Icha POV
Kalau boleh jujur aku marah banget sama Dafa. Seenak jidat dia bawa Dinda kesini. Bagiku di rumah inilah aku merasa memiliki Dafa. Tapi kenapa Dafa bawa Dinda ke sini sih !!
Eh knapa akumarah ?? Ini kan apartment Dafa dan dia berhak dong buat ngundang orang k apartmentnya sendiri apalagi Dinda kan bisa dibilang calon istrinya kelak.
◦°☺☺⌣ ⌣☺☺°◦
"Eh kok udah ada banyak makanan ? Kayaknya tadi pagi aku belum sempet masak deh." Gumamku sendiri.
"Makanya kalo suami lagi ngomong didengerin dulu dong jeng." Dafa berjalan menuju meja makan dengan mata tetap terfokus ke layar HP di tangan kanannya.
"Maksudnya ini semua Dinda yang masak ?? " Tanyaku heran.
"Iya dong hehehe cobain deh cha masakan Dinda enak banget." Ucapnya antusias sembari mendekat ke arahku yang masih terpaku melihat semua makanan ini.
"Kok diem aja sih !? Ini enak lho ciyuus deh hehehe Dinda itu emang calon istri yang sempurna."
"Ciyas ciyus ciyas ciyus !! Inget umur dong fa !! Jijay kalik liat kamu udah om om tapi tetep berjiwa alay."
"Sialan lo cha om om gini tuh suami lo !! Jdi hormatin dong !!" ucapnya mengacak rambutku kasar.
"Kalo suami durhaka emang bener banget. Mana ada suami yang masukin cewek laen ke rumah." Lirihku
"Jadi kamu gak suka aku masukin Dinda ke rumah ??" Ya ampun kenapa keceplosan sih nih mulut
"Enggak githuu fa,,,, Maksud aku tuuh." Aku tergagap menjawab pertanyaannya karna aku tahu mata itu menuntut kejujuran dan aku gak pernah bisa berbohong kalo udah gini.
"Yaudah lah yaa aku juga gak mungkin bisa bohong sama kamu. Jujur emang aku gak suka kamu bawa Dinda ke rumah ini. Tapi seperti yang aku bilang ke kamu tadi Fa. Kamu bebas membawa siapapun karna ini rumah kamu. Yang suatu saat nanti juga akan menjadi rumah Dinda. Dan aku disini hanya sementara jadi aku gak berhak buat marah dong." Huuuft Tuhan tolong tahan air mata ini sebentar saja.
"̮ˆ⌣ˆ♥ˆ⌣ˆ"̮
Dafa POV
"Kalo suami durhaka emang bener banget. Mana ada suami yang masukin cewek laen ke rumah." Lirih Icha namun sayangnya masih terdengar jelas oleh pendengaranku. Apa selama ini Icha gak setuju aku mendekati Dinda ?
"Jadi kamu gak suka aku masukin Dinda ke rumah ??"
"Enggak githuu fa,,,, Maksud aku tuuh." Tanyaku menatapnya tajam seolah olah berkata aku menuntut jawaban jujur cha bukan kebohongan seperti kemarin kemarin. Sebenernya kamu tuh kenapa ?
"Huuufft Yaudah lah yaa aku juga gak mungkin bisa bohong sama kamu. Jujur emang aku gak suka kamu bawa Dinda ke rumah ini. Tapi seperti yang aku bilang ke kamu tadi Fa. Kamu bebas membawa siapapun karna ini rumah kamu. Yang suatu saat nanti juga akan menjadi rumah Dinda. Dan aku disini hanya sementara jadi aku gak berhak buat marah dong." Jujur ada rasa tak rela ketika mendengarnya mengucapkan akan pergi dari rumah ini. Gak tahu kenapa seperti ada daging yang tersayat di dadaku memikirkan ia akan pergi dengan pria lain. Tapi kenapa aku mesti sedih ? Apa aku jatuh cinta sama Icha ? Kayaknya enggak mungkin deh. Ini pasti cuma karena sifat over protective ku lagi kambuh aja. Tapi kalo dilihat lihat Icha manis juga ya. Bibir merah muda alami yang hanya ia beri lipglos ketika berangkat kerja. Bulu matanya lentik dan hitam pokoknya bulu mata badai halilintar melambai lambainya mbak syahrini kalah sama bulu matanya munyukku. Aduh betapa indahnya makhluk-Mu yang satu ini ya Allah. Tanpa sadar tanganku merengkuhnya kedalam pelukanku. Membelai rambut hitamnya yang bergelombang. Menghirup aroma shampo khas dari Delisa Restuningtyas. "Kamu tahu gak cha, mulai sekarang aku gak akan ngebiarin tempat ini terkontaminasi dengan kenangan selain aku dan kamu. Karna ini adalah rumah kita, rumah Ferdafa Putra Wicaksono dan Delisa Restuningtyas. Kalaupun nanti kita bercerai dan aku berjodoh dengan Dinda, aku tidak akan merusak kenangan kita di rumah ini. Aku akan pindah dari sini agar kenangan kita tetap abadi di rumah ini. Kenangan antara Ferdafa Putra Wicaksono dan Delis Restuningtyas." Ucapku sembari mengecup keningnya lembut. Jujur aku bingung dengan diriku sendiri kenapa aku bisa merasakan sakit saat mengatakan kata cerai tadi.
"̮ˆ⌣ˆ♥ˆ⌣ˆ"̮
Icha POV
Ya Allah begitu manisnya ia saat sedang terlelap seperti ini. Sebenarnya dari tadi aku belum tidur. Aku cuma pura pura tidur menunggu hingga Dafa benar benar terlelap dan aku dapat melakukan hobiku dengan bebas yaitu memandangi wajahnya. "Kamu udah tidurkan monyet ? Kamu curang nyet gara gara kamu gak bisa tidur Dafa jelek." Ucapku berbisik sambil memainkan rambutnya. "Kamu tahu gak sih fa ? Semua kata katamu selalu berdampak untuk kelangsungan hatiku. Jujur sebagian hatiku berbunga bunga dan terharu karna kamu memperlakukanku begitu spesial namun ada saat ketika kata cerai itu terucap darimu seperti ada sebuah tamparan yang membawaku ke alam nyata bahwa suatu saat kamu akan pergi dri hidupku, bahwa suatu hari nanti mata ini tak akan melihat wajah tampannya setiap hari setiap malam seperti ini."
"̮ˆ⌣ˆ♥ˆ⌣ˆ"̮
Icha POV
"Cha, kamu ada hubungan apa sama pak Andre ?" Tuduh Dafa tiba tiba masuk ke ruangan kerjaku. Dasar monyet gak sopan !!
"Hubungan apa sih fa ?? Aku sama Pak Andre cuma rekan kerja biasa."
"Biasa dari mana cha !? Mana ada rekan bisnis ngajak makan siang bareng !! Mending kamu ikut makan siang bareng aku sama Dinda aja yuk." Haduuh daripada makan ati makan bareng mereka berdua. Mending aku makan sama pak andre aja deh.
"Yagapap dong fa. Emang ada masalah buat kamu kalo aku deket sama pak Andre ?? Mungkin aja dia tertarik sama aku trus lagi usaha PDKT sama aku." Ucapku dengan nada sok bangga. Hahahaha gak tahu ini khayalan atau sungguhan, barusan aku melihat kilat cemburu di mata Dafa. Ya Allah gakpapa ya kalo saya kePDan dikit dengan ngerasa Dafa punya rasa cemburu ke saya.
"Salah dong !! Bagaimanapun kamu istri aku."
"Trus gimana sama kamu ?? "
"Aku ?? Emangnya aku kenapa ??"
"Aku sebagai ISTRI gak boleh deket sama pak Andre trus kamu sebagai SUAMI aku kenapa deket dan bahkan berniat menikahinya setelah kita bercerai ??" Ucapku sarkastik sedangkan Dafa hanya diam dengan tampang bersalahnya itu.
"Kamu tahu gak fa kalo kamu tuh E G O I S !! " Aku berlalu meninggalkannya yang mematung di ruanganku. Jujur aku merasa dalam titik paling jenuh dalam sebuah kepura puraan.
◦°☺☺⌣ ⌣☺☺°◦
"Maaf saya terlambat pak Andre. Apa bapak sudah lama menunggu ?"
"Gpp cha, eh maaf saya lancang manggil kamu Icha."
"Hahaha,,, gpp pak santai aja. Bapak boleh kok manggil saya Icha."
"Syukur deh kalo begitu. Oh iya kamu juga tolong panggil saya Andre aja ya. Kan umur kita gak jauh jauh amat cha." Ucapnya tersenyum manis.
"Siaap deh boss !! Mmmm udah pesen makanan dre ??"
"Belum, nungguin di pesenin sama kamu."
"Haduh ternyata seorang Andreas Feandika bisa manja juga yaaa." Godaku sambil menyipitkan mata.
"Iya dong, bagaimanapun udah sifat dasar anak terakhir yang selalu ingin dimanja."
"Yaudah bentar tak pesenin dulu."
Selama makan siang aku dan Andre membincangkan banyak hal. Ternyata dia anak terakhir dari tiga bersaudara. Andre mempunyai dua orang kakak perempuan dan dua duanya telah berkeluarga. Hanya tinggal dia yang dikejar kejar ibuknya untuk menikah. Sebenernya Andre bukanlah cowok golongan yang sulit mendapatkan perhatian cewek. Secara gitu, wajah ganteng pekerjaan amat sangat mapan usia sudah matang dan kalo dilihat liat dia baik kok orangnya. Jadi aku yakin di dunia ini pasti banyak cewek yang dengan sukarela buat menjadi pendamping hidupnya, bahkan aku mau kok jadi pendamping hidupnya seandainya saja hati ini belum terisi.
TBC
Dalam diam aku mencintaimu utuh tak tersentuh ~ ICHA
Aku harus belajar menjaga hati ini agar tetap berada d daerah yang aman untk kita berdua ~ DAFA
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend Is My Husband
RomansaIcha dan Dafa bersahabat sejak SMP. Mereka terjebak dalam suatu pernikahan yang tidak di dasari oleh cinta dari keduanya. Akankah hidup mereka berjalan dengan lancar meskipun Dafa adalah playboy sejati ??