud kepada-Mu untuk pertama kalinya sejak kami resmi menikah. Meski di setiap doa hamba selalu meminta agar hatinya berpaling kepada hamba namun baru kini hamba meminta pada-Mu tolong kabulkan apa segala doanya. Dan kuatkan hati hamba untuk merelakan separuh hati hamba agar ia mendapatkan kebahagiannya. Tolong lindungi hatinya dan tolong bahagiakan ia ya Allah. Jujur tak akan sanggup bagi hamba untuk terlepas dari imam hamba namun tak akan lebih sanggup lagi bila hamba harus melihat ia menderita. Maka tolong kuatkan hamba untuk membuatnya bahagia.

◦°☺☺⌣ Flashback on ⌣☺☺°◦

" Cha, kamu kenapa sih ?? Ada masalah ?? " Tanya Dafa saat makan malam. Ia bertanya sembari memakan makanannya dengan lahap. Dia doyan apa lapar ?? Makannya semangaat amat. Perasaan cuma ayam ungkep doang. Memang sudah berapa hari sih dia nggak makan ? Dasaar monyet makan gak kira.

" Kamu tanya sama aku nyet ?? "

" Memangnya ada orang selain kita di sini ya ?? Ya jelas aku tanya kamu dong istriku yang boloot. " Ucapnya dengan melotot gak jelas.

Cih sok galak padahal pasti ntar ngrengek ngrengek tuh kalau butuh. Dasar nyebelin.

"Biarin bolot !! Bolot bolot juga kamu nikahin."

"Untung cuma dinikahin belum dikawinin." Ucapnya berbisik namun msh dapat ku dengar.

" Eh apa tadi kamu bilang !? Dafa !? "

"Eng...enggak cha hehehe nggak ngomong apa apa kok udah ayo makan lagi ini ayam bikinanmu enak banget lho."

"Iih awas macem macem. Ku gantung di balkon apartmentmu sendiri baru kapok."

"Peace sayang peace." Dengan cengiran sok manisnya.

"Heh sayang sayang gundulmu peyang ?! Jangan pernah ngucapin sesuatu yang gak sesuai hatimu Tuan Dafa."

My Friend Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang