Hertz 12

1.7K 264 50
                                    

Hertz 12

--

Heathrow International Airport.

Disinikan sekarang Zedd berada, mengantar kepergian kekasihnya yang akan menetap di Australia. Ya, gadis bernama Alicia itu kini sudah setuju dengan keputusan ayahnya yang semula ia tolak. Berkat kejadian di rumah sakit beberapa hari lalu, Zedd akhirnya berhasil membujuk gadisnya itu untuk merubah keputusannya.

/flashback on/

"Hanya saja aku tak ingat tentang 'kita' "

Tujuh kata yang meluncur dari mulut seorang lelaki yang terpasang jarum infus di tangannya itu sukses membuat bibir Alicia bergetar. Mata cokelatnya menatap lelaki itu lekat-lekat seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Kepalanya menggeleng seraya dengan otaknya yang berusaha mengusir hal negatif yang merasuki pikirannya.

"Tidak, Zedd. Kau--kau tidak mungkin melupakan tentang kita.."gadis itu tersenyum kecut. "Pasti kau hanya bercanda.. Sama sekali tidak lucu Zedd.."

Ekpresi wajah Zedd seketika berubah menjadi semakin sulit diartikan. Ia menghela nafasnya panjang, "Ti--tidak, Al. Aku serius.."

"Tidak.. Aku tahu kau sedang berbohong,Zedd.."

"Ti--"

Belum Zedd menyelesaikan perkataannya, Alicia sudah kembali membuka mulutnya. "Baiklah jika kau tidak mau menghentikan kebohongan mu, lebih baik aku pergi saja.."kata Alicia dengan tenang setelah sebelumnya gadis itu menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan. Ia pun memutar balik kursi rodanya.

"Maaf, tapi aku benar-benar tidak berbohong, Al.. Aku serius"ucap Zedd
berbohong. Ya, sebenarnya lelaki itu tengah bersandiwara demi membuat Alicia menyetujui keputusan Luke Hemmings. Ia tak ingin Alicia membantah perintah ayah kandungnya demi dirinya yang belum tentu akan menjadi keluarganya. Kita tak tahu yang namanya takdir, bukan?

Alicia mulai menjalankan kursi rodanya perlahan. Raut wajahnya menunjukkan kalau ia berharap Zedd akan berteriak memanggil namanya dan mengakui sandiwara nya. Kalian mungkin akan bertanya bagaimana Alicia bisa tahu kalau kekasihnya itu tengah berbohong? Tentu saja mudah bagi gadis itu untuk mengetahuinya. Alasan pertama adalah karena dia mahasiswi psikologi, dan kedua adalah karena ia sudah sangat mengenal Zedd. Maksudku, ia sudah sangat tau jika Zedd sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Gadis itu sudah tiba di depan pintu, namun Zedd tak kunjung memanggil namanya. Cukup kecewa sebenarnya, tapi gadismu itu memilih untuk tersenyum positif. Ia kembali melihat kearah Zedd yang kini sedang menatapnya nanar.

"Kalau kau ingin bertemu denganku lagi, jangan temui aku di rumah ya.."ucapnya lembut sambil tersenyum.

"Ma--maksudmu?"kedua alis Zedd saling bertautan tanda bahwa lelaki itu sedang kebingungan.

"Iya"Alicia mengangguk mantap. "Temui aku di gundukan tanah tepat di sebelah makam Bianca"

Zedd terdiam sejenak, mencoba mencerna perkataan Alicia yang cukup membuatnya semakin bingung. Gundukan tanah?apa maksudnya? Benaknya bertanya-tanya. Jangan-jangan.... Alicia berniat bunuh diri.....
Saat itu juga tubuhnya menegang dan ekspresi wajahnya berubah drastis, seperti berkata 'tidak.. ini tidak boleh terjadi'

Sementara gadis yang berada di kursi roda kini hanya bisa tersenyum tipis penuh kemenangan ketika kekasihnya kembali memanggil namanya.

"Alicia, tunggu.. "Zedd menurunkan kedua kakinya dari ranjang ke sebelah tiang penyangga botol infus. Perlahan tapi pasti, ia melangkahkan kakinya dan menuntun tiang penyangga infus itu mendekati Alicia. "Baiklah, aku mengaku.."ucapnya lirih ketika ia tiba di hadapan gadis yang berhasil mencuri hatinya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hertz // g.c and a.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang