Icha POV
Ya ampun ternyata capek banget ya ngadepin klien sendirian. Untung dulu aku sering ikut Dafa meeting sebelum dia punya sekertaris. Paling gak ada beberapa ilmu yang bisa terpakai buat ngeyakinin Pak Andre agar mau bekerja sama dengan perusahan kami. Yaaah walaupun dengan kesabaran sangat ekstra tapi untungnya berbuah manis. Mungkin tinggal tunggu waktu yang tepat untuk meresmikan kerjasama kami. Namun bila dilihat dari pertemuan tadi aku yakin 80% tender ini telah jatuh ke tangan perusahaan kami. Huuuft leganya udah sampe rumah.
"̮ˆ⌣ˆ♥ˆ⌣ˆ"̮
Rencanaku hari ini sampe apartment langsung mandi terus tidur ah.
"Ichaaaaaaa" teriak seseorang ketika aku membuka pintu apartment. Orang bodoh itu langsung menyambutku dengan pelukan hangat yang sangat kurindukan. Aroma tubuh yang sudah lama tidak ku cium secara langsung dari orangnya. Jujur saja akhir akhir ini ketika merindukannya diam diam aku selalu mencium aroma jasnya ketika dia pulang kantor.
Tapi kenapa dia tiba tiba meluk aku gini sih ? Gak biasa biasanya. Apa jangan jangan dia kangen sama aku kayak aku yang kangen banget sama dia.
"Cha, makasih ya. Aku tahu kamu yang ngatur ini semua supaya aku bisa deket sama Dinda." Ia berbisik tepat d telinga kananku sementara aku masih asik menenggelamkan wajah didadanya yang bidang.
DEG
Ya ampun Icha kenapa kamu bisa mikir kalo Dafa berubah pikiran dan mulai melirikmu. Buang cha buang jauh jauh pikiran naif itu.
Ku lepaskan pelukannya meskipun masih belum rela. Kutatap matanya yang berbinar bahagia. Dafa kamu bisa ngliat gak sih kalo di mata ini ada sudut hati yang teriris tiap melihatmu bahagia karna Dinda.
"Iya Dafa sama sama. Gimana ?? aku pinterkan ?? Ideku tuh lebih cerdas daripada ide jadul abstrak gak jelas buatanmu itu."
"Eh ide aku tuh cerdas cha !! Cuma agak jadul dikit sih hehehe" lelaki bodoh ini menggaruk belakang kepalanya yang aku yakini gak gatal sama sekali.
"Bukan agak tapi jaduuul banget nyet !? Tapi tenang monyetku yang jadul aku bakalan ada di samping kamu sampe nanti si Dinda jatuh kepelukan kamu." Kataku sambil menepuk nepuk dada bidangnya yang terbungkus kaos polo berwarna putih.
"Eh haruus dong !! Dan kalaupun Dinda udah ada di pelukan aku kamu tetep harus ada di jarak pandangku cha. Emang kamu pikir kamu mau kemana ??"
Ucapnya polos sambil tersenyum sok imut khas anak anak.
DEG DEG DEG
Iya ya emang aku mau kemana ? Kalau hidup dan senyumku ada di kamu lantas aku harus kemana, pikirku sejenak.
Yaelah ini jantung kenapa gak bisa diem sih. Biasa aja kek, Dafa kan cuma pengen selalu ada di samping sahabatnya. Inget cuma S.A.H.A.B.A.T cha gak lebih. Ini gara gara Dafa sih. Dasar monyet sial playboy brambang bawang !!!
Apa dia gak tahu seberapa hebat dampak kata kata asalnya itu buat kelangsungan jantungku.
Ya Allah apakah hamba selamanya harus berada dekat dengannya dan selalu menyiksa batin hamba sendiri seperti ini. Apakah tak akan pernah ada waktu bagi hamba untuk menjauh darinya dan melupakan segala tentangnya.
"Dasaar egois !! " Sungutku sambil menunduk menyembunyikan wajahku yang pastinya merona gara gara si bodoh ini.
"Gpp egois. Yang penting si munyuk tetep di sampingku, hatiku udah tentrem."
"Eh kok tentrem ? Emang kenapa kalo aku gak ada ?" Ya ampun jangan sampe di PHP lagi hatiku.
"Iya dong cha !! Kamu gak inget terakhir aku ninggalin kamu ke Bali buat study tour selama 2 minggu cha cuma 2 minggu tapi kamu udah masuk rumah sakit gara gara jatuh dari sepeda motor."
"Trus hubungannya apa ?" Jawabku bingung.
"Kamu biasanya kan aku goncengin tiap hari cha. Dan selama bareng aku kamu gpp sehat walafiat malah." Ucapnya murung "Itu berarti kamu emang gak bisa jaga diri munyukku sayang. Jadi kamu gak boleh jauh jauh dari aku." Lanjutnya sambil memelukku sayang.
Ya Tuhan begitu banyak pelukan begitu banyak rasa sakitku hari ini.
Aku harus cepet cepet pergi nih sebelum hatiku jatuh lagi. Duuuh gusti sakitnya kalo aku inget semua yang dia bilang karna dia hanya menganggap aku seorang adik.
"Fa, kamu pengen aku masakin apa ?" Gumamku saat di pelukannya.
"Enggak usah cha. Aku udah makan tadi sama Dinda."
"Lhoh tadikan makan siang fa. Ini udah waktunya makan malam lho. Aku gak mau kamu sakit faa !!! Nyusahin aku tahu gak !?" Ucapku sedikit menjauh darinya agar dapat melihat wajahnya.
"Hehehe sini deh aku critain." Dia menariku menuju sofa ruang tamu.
"Emang mau crita apa ?? Pasti tentang Dinda yaaa. Eh cieee kenapa senyum senyum sendiri,,, hahahaha tuuuh liat kaca gih sana ada monyet muka merah lho !?" Senyummu manis Fa. Seperti biasanya selalu manis dan selalu bukan untukku.
"̮ˆ⌣ˆ♥ˆ⌣ˆ"̮
Dafa POV
Satu kata untuk hari ini yaitu indah. Dan hari ini aku pengen banget cerita ke Icha gimana hariku bareng si Dinda.
"Ichaaa !! Berhenti dong aku kan malu." Kalo ada orang yang tanya munyuk mana sih yang paling nakal dan gemesin d dunia. Maka aku adalah orang pertama yng akan meneriakkan nama Delisa Restuningtyas. Hehehe dia adalah munyukku sayang.
Jujur aku ngelihat ada rasa sakit di kedua matanya tadi eh bukan cuma tadi tapi sejak dulu sejak kami kembali dari Berlin.
"Tadi Dinda mampir ke sini."
"Haa, tadi Dinda ke sini ?"
"Iya, memangnya kenapa ? Apa kamu gak suka ?"
"Eh enggak kok. Ini kan apartment kamu jadi kamu bebas mau bawa siapa aja kesini." Jawabnya dengan senyum dipaksakan.
"Kamu kenapa sih cha ? Kamu tahu ini apartment kita berdua sejak kita menikah. Semuanya sejak tanggal 22 Mei 2013 barang barang yang kupunya adalah milik kita."
"Iya semuanya." Ejanya dengan lirih namun masih dapatku dengar.
Sebelum aku membuka mulut Icha malah mengerintupsi
"Eh bentar ya aku mau masak ini udah mau maghrib fa." Ucapnya pergi tanpa menoleh lagi.
Kamu kenapa sih cha batinku dalam hati.
TBC,,,,,,,
Namun pernahkah terpintas di otakmu bahwa yang kumau itu dari kita adalah Cinta Kita dan bukan hanya cintaku sendiri. ~ Icha
Kalaupun aku sudah menikah dengan orang yang kucintai kelak aku tetap akan melindungi dan menjaga sahabatku bagaimanapun keadaannya kelak bagi kami berdua ~ Dafa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend Is My Husband
RomanceIcha dan Dafa bersahabat sejak SMP. Mereka terjebak dalam suatu pernikahan yang tidak di dasari oleh cinta dari keduanya. Akankah hidup mereka berjalan dengan lancar meskipun Dafa adalah playboy sejati ??